Teisme agnostis

Teisme agnostis adalah pandangan filosofis yang mencakup baik teisme dan agnostisisme.

Teisme agnostis adalah pandangan filosofis yang mencakup baik teisme dan agnostisisme. Penganut teisme agnostik mempercayai keberadaan setidaknya satu Tuhan, namun mengganggap bahwa dasar dari kepercayaan ini merupakan sesuatu yang pada dasarnya tidak memungkinkan untuk dipahami atau diketahui secara pasti.[1]

Pandangan teisme agnostis

sunting

Terdapat berbagai aliran kepercayaan yang tercakup dalam teisme agnostik, seperti fideisme, namun tidak semua penganut teisme agnostis adalah fideis. Agnostisisme sendiri lebih merupakan pandangan yang bersifat filosofis daripada religius, serta tidak mengingkari kepercayaan terhadap Tuhan; karenanya, teisme agnostis sesuai dengan sebagian besar pandangan teistik.

Pemahaman filosofis klasik mengenai pengetahuan adalah bahwa pengetahuan adalah keyakinan yang dibenarkan. Teisme agnostik dapat ditafsirkan sebagai pengakuan bahwa adalah tidak mungkin untuk memberikan pembenaran/justifikasi terhadap iman seseorang pada Tuhan sehingga dapat dipandang sebagai 'pengetahuan'. Hal ini dapat disebabkan karena kepercayaan dalam agama memerlukan adanya iman dari penganutnya, atau akibat pengaruh adanya kritik dari segi ilmiah atau filosofis.

Filsuf Søren Kierkegaard menyatakan bahwa adalah tidak mungkin manusia mendapatkan pengetahuan tentang Tuhan, dan karenanya jalan pikiran penganut teisme adalah: "Jika aku dapat memahami Tuhan secara objektif, maka itu bukan iman; namun karena aku tidak bisa memahami itulah, aku beriman."[2]

Penganut agnostisisme Kristen mempraktikkan bentuk agnostisisme tersendiri yang hanya diterapkan pada sifat-sifat Tuhan. Mereka meyakini bahwa sangat sulit—atau bahkan tidak mungkin—untuk sepenuhnya yakin mengenai hal-hal ilahi di luar gagasan-gagasan dasar iman Kristen. Mereka memercayai bahwa Tuhan itu ada, bahwa Yesus memiliki relasi yang istimewa dengan-Nya dan bersifat Ilahi dalam hal tertentu, serta bahwa Tuhan harus disembah. Sistem kepercayaan ini berakar dari agama Yahudi dan masa-masa Gereja perdana.[3]

Referensi

sunting
  1. ^ Smith, George H (1979). Atheism: The Case Against God. hlm. 10-11. Properly considered, agnosticism is not a third alternative to theism and atheism because it is concerned with a different aspect of religious belief. Theism and atheism refer to the presence or absence of belief in a god; agnosticism refers to the impossibility of knowledge with regard to a god or supernatural being. The term "agnostic" does not, in itself, indicate whether or not one believes in a god. Agnosticism can be either theistic or atheistic. 
  2. ^ Kierkegaard, Søren. Concluding Unscientific Postscript to Philosophical Fragments. 
  3. ^ Weatherhead, Leslie (1972). The Christian Agnostic. Abingdon Press. ISBN 978-0-687-06977-4.