Tartuffe
Tartuffe adalah judul lakon komedi karya Molière dan merupakan karya panggung yang paling terkenal. Lakon ini pertama kali dipentaskan pada tahun 1664 di sebuah fête yang diadakan di Versailles. Pementasan pertama langsung di sensor karena protes dari para dévots (kaum agamis), yang sangat berpengaruh pada masa pemerintahan Raja Louis XIV. Meskipun sang Raja sebetulnya tidak berniat melarang pementasan teater tersebut, dia akhirnya menyerah kepada desakan kaum dévots. Kata dévots merujuk kepada mereka yang mengaku sebagai orang-orang yang religius, tetapi seperti yang ditunjukkan Molière dalam Tartuffe, orang-orang ini sebenarnya bersikap munafik.
Tokoh-tokoh Utama
sunting- Madame Pernelle, ibu Orgon
- Orgon, kepala keluarga dan suami Elmire
- Elmire, istri kedua Orgon
- Damis, putra Orgon
- Mariane, putri Orgon, tunangan Valère
- Valère, kekasih Mariane
- Cléante, saudara laki-laki Elmire
- Tartuffe, seorang pria yang pura-pura religius guna menipu Orgon dan Mme. Pernelle
- Dorine, pelayan dan teman Mariane,
- Monsieur Loyal, seorang petugas atau juru sita
- Un exempt (hamba Raja)
- Flipote, pelayan Madame Pernelle (tanpa dialog)
- Laurent, pelayan Tartuffe (mungkin tidak hadir, atau ada tetapi tanpa dialog)
- Argas, teman Orgon; mempercayakan kepada Orgon dokumen yang dicuri dan digunakan Tartuffe untuk menekan Orgon (tidak dimunculkan, hanya dibicarakan. Banyak tokoh yang seperti ini - dibicarakan, tetapi tidak dimunculkan.)
Latar kisah: Paris, 1660-an, rumah Orgon
Sinopsis ringkas
suntingTartuffe adalah seorang pria yang memiliki ilmu dan semangat religius yang dalam. Namun, Tartuffe adalah seorang munafik yang licik. Tartuffe membiarkan Orgon menggunakan kekuasaannya sebagai kepala keluarga terhadap orang lain. Ketika kebohongan Tartuffe terungkap dan Orgon mengusirnya, Tartuffe sudah menguasai hak hukum atas harta dan keluarga Orgon, ia hampir saja merampas semua harta kekayaan Orgon serta menikahi putri Orgon — semua atas perbuatan Orgon sendiri. Pada saat-saat terakhir, Raja muncul memberikan pertolongan, kemudian Tartuffe dihukum masuk penjara.
Karena hal ini, kata Tartuffe dipakai dalam bahasa Prancis kontemporer dan juga dalam bahasa Inggris untuk menunjukkan orang munafik yang secara blak-blakan dan berlebihan menunjukkan kesucian diri, terutama dalam beragama.
Keseluruhan naskah panggung ini ditulis dengan bait 12 silabus (alexandrine) dengan kuplet yang berima.
Sinopsis panjang
suntingKeluarga Orgon sangat marah karena Orgon dan ibunya telah jatuh dalam pengaruh Tartuffe, seorang penipu agama dan seorang gelandangan yang sebelumnya pernah ditolong Orgon. Tartuffe berpura-pura religius dan mampu bicara dengan Tuhan, sehingga Orgon dan ibunya tidak pernah melakukan sesuatu tanpa meminta nasihat Tartuffe lebih dulu. Bahkan bisa dibilang bahwa Orgon benar-benar terobsesi pada Tartuffe, seperti yang ditunjukkan pada Babak I, Adegan 5.
Anggota keluarga yang lain dan kerabat mereka tidak tertipu oleh muslihat Tartuffe dan membencinya. Keadaan jadi makin genting saat Orgon mengumumkan bahwa dia akan menikahkan Tartuffe dengan putrinya Mariane yang sudah bertunangan dengan Valère. Mariane, marah mendengar berita ini dan anggota keluarga yang lain tersadar bahwa Tartuffe telah memasukkan dirinya sedemikian rupa ke dalam keluarga mereka.
Dalam usaha menunjukkan betapa buruknya Tartuffe yang sebenarnya pada Orgon, keluarganya membuat rencana untuk menjebak Tartuffe agar mengakui hasratnya terhadap Elmire. Sebagai seorang yang taat beribadah dan seorang tamu, Tartuffe tidak boleh memiliki perasaan semacam itu terhadap nyonya rumah. Keluarga itu berharap setelah pengakuan Tartuffe, Orgon akan mengusir Tartuffe dari rumah tersebut. Betul, Tartuffe memang mencoba merayu Elmire, tetapi pembicaraan mereka terputus ketika anak Elmire, Damis, yang dari tadi mencuri dengar, tidak tahan lagi dan keluar dari tempat persembunyiannya untuk menghajar Tartuffe.
Tartuffe awalnya terkejut, tetapi dengan segera menenangkan diri. Ketika Orgon masuk ke kamar tersebut dan Damis dengan penuh kemenangan menceritakan apa yang terjadi, Tartuffe menggunakan psikologi terbalik dan menuduh dirinya sendiri sebagai pendosa terbesar:
- Oui, mon frère, je suis un méchant, un coupable.
- Un malheureux pécheur tout plein d'iniquité
- (Ya, saudaraku, aku memang jahat sejahat-jahatnya,
- Bersalah, penuh dengki dan dosa) (III.vi).
Orgon malah yakin Damis berbohong, lalu mengusirnya dari rumah. Bahkan, untuk memberi pelajaran pada Damis, Tartuffe membuat Orgon memerintahkan dirinya untuk lebih sering berada di dekat Elmire. Sebagai hadiah untuk Tartuffe dan hukuman kepada Damis dan anggota keluarganya yang lain, Orgon menyerahkan hak kepemilikan harta duniawinya kepada Tartuffe.
Di adegan selanjutnya, Elmire kembali menantang Orgon untuk menjadi saksi dari pertemuannya dengan Tartuffe. Orgon yang mudah dibujuk memutuskan untuk bersembunyi di bawah meja di kamar yang sama, dia yakin bahwa Elmire pasti salah. Tentu saja, yang dia dengar malah Elmire menolak rayuan-rayuan Tartuffe yang amat tidak senonoh. Ketika Tartuffe benar-benar sudah keterlaluan dan hampir saja memaksakan nafsunya kepada Elmire, Orgon keluar dari bawah meja dan memerintahkan Tartuffe agar keluar dari rumahnya.
Namun tamu yang licik ini tidak mau pergi, Tartuffe akhirnya memakai kartu andalannya. Diungkapkan bahwa pada awalnya, sebelum kejadian-kejadian yang terjadi dalam kisah ini berlangsung, Orgon menceritakan pada Tartuffe bahwa dia memiliki sebuah kotak berisi surat-surat yang memberatkan secara hukum (ditulis oleh temannya, bukan oleh Orgon). Tartuffe telah mengambil kotak ini dan sekarang memberitahu Orgon bahwa dia harus meninggalkan rumah itu kalau tidak mau rahasianya dibongkar. Tartuffe lalu pergi dan keluarga Orgon sibuk mencari jalan keluar dari masalah ini.
Tak lama kemudian, Tartuffe muncul dengan seorang perwira polisi untuk memulai pengusiran. Namun yang membuat kaget Tartuffe, polisi itu malah meringkus dirinya. Rupanya Raja Louis XIV (namanya tidak disebutkan dalam pertunjukan tersebut) telah mendengar mengenai kesewenang-wenangan yang terjadi di rumah tersebut dan memutuskan untuk menangkap Tartuffe. Bahkan Madame Pernelle kali ini juga yakin atas kebusukan Tartuffe, Orgon sekeluarga bersyukur bahwa mereka berhasil lolos dari bencana menyerahkan rumah mereka kepada seorang pria dengan catatan kejahatan yang panjang, yang sering kali mengubah namanya agar tidak tertangkap.
Kontroversi seputar lakon
suntingMeskipun diterima dengan baik oleh khalayak umum dan bahkan oleh Louis XIV, Tartuffe langsung memicu perdebatan dari berbagai kelompok yang tersinggung oleh lakon tersebut. Kelompok-kelompok yang menentang karya Molère ini antara lain Gereja Katolik Roma, anggota kalangan atas Prancis, dan organisasi bawah tanah terkenal yang bernama Compagnie du Saint-Sacrement. Popularitas Tartuffe terhenti ketika Uskup Agung Paris mengeluarkan dekret yang menyatakan siapapun yang menonton, memainkan, atau membaca naskah tersebut tidak akan diakui lagi sebagai anggota jemaat. Molière mencoba meredakan amarah petinggi-petinggi gereja dengan menulis ulang naskahnya sehingga terkesan lebih sekuler dan tidak mengkritik agama, tetapi pihak Gereja tidak tergerak. Versi revisi naskah tersebut berjudul L'imposteur dan memiliki tokoh utama bernama Panulphe, bukan Tartuffe. Sepanjang perseteruan Molière dengan pihak Gereja, Louis XIV tetap menyokong sang dramawan; mungkin saja tanpa dukungan Raja, Molière sudah dihukum mati karena dianggap murtad. Pada tahun 1669, sesudah lawan-lawan Molière kehilangan pengaruh mereka, dia akhirnya diperbolehkan mementaskan versi terakhir dari karyanya tersebut. Namun mengingat kontroversi yang ditimbulkan oleh Tartuffe, Molière biasanya menahan diri untuk tidak lagi menulis naskah-naskah yang setajam ini.[1]
Molière menanggapi berbagai kritik terhadap Tartuffe pada tahun 1667 dengan tulisannya Lettre sur la comédie de l'Imposteur. Dia membela naskah dan pendekatannya terhadap komedi secara umum dengan menggarisbawahi nilai komedi dari pertukaran peran antara yang buruk dengan yang baik, yang benar dan yang salah, serta yang bijak dan yang dungu. Justru unsur-unsur humor inilah yang menonjolkan apa yang sesungguhnya masuk akal. Dalam Lettre tersebut dia menuliskan:
The comic is the outward and visible form that nature's bounty has attached to everything unreasonable, so that we should see, and avoid, it. To know the comic we must know the rational, of which it denotes the absence and we must see wherein the rational consists . . . incongruity is the heart of the comic . . . it follows that all lying, disguise, cheating, dissimulation, all outward show different from the reality, all contradiction in fact between actions that proceed from a single source, all this is in essence comic. (Kelucuan adalah bentuk luar dan tampak yang diberikan alam kepada segala sesuatu yang tidak masuk akal, agar kita bisa melihat, dan menghindari, hal itu. Untuk mengetahui yang lucu kita harus mengetahui yang masuk akal, yang tidak memiliki kelucuan dan bisa terlihat di dalamnya ada yang masuk akal . . . ketidakcocokan adalah hakikat dari kelucuan . . . artinya semua kebohongan, penyamaran, penipuan, pemalsuan, semua penampakan luar yang berbeda dengan kenyataannya, semua kontradiksi dalam kenyataan dengan tindakan yang berasal dari satu sumber, semua ini pada intinya adalah kelucuan.)
Saduran
suntingProduksi panggung dari terjemahan Tartuffe oleh Richard Wilbur dipentaskan di Circle in the Square Theatre pada tahun 1977 dan dipentaskan ulang untuk tayangan televisi pada tahun berikutnya di PBS, dengan Donald Moffat menggantikan John Wood sebagai Tartuffe, dan juga dibintangi Tammy Grimes dan Patricia Elliott.
Liz Lochhead menerjemahkan dan menyadur Tartuffe ke dalam bahasa Skotlandia pada tahun 1985; pementasan ini dibuka di Edinburgh Royal Lyceum pada tahun 1987 dan dipentaskan ulang di tempat yang sama pada tanggal 7 Januari 2006.
Sebuah versi dipentaskan di National Theatre di London, Inggris pada tahun 1990 oleh Tara Arts Theatre Company. Versi Tara Arts ini berbahasa Inggris tetapi digubah menjadi bentuk teater India, berlatarkan istana Aurangazeb dan dimulai dengan salam dalam bahasa Urdu.
Sebuah terjemahan dalam bahasa Inggris modern oleh dramawan Ranjit Bolt, diterbitkan oleh Absolute Classics, 1991 (ISBN 0-948230-50-9) telah dipentaskan di Britania dan berbagai negara lain.
Versi kedua karya Ranjit Bolt (pertama dipentaskan di National Theatre, London, pada tahun 2002) diterbitkan oleh Oberon Books ISBN 1-84002-260-4
N. Riantiarno, pada tahun 2004, menulis dan menyutradarai pementasan Teater Koma berjudul Republik Togog yang merupakan gabungan dari lakon Tartuffe dan Sadewa Tumbal dari Mahabharata.
James Scotland menyadur naskah ini ke dalam bahasa Scotlandia, berjudul The Holy Terror, yang dipentaskan ulang karena mendapat banyak pujian di Edinburgh Fringe Festival pada tahun 2007 oleh Edinburgh People's Theatre.[3]
Terjemahan tahun 2007 oleh Justin Fleming untuk pertama kalinya menggunakan beragam bentuk sajak untuk menggambarkan masing-masing kejujuran, cinta dan kemunafikan.
Chris Martin menyadur naskah ini pada tahun 2007. Dipentaskan di Fayetteville, Arkansas di University of Arkansas. Saduran Martin berjudul Sinclair dan mengambil tempat di rumah seorang kandidat presiden dari Partai Republik pada hari pemilihan umum.
Aktris dan penulis naskah Australia Louise Fox menyadur dan memutakhirkan naskah tersebut, berlatar sebuah rumah megah di Toorak, sebuah daerah pinggir kota di Melbourne, Australia. Versi ini pentas perdana di Merlyn Theatre di CUB Malthouse, Melbourne, pada tanggal 20 Februari 2008, masa pentasnya berakhir di bulan berikutnya, dengan Marcus Graham sebagai Tartuffe dan Barry Otto sebagai Orgon.
Sebuah terjemahan baru karya penyair asal Liverpool, Roger McGough akan dipentaskan di Liverpool Playhouse pada bulan Mei 2008.
Film
Sebuah versi film diproduksi oleh Ufa pada tahun 1926. Disutradarai oleh F. W. Murnau dan dibintangi Emil Jannings sebagai Tartuffe, Lil Dagover sebagai Elmire danWerner Krauss sebagai Orgon.
Opera
Komposer Kirke Mechem mendasarkan opera karyanya dengan judul sama dari naskah panggung Tartuffe.
Lihat pula
sunting- Provincial Letters ke-7 karya Blaise Pascal (perbandingan kontrasnya dengan Tartuffe, Babak IV, Adegan V, 1489-1493)
Pranala luar
sunting- Ringkasan alur cerita Diarsipkan 2006-10-08 di Wayback Machine. (bahasa Prancis)
- Teks elektronik bebas biaya Tartuffe dari Project Gutenberg (bahasa Inggris)
- Sejarah Teater
- Bartleby
- CliffsNotes Diarsipkan 2006-12-19 di Wayback Machine.
- Cummings Study Guides
- ^ "Molière: Introduction." Drama Criticism. Ed. Linda Pavlovski, Editor. Vol. 13. Gale Group, Inc., 2001. eNotes.com. 2006. 26 Nov, 2007 <http://www.enotes.com/drama-criticism/moliere>
- ^ Molière." Encyclopædia Britannica. 2007. Encyclopædia Britannica Online. 4 Dec. 2007 <http://www.britannica.com/eb/article-12114>.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-04-07. Diakses tanggal 2008-04-10.