Tang dari Shang
Tang dari Shang alias Cheng Tang (Hanzi: 成汤, ? – 1588 SM) adalah pendiri dan raja pertama Dinasti Shang, Tiongkok. Ia terlahir dengan nama Zi Lu (子履). Setelah menggulingkan Jie, ia mendirikan Dinasti Shang yang menguasai Tiongkok selama lebih dari lima abad.
Tang 湯 | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Raja dari Dinasti Shang | |||||||||
Berkuasa | 1675–1646 SM | ||||||||
Kematian | 1646 SM | ||||||||
|
Tang dari Shang | |||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Hanzi tradisional: | 湯 | ||||||||||||||
Hanzi sederhana: | 汤 | ||||||||||||||
|
Cheng Tang mulanya adalah seorang kepala suku Shang yang merupakan suku terkuat di bagian timur Tiongkok meskipun masih berstatus vasal Dinasti Xia. Mereka mendiami sekitar wilayah Provinsi Henan dan Shandong di hilir Sungai Kuning. Cheng Tang adalah seorang pria yang tampan dan berpandangan jauh ke depan. Melihat situasi negara saat itu yang diperintah oleh Raja Jie yang tiran, timbullah niatnya untuk menumbangkan Dinasti Xia. Untuk menunjang ekspansinya ke barat, ia memindahkan ibu kotanya ke Bo (亳, sekarang wilayah Zhengzhou, Henan) sebagai basis untuk melawan Raja Jie.
Ia mengatur administrasi negara dengan baik dan mempekerjakan orang-orang berbakat. Pernah pada suatu hari, ia melihat seorang tua sedang menjerat burung di hutan. Orang itu berdoa, “Semoga semua burung dari empat penjuru jatuh ke jaringku.” Mendengar itu, Tang memotong doanya, “Kalau begitu doamu, semua burung di dunia tentu akan habis ditangkap olehmu” Ia lalu menyingkirkan ketiga jaringnya dan membiarkan yang satu sisanya tetap terpasang, kemudian ia berdoa, “Hai, burung-burung, jika kau ingin pergi ke kiri, pergilah; jika hendak ke kanan, janganlah sungkan; yang tidak menurut akan jatuh ke jaring ini.” Mendengar kejadian ini, rakyat amat kagum padanya. Mereka berpikir kalau sang raja demikian baik pada binatang, tentu ia juga dapat bersikap baik pada bawahannya. Sejak itulah banyak orang berbakat dari seluruh penjuru negeri bersedia mengabdi padanya.
Di antara mereka yang mengabdi padanya, Tang paling menaruh kepercayaannya pada Yi Yin (伊尹), seorang mantan budak yang kemudian dipromosikan menjadi perdana menteri. Dengan bantuan Yi lah, ia memuluskan ambisinya menumbangkan tiran Jie. Perjuangan Tang tidak semudah membalik telapak tangan, ia sendiri pernah dijebloskan ke penjara oleh Jie dan terancam hukuman mati. Namun karena kepandaian diplomasi Yi Yin, Jie akhirnya membebaskannya. Setelah bebas, Tang melancarkan sebelas pertempuran dengan Dinasti Xia sebelum akhirnya dinasti itu tumbang. Mula-mula ia menyerang Ge (sekarang Ningling, Henan), sekutu Xia yang letaknya dekat dengan ibu kota Shang. Kemudian disusul penyerangan terhadap negara-negara vasal Xia lainnya.
Setelah itu pasukan Shang bergerak ke wilayah sekitar Yiluo. Dari sanalah mereka menyerbu ibu kota Xia. Pasukan Xia yang telah kehilangan dukungan rakyat kabur tanpa perlawanan berarti. Tang terus memimpin pasukannya mengejar mereka hingga ke Gunung Mingtiao (sekarang Gunung Zhongtiao di selatan Shaanxi) dimana pasukan Xia dihancurkan. Raja Jie wafat dalam pengasingan tak lama kemudian karena depresi. Dengan demikian tamatlah riwayat Dinasti Xia dan Tiongkok memasuki babak baru dalam sejarahnya yaitu zaman Shang.
Selama masa pemerintahannya, Tang memerintah dengan baik. Ia menurunkan pajak, memajukan produksi, dan memakmurkan rakyatnya. Pengaruhnya menyebar dengan cepat di wilayah Sungai Kuning sehingga banyak kepala suku yang mengabdi kepadanya sebagai vasal. Ia wafat tahun 1588 SM dan digantikan oleh putranya, Taiding.
Didahului oleh: Jie dari Xia |
Raja Shang 1617 SM-1588 SM |
Diteruskan oleh: Taiding |