Taman Nasional Alas Purwo
Artikel ini sudah memiliki referensi, tetapi tidak disertai kutipan yang cukup. |
Taman Nasional Alas Purwo (disingkat TN Alas Purwo, Aksara Jawa: ꦠꦩꦤ꧀ꦤꦱꦶꦪꦺꦴꦤꦭ꧀ꦄꦭꦱ꧀ꦥꦸꦂꦮꦺꦴ) adalah sebuah taman nasional yang terletak di Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia. Letak taman nasional ini di ujung paling timur dari Pulau Jawa.
Taman Nasional Alas Purwo
ꦠꦩꦤ꧀ꦤꦱꦶꦪꦺꦴꦤꦭ꧀ꦄꦭꦱ꧀ꦥꦸꦂꦮꦺꦴ | |
---|---|
IUCN Kategori II (Taman Nasional) | |
Lokasi di Pulau Jawa | |
Letak | Jawa Timur, Indonesia |
Kota terdekat | Banyuwangi |
Koordinat | 8°41′S 114°28′E / 8.683°S 114.467°E |
Luas | 434,20 km² |
Didirikan | 1993 |
Pengunjung | 14.720 (tahun 2006[1]) |
Pihak pengelola | Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan |
Situs web | tnalaspurwo |
Letak dan Penetapan
suntingWilayah Taman Nasional Alas Purwo terletak di pesisir pantai selatan antara 8°26’45”– 8°47’00” Lintang Selatan dan 114°20’16”–114°36’00” Bujur Timur. Penetapannya sebagai taman nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 283/Kpts-11/1992 tertanggal 26 Februari 1992. Lahannya seluas 43.320 ha. Taman Nasional Alas Purwo juga masuk dalam Semenanjung Blambangan.[2]
Berikut adalah jarak dari beberapa lokasi utama:
- Dari kota Banyuwangi: Sekitar 61,5 Km
- Dari Pelabuhan Ketapang: Sekitar 69,3 Km
- Dari Kecamatan Jember: Sekitar 119 Km
- Dari stasiun terdekat yaitu Rogojampi: Sekitar 47 Km
Ekosistem yang ada merupakan hutan hujan tropis yang terbagi menjadi:
- Hutan bambu
- Hutan pantai
- Hutan bakau
- Hutan tanaman
- Hutan alam
- Padang rumput
Taman Nasional Alas Purwo merupakan tempat ritual Pagerwesi bagi umat Hindu dan berbatasan dengan Pulau Bali. Di dalamnya terdapat Pura Luhur Giri Salaka. Jenis tumbuhan yang ditemukan sedikitnya 584 jenis, termasuk rumput, herba, semak, liana, dan pohon.
Fauna Darat
sunting
Terdapat beberapa jenis hewan darat seperti:
- Banteng
- Kijang
- Rusa
- Lutung
- Kancil
- Macan tutul
- Anjing hutan
- Kucing hutan
Burung dan Penyu
suntingJenis burung yang ditemukan antara lain:
- Rangkong badak
- Kangkareng perut putih
- Merak
- Ayam hutan hijau
- Ayam hutan merah
Empat jenis penyu yang dapat ditemukan adalah:
- Penyu abu-abu
- Penyu belimbing
- Penyu hijau
- Penyu sisik
Keadaan Fisik
suntingTaman Nasional Alas Purwo terdiri dari beberapa zonasi sesuai dengan Keputusan Dirjen Konservasi SDA dan Ekosistem Nomor SK.341/KSDAE-SET/2015 tanggal 31 Desember 2015:
- Zona Inti: 12.354,78 Ha
- Zona Rimba: 29.946,18 Ha
- Zona Rehabilitasi: 447,91 Ha
- Zona Tradisional: 481,31 Ha
- Zona Pemanfaatan: 796,07 Ha
- Zona Khusus: 1,15 Ha
- Zona Religi, Budaya, dan Sejarah: 9,90 Ha
Curah hujan rata-rata 1000 – 1500 mm per tahun dengan temperatur 22°-31 °C dan kelembaban udara 40-85 %. Wilayah sebelah barat menerima curah hujan lebih tinggi dibanding wilayah sebelah timur. Musim kemarau berlangsung dari April hingga Oktober, dan musim hujan dari Oktober hingga April.
Topografi kawasan TN Alas Purwo umumnya datar, bergelombang ringan hingga berat, dengan puncak tertinggi Gunung Lingga Manis (322 mdpl). Tanahnya berupa tanah liat berpasir dan sebagian kecil tanah lempung. Sungai-sungai umumnya dangkal dan pendek, dengan Sungai Segoro Anak dan Sunglon Ombo mengalir sepanjang tahun. Mata air banyak terdapat di daerah Gunung Kuncur, Gunung Kunci, Goa Basori, dan Sendang Srengenge.
Keanekaragaman Biologi
suntingTipe hutan di kawasan TN Alas Purwo umumnya merupakan hutan hujan dataran rendah, dengan formasi hutan bambu yang dominan (± 40% dari total luas hutan). Tercatat sedikitnya 584 jenis tumbuhan, termasuk rumput, herba, semak, liana, dan pohon.
Jenis-jenis Fauna
sunting- Mamalia (45 jenis):
- Banteng (Bos javanicus)
- Rusa Timor (Rusa timorensis)
- Ajag (Cuon alpinus)
- Babi Hutan (Sus scrofa)
- Kijang (Muntiacus muntjak)
- Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas)
- Lutung Budeng (Tracypithecus auratus)
- Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)
- Aves (Burung) (lebih dari 250 jenis):
- Elang Laut Perut Putih (Haliaeetus leucogaster)
- Elang Ular Bido (Spilornis cheela)
- Ayam Hutan Hijau (Galus varius)
- Ayam Hutan Merah (Gallus gallus)
- Kuntul Kecil (Egreta garzeta)
- Rangkong Badak (Buceros rhinoceros)
- Merak Hijau Jawa (Pavo muticus muticus)
- Dara Laut Jambul (Sterna bergii)
- Cekakak Jawa (Halcyon cyanoventris)
- Herpetofauna (Reptil dan Amfibi) (70 jenis):
- 17 jenis amfibi
- 53 jenis reptil, termasuk 7 jenis reptil yang dilindungi:
- Penyu Lekang/Abu-Abu (Lepidochelys olivacea)
- Penyu Hijau (Chelonia mydas)
- Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata)
- Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea)
- Biawak Abu-Abu (Varanus nebulosus)
- Ular Sanca Bodo (Python bivittatus)
- Buaya Muara (Crocodylus porosus)
UU No. 5 tahun 1990 TN. Alas Purwo mempunyai tiga fungsi pokok
sunting- Perlindungan proses ekologis sistem penyangga kehidupan.
- Pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya.
- Pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya dalam bentuk penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, penunjang budidaya, dan pariwisata alam[4]
Sosial ekonomi dan budaya
suntingSebagian besar mata pencaharian masyarakat di sekitar kawasan adalah bertani, buruh tani, dan nelayan. Masyarakat nelayan kebanyakan tinggal di wilayah Muncar, yang merupakan salah satu pelabuhan ikan terbesar di Jawa, dan di wilayah Grajagan. Mayoritas penduduk di sekitar kawasan memeluk agama Islam, namun banyak pula yang beragama Hindu terutama di Desa Kedungasri dan Desa Kalipait. Secara umum masyarakat sekitar TN Alas Purwo digolongkan sebagai masyarakat Jawa Tradisional.
Mitos
suntingBertapa, semedi, sayan (gotong-royong saat mendirikan rumah), bayenan, serta selamatan-selamatan lain yang berkaitan dengan pencarian ketenangan batin masih dilaksanakan. Pada hari-hari tertentu seperti 1 Suro, bulan purnama, dan bulan mati, masyarakat datang ke kawasan Taman Nasional Alas Purwo untuk bersemedi. Tempat ini menjadi sangat terkenal dengan keangkerannya. Konon dahulu banyak orang yang tersesat, dirampok, dan dibunuh oleh perampok yang berdiam di Alas Purwo. Di sana juga banyak terdapat tempat makhluk halus, sehingga sampai kini tempat ini masih terkenal sebagai tempat paling angker di Pulau Jawa.
Mistis
suntingTaman Nasional Alas Purwo tidak hanya dikenal karena keindahan alamnya, tetapi juga karena aura mistis yang melingkupinya. Banyak cerita mistis berkembang di masyarakat sekitar yang membuat tempat ini disegani. Salah satu kesakralan yang terkenal adalah ritual Pagerwesi yang dilakukan oleh umat Hindu. Selain itu, beberapa titik di Taman Nasional Alas Purwo, seperti Goa Istana dan Pantai Ngagel, sering dikunjungi untuk tujuan spiritual dan meditasi.[5]
Kisah-kisah tentang makhluk halus yang menghuni kawasan ini turut menambah aura mistisnya. Banyak yang meyakini bahwa Alas Purwo adalah tempat bersemayamnya roh-roh leluhur dan makhluk halus. Bahkan, cerita tentang orang-orang yang tersesat atau mengalami kejadian aneh saat berada di Alas Purwo sering terdengar.
Menurut beberapa sumber, seperti situs berita dan cerita rakyat, tempat ini dianggap sebagai salah satu lokasi paling angker di Pulau Jawa. Banyak orang yang datang untuk mencari pengalaman spiritual atau hanya sekadar menguji nyali.
Lihat Juga
sunting- Taman Nasional Bali Barat
- Kabupaten Banyuwangi
- Taman Nasional Baluran
- Pelabuhan Ketapang
- Pura Luhur Giri Salaka
- Mercusuar Ujung Timur Pulau Jawa
- Laut Bali
- Pura Agung Blambangan
Pranala luar
suntingReferensi
sunting- ^ Forestry statistics of Indonesia 2007 Diarsipkan 2013-04-05 di Wayback Machine., retrieved 20 May 2010
- ^ Fen (2015-09-27). "Taman Nasional Alas Purwo, Hutan Tertua Pulau Jawa yang Penuh Misteri". Aneka Tempat Wisata (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-05.
- ^ admin. "Keanekaragaman Hayati – Taman Nasional Alas Purwo" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-05.
- ^ admin. "Profil Taman Nasional Alas Purwo – Taman Nasional Alas Purwo" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-05.
- ^ Okezone (2021-02-07). "Sederet Mitos Alas Purwo, Kerajaan Jin hingga Tempat Semedi Bung Karno : Okezone Travel". https://travel.okezone.com/. Diakses tanggal 2024-12-05. Hapus pranala luar di parameter
|website=
(bantuan)