Syaiful Anam
Syaiful Anam atau lebih dikenal dengan nama Brekele, adalah seorang mantan militan Islam Indonesia. Ia merupakan salah satu anggota Mujahidin Tanah Runtuh, sebuah kelompok bentukan Jemaah Islamiyah yang berbasis di Poso. Ia —bersama dengan dua orang lainnya— merupakan pelaku utama dalam pengeboman pasar Tentena pada tahun 2005.
Syaiful menjalankan rencana bersama dengan Ardin Djanatu dan Aat dengan meletakkan dua bom rakitan di tempat terpisah, di dalam Pasar Tentena dan depan teras sebuah toko dekat Bank BRI Cabang Tentena. Peristiwa ini mengakibatkan 23 orang tewas dan sedikitnya 40 orang luka-luka.[1] Pada akhir tahun 2007, Syaiful dijatuhi hukuman 18 tahun dan 14 tahun penjara, setelah sebelumnya dituntut 20 tahun.[2][3][4]
Pada awal tahun 2016, Syaiful dijemput paksa Densus 88 dari Lembaga Pemasyarakatan Permisan, Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah atas dugaan keterlibatannya dalam aksi teror di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat pada tanggal 14 Januari 2016.[5]
Pada tanggal 1 September 2017, putranya, Hatf Saiful Rasul tewas dalam serangan udara di Suriah. Reuters membenarkan hubungan antara Syaiful serta Hatf sebagai ayah dan anak dalam keterangan foto yang dimuat. Taufik Andrie, pengamat terorisme dari Institute for International Peace Building menyebut bahwa Syaiful berperan penuh dalam memberikan ideologi radikal terhadap putranya.[6]
Referensi
sunting- ^ Sohuturon, Martahan (13 September 2017). "Mengenal Syaiful 'Brekele' Anam, Ayah Bocah Petarung ISIS". CNN Indonesia. Diakses tanggal 27 September 2017.
- ^ "Militants jailed for Christian attacks". Reuters via tvnz.com. 3 Desember 2007. Diakses tanggal 29 Maret 2011.
- ^ "Brekele Divonis 18 Tahun Penjara". detikcom. Diakses tanggal 27 September 2017.
- ^ Bambang, ed. (7 November 2007). "Terdakwa Bom Tentena Dituntut 20 Tahun Penjara". ANTARA News. Diakses tanggal 27 September 2017.
- ^ Setiawan, Eka. "Brekele Dijemput Densus 88, Diduga Terkait Teror Thamrin". Sindonews.com. Diakses tanggal 27 September 2017.
- ^ Ferry, Oscar. "Ketika ISIS Jadikan Anak-Anak Sebagai 'Martir' Masa Depan". CNN Indonesia. Diakses tanggal 27 September 2017.