Sutan Mohamad Salim

(Dialihkan dari Sutan Muhammad Salim)

Sutan Mohamad Salim (2 Agustus 1851 – 5 November 1934)[1] adalah seorang ahli hukum yang berprofesi sebagai jaksa pada masa Hindia Belanda atau pada paruh kedua abad-19. Ia dipercaya sebagai Hoofddjaksa atau Kepala Jaksa Riouw (Riau) di Tanjung Pinang.

Sutan Mohamad Salim
Lahir(1851-08-02)2 Agustus 1851
Hindia Belanda Koto Gadang, Onderafdeeling Agam, Sumatra's Westkust
Meninggal5 November 1934(1934-11-05) (umur 83)
Hindia Belanda Kota Medan, Noord-Sumatra
KebangsaanKerajaan Pagaruyung Minangkabau
PekerjaanJaksa
Dikenal atasKepala Jaksa Riouw (Riau)
Suami/istriSiti Zainab
Widna Roemaniah
AnakAgus Salim
Chalid Salim
Siti Danilah Salim
Orang tuaAbdoel Rachman gelar Datoek Dinegeri Orang Kaja Besar

Riwayat

sunting

Sutan Mohamad Salim merupakan putra Koto Gadang, Agam, Minangkabau. Ia menikah dengan seorang perempuan bernama Siti Zainab dan dikaruniai beberapa orang anak, diantaranya Agus Salim, yang dikenal sebagai pejuang kemerdekaan dan diplomat ulung, serta Chalid Salim, juga seorang pejuang yang pernah dibuang selama belasan tahun ke Digul, Papua dan Siti Danilah Salim, seorang penulis, jurnalis dan pejuang kemerdekaan dan hak perempuan.

Siti Zainab meninggal dunia sewaktu anak-anak mereka masih kecil. Sutan Mohamad Salim kemudian menikah lagi dengan Widna Roemaniah dan dikaruniai tigabelas orang anak, tetapi lima orang diantaranya meninggal dalam usia muda.

Sutan Mohamad Salim dikenal sebagai seorang jaksa yang cemerlang, sehingga pemerintah Hindia Belanda mempercayainya menjabat sebagai Hoofddjaksa atau Kepala Jaksa Riouw (Riau) di Tanjung Pinang.

Pranala luar

sunting
  1. ^ https://niadilova.wordpress.com/2019/11/18/ppm-232-ayah-orang-minangkabau-soetan-mohamad-salim-wafat-1934/