UHT (Ultra high temperature)[1] adalah metode pengawetan minuman, kebanyakan digunakan pada susu. Ini adalah sebuah alternatif untuk pasteurisasi.

Botol susu di Jepang

Metode

sunting

Metode UHT dapat digunakan untuk jus buah, sup kalengan, sup, krim dan cairan lainnya.

Sejauh ini yang paling umum metode UHT digunakan untuk mengawetkan susu. Susu terlebih dahulu dipanaskan selama 2-3 detik di suhu 135 sampai 150 °C dan segera didinginkan sampai 4-5 °C . Waktu pemanasan yang singkat dimaksudkan untuk mencegah kerusakan nilai gizi susu serta untuk mendapatkan warna, aroma dan rasa yang relatif tidak berubah seperti aslinya. Semua kuman atau mikroorganisme termasuk bakteri patogen (patogen) dihancurkan oleh suhu ultra tinggi. Susu ini dapat disimpan setidaknya enam minggu.

Ada anggapan bahwa susu UHT lebih baik daripada susu bubuk meskipun hal ini sebenarnya tidak tepat. Susu bubuk sendiri berasal susu segar yang kemudian dikeringkan, umumnya menggunakan spray dryer atau roller dryer. Secara umum, susu bubuk mengandung nutrisi yang sama dengan susu segar sebagai contoh kandungan protein dan kalsiumnya yang setara dengan susu segar. Namun, kandungan beberapa jenis vitamin (seperti vitamin B dan C) pada susu bubuk memang lebih rendah. Akan tetapi hal ini bukan masalah karena proses fortifikasi vitamin dan mineral biasa dilakukan guna menjamin kelengkapan nutrisi pada produk akhir susu bubuk. Susu bubuk juga memiliki keunggulan dalam hal umur simpan yang panjang (hingga 1 tahun jika kondisi penyimpanan baik) dan lebih mudah ditransportasikan.

Kelebihan susu UHT dibandingkan yang lain adalah:

  • aman untuk dikonsumsi, karena telah bebas dari mikrob pembusuk dan mikrob penyebab penyakit,
  • memiliki warna, rasa dan penampakan yang mirip susu sapi segar,
  • susu bersifat awet dan tanpa bahan pengawet,
  • sangat praktis untuk dikonsumsi dan tidak membutuhkan kulkas,
  • mengandung zat gizi yang sangat bermanfaat bagi pemeliharaan kesehatan tubuh yang optimal.

Lihat juga

sunting

Referensi

sunting