Sushma Verma (lahir di India) adalah ilmuwan berkebangsaan India yang menyelesaikan pendidikan pascasarjana pada usia 15 tahun di University Research Entrance Test dengan predikat cum laude, melalui melalui penelitian bidang mikrobiologi lingkungan. Atas prestasinya itu, Sushma memperoleh beasiswa untuk melanjutkan pendidikan doktoral (S3) di Babasaheb Bhimrao Ambedkar University, Lucknow, India. Selain biaya pendidikan, beasiswa yang diperoleh Verma mencakup biaya rumah tinggal dan uang saku selama menyelesaikan kuliah untuk mendapatkan gelar Ph.D.[1][2][3][4]

Latar belakang

sunting

Di usianya yang baru menginjak 13 tahun, Sushma Verma telah menjadi mahasiswa S2 jurusan mikrobiologi di kampung halamannya, Uttar Pradesh, India. Dia merupakan bocah perempuan pendobrak tradisi. Sebab di tempatnya tinggal, masih banyak anak perempuan yang masih enggan pergi ke sekolah. Sushma berasal dari keluarga miskin di India Utara, telah terdaftar sebagai salah satu calon penerima gelar master dalam mikrobiologi, setelah ayahnya menjual tanah keluarga untuk membayar sebagian biaya kuliahnya.

Sushma menyelesaikan pendidikan jenjang SMA pada usia 7 tahun dan memperoleh gelar sarjana pada usia 13 tahun. Keberhasilannya hanya bermodalkan pengorbanan dan dorongan dari orangtuanya yang tak berpendidikan dan miskin. Sushma menjalani kehidupan yang sangat sederhana dengan 3 adik dan orangtuanya. Ia makan, tidur, dan belajar bersama di sebuah apartemen dengan 1 kamar sempit di Lucknow, ibu kota negara bagian Uttar Pradesh. Pendapatan orangtuanya hanya upah harian sang ayah sebesar 200 rupee atau sekitar Rp. 35.000 dari bekerja di tempat konstruksi bangunan. Mereka mengaku, harta yang paling berharga adalah meja belajar dan komputer bekas. Di rumahnya bahkan tidak memiliki televisi.

Selain berambisi merampungkan pendidikannya di S2, Sushma juga berniat untuk menjadi dokter. Namun sayang, ia belum memenuhi kualifikasi untuk itu, sebab syarat mengikuti tes untuk sekolah kedokteran harus berusia 18 tahun. Sushma ternyata bukan yang pertama mencapai pendidikan tinggi di keluarganya. Kakak laki-lakinya lebih dulu melakukannya dengan lulus dari SMA pada usia 9 tahun. Pada 2007, kakaknya itu telah menjadi salah satu sarjana ilmu komputer termuda di India dengan meraihnya pada usia 14 tahun.

Referensi

sunting