Surianto (23 Desember 1937 – 17 Maret 2006) adalah penyair dan pemusik Jawa Suriname. Nama asli Surianto adalah Ramin Jozef Hardjoprajitno.

Infobox orangSurianto
Biografi
Kelahiran23 Desember 1937 Edit nilai pada Wikidata
Johannesburg (Commewijne) (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
Kematian17 Maret 2006 Edit nilai pada Wikidata (68 tahun)
Paramaribo Edit nilai pada Wikidata
Kegiatan
Pekerjaankomponis, penyair Edit nilai pada Wikidata

Ia lahir di desa Lasmborek, yang berada di Perkebunan Johannesburg (bantaran kanan Sungai Commewijne). Ayah Surianto lahir di Pekalongan, Hindia Belanda (kini Indonesia) dan berasal dari kelompok terakhir imigran Jawa ke Suriname. Orang tua dari ibu Surianto sudah berada di Suriname sejak lama. Pada umur 4 tahun, Ramin pindah ke Paramaribo. Ia dididik di MULO (setingkat SLTP), kemudian Pendidikan Pegawai Menengah di Universitas Suriname lantas Correspondence Course di United States School of Music (New York City, Amerika Serikat) dengan pelajaran utama pada biola. 15 tahun kemudian, ia memimpin orkestra tari Suara Istana dan Irama Asli; di rumah ia memberikan les musik dan memainkan klarinet pertama di orkestra konser De Trekkers. Ia menduduki berbagai kedudukan administratif dan lainnya dalam kehidupan berorganisasi dan mengasuh banyak program radio.

Syair pertamanya Penriman (Terima Kasih) muncul di majalah Cikal pada bulan Maret 1984. Hardjoprajitno mulai menggunakan nama samaran Surianto, yang berasal dari kata surya (matahari) dan ianto (berasal dari ontong, bunga dan putik pisang). Lalu karya-karyanya juga tampil di koran Riwayat dan AZ Nieuws, koran Indonesia Mekarsari, serial Deus ex Machina (1987), Preludium (1988) dan De Gids (1990) dari Suriname, dan De Ware Tijd Literair.

Dalam puisi-puisinya, Surianto antara lain mengungkapkan tentang kehidupan orang Jawa Suriname, diawali dari akar sejarahnya di Indonesia dan keberadaannya sebagai imigran kontrak di Suriname. Melalui puisinya, Surianto berusaha menyelamatkan budaya Jawa di Suriname dari kepunahan. Antologi pertamanya Aruming melathi (De geur van melatie) (1986) adalah buku pertama di Suriname yang memuat puisi non-oral dalam bahasa Jawa, disertai dengan terjemahan bahasa Belanda dari penyairnya sendiri, di samping 14 syair yang sepenuhnya berbahasa Belanda. Bahasa yang digunakan Surianto adalah campuran antara bahasa Jawa Suriname dengan bahasa Jawa yang dituturkan di Jawa Tengah dan Timur. Dalam antologi pertamanya, ia menunjukkan bahwa dirinya amat berhutang budi pada Shrinivási. Antologi keduanya Tetesing bun adi (Edele dauwdruppels) muncul dalam peringatan seabad imigrasi Jawa pada tahun 1990. Antologi ketiganya Reruntungan/Hand in hand hanya menambahkan 9 syair dan oleh Erasmus Taalcentrum di Jakarta diterbitkan sebagai persembahan akhir tahun 2000/2001. Wis mbalik ombak (Het roer omgegooid) (2002) amat kuat warna politiknya karena memuat syair-syair perjuangan; ia dibuat jengkel oleh Paul Slamet Somohardjo, ketua ParPol Pertjaja Luhur. Pada tahun 2002, Surianto meluncurkan CD yang memuat syair-syairnya dengan judul Sabar/Geduld.

Tentang Surianto

sunting
  • Gambar potret dan teks Surianto dimuat di Michel Szulc-Krzyzanowski (fotografi) & Michiel van Kempen (teks), Woorden die diep wortelen: Tien vertellers en schrijvers uit Suriname. Amsterdam: Voetnoot, 1992, hal. 217-237.
  • Van Kempen M. 2003. Een geschiedenis van de Surinaamse literatuur (jilid 2). Breda: De Geus.
  • Van Kempen M. In Memoriam Surianto (1937-2006) dalam: Oso, Tijdschrift voor Surinamistiek, 25 (2006), no. 2, hal. 173-175.

Lihat juga

sunting