Sungai Yom adalah sebuah sungai dan anak sungai Chao Phraya yang terletak di Thailand Utara. Daerah aliran sungai Yom meliputi empat provinsi di Thailand dengan Provinsi Phayao sebagai daerah hulu dan Provinsi Nakhon Sawan sebagai hilir. Daerah aliran sungai di bagian hilir telah dimanfaatkan untuk membuat lahan pertanian. Pada musim hujan, sering terjadi banjir di daerah hilir sungai Yom. Pada tahun 2017, Pemerintah Thailand telah menetapkan kebijakan pengendalian banjir di seluruh Thailand termasuk di daerah aliran sungai Yom.

Aliran sungai Yom di Provinsi Phrae.

Daerah aliran sungai

sunting
 
Peta yang menampilkan cekungan sungai Chao Phraya termasuk sungai Yom sebagai salah satu anak sungainya di Thailand Utara.

Sungai Yom merupakan anak sungai yang terletak di cekungan sungai Chao Phraya.[1] Posisi sungai Yom berada di bagian atas cekungan sungai Chao Phraya bersama dengan tiga sungai lainnya yaitu sungai Ping, sungai Wang, dan sungai Nan.[2] Aliran sungai Yom dan ketiga sungai tersebut masing-masing melintasi provinsi-provinsi di Thailand Utara menuju ke arah selatan. Aliran sungai Yom melintas di empat provinsi.[3] Hulu sungai Yom terletak di Provinsi Phayao dan mengalir melewati Provinsi Phrae dan Provinsi Sukhothai. Setelah itu, aliran sungai Yom dan aliran sungai Nan menyatu di Provinsi Nakhon Sawan. Gabungan aliran sungai Yom dan sungai Nan kemudian menyatu dengan gabungan aliran sungai Ping dan aliran sungai Wang sehingga membentuk aliran sungai Chao Phraya.[4]

Pemanfaatan

sunting

Daerah aliran sungai Yom sebagain besar berupa dataran yang awalnya dikelilingi oleh kawasan hutan tropis berdaun lebat atau hutan musim. Namun telah diadakan pembukaan lahan pertanian pada kawasan hutan di sekitar daerah aliran sungai Yom. Pusat persawahan di daerah aliran sungai Yom terletak di bagian hilir.[5]

Bencana alam

sunting

Pada musim hujan, banjir sering terjadi pada daerah hilir sungai Yom.[6] Daerah aliran sungai Yom yang sering mengalami banjir adalah daerah hilir yang berupa dataran. Pada tahun 2011, terjadi banjir yang parah di Thailand yang membuat Pemerintah Thailand menetapkan Rencana Induk Pengelolaan Air 20 Tahun (2018–2037). Sejak tahun 2017, di daerah hilir sungai Yom mulai diterapkan Model Bang Rakam untuk pengendalian banjir. Selain itu, pencegahan banjir dilakukan dengan menggunakan daerah dataran rendah sebagai penyangga pada saat banjir. Pemerintah Thailand juga menetapkan kalender tanam untuk mempercepat penanaman padi dan panen di daerah yang rawan banjir dan mengganti varietas padi tradisional. Penanaman padi juga ditetapkan dilaksanakan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah banjir. Lahan basah dimanfaatkan sebagai spons dalam pengendalian banjir. Pada musim hujan, lahan basah berfungsi sebagai penyimpan kelebihan air hujan. Sedangkan pada musim kemarau, lahan bahas berfungsi sebagai penahan air pada musim kemarau.[5]

Referensi

sunting

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Suvarnaraksha, A., dan Kenzo, U. (27 Juni 2023). "Geographical Characters of Northern Thailand". A field guild to the Northern Thai Fishes (PDF) (dalam bahasa Inggris). Chiang Mai: Faculty of Fisheries Technology and Aquatic Resources, Maejo University. hlm. i. ISBN 978-616-8146-70-5. 
  2. ^ Bärlund, I., dkk. (2016). "4. Water Pollution in River Basins". Dalam Alcamo, Joseph. A Snapshot of the World's Water Quality: Towards a global assessment (PDF) (dalam bahasa Inggris). Nairobi: United Nations Environment Programme. hlm. 63. ISBN 978-92-807-3555-0. 
  3. ^ Anukularmphai, Apichart (2010). Implementing Integrated Water Resources Management (IWRM): based on Thailand's experience (PDF) (dalam bahasa Inggris). Bangkok: Mekong Water Dialogues. hlm. 10. Ringkasan. 
  4. ^ OECD Development Pathways. "Chapter 3. Towards better management of water security in Thailand's Northern Region". Multi‑dimensional Review of Thailand Volume 3: From Analysis to Action (PDF) (dalam bahasa Inggris). Paris: OECD Publishing. hlm. 82. doi:10.1787/7ef9363b-en. ISBN 978-92-64-44752-3. ISSN 2308-734X. 
  5. ^ a b Hicks dan Mills 2022, hlm. 24.
  6. ^ Hicks dan Mills 2022, hlm. 21.

Daftar pustaka

sunting