Sungai Pakerisan
Pakerisan adalah sungai yang terletak di kabupaten Gianyar, Bali, Indonesia.[1] Sungai ini secara kosmologis mengalir dari perbukitan Kintamani. Memiliki luas ±29,88 km² dengan panjang sungai 34,50 km[2]
Sungai Pakerisan (Tukad Pakerisan) | |
Sungai | |
Situs Candi Gunung Kawi dekat sungai Pakerisan antara tahun 1910 dan 1928
| |
Negara | Indonesia |
---|---|
Provinsi | Bali |
Sumber | Kintamani |
Muara | Laut Bali |
Panjang | 34,50 km (21 mi) |
DAS | 29,88 km2 (12 sq mi) |
Debit air | |
- rerata | 198,261 m3/s (7.002 cu ft/s) |
- max | 246,088 m3/s (8.691 cu ft/s) |
- min | 176,53 m3/s (6.234 cu ft/s) |
Zona waktu | WITA (UTC+8) |
Hidrologi
suntingSungai Pakerisan airnya berasal dari beberapa buah sumber mata air pegunungan Kintamani, yang merupakan sumber air dari banyak sungai di Bali, sungai Pakerisan melewati tiga kecamatan yakni Tampaksiring, Blahbatuh, Gianyar, bermuara di antara pantai Lebih dan pantai Cucukan.[2] Dengan debit air rata - rata 198.261 m³/detik[3]
Geografi
suntingSungai ini mengalir di wilayah tengah ke selatan pulau Bali yang beriklim hutan hujan tropis (kode: Af menurut klasifikasi iklim Köppen-Geiger).[4]
Sungai Pakerisan | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Tabel iklim (penjelasan) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Situs Sepanjang Sungai
suntingMenurut catatan Stutterheim dan Bernet Kempers pada tahun 1923-1930, daerah aliran sungai Pakerisan paling banyak ditemukan peninggalan purbakala.[6][7][8][9]
Pada tahun 2012 DAS sungai Pakerisan ditetapkan sebagai wilayah B Lanskap Budaya dengan cakupan wilayah sebesar 529,1 hektare serta daerah penyangga sebesar 188 hektare, meliputi beberapa situs, antara lain:[10]
Tata guna lahan dan tata ruang
suntingPenggunaan lahan yang dominan di DAS Pakerisan adalah tegalan, sawah, semak belukar, perkebunan, dan hutan.[2]
Secara visual kondisi panorama kiri kanan sungai Pakerisan dibagian hulu masih alami, terutama dari daerah Tampaksiring sampai Blahbatuh. Hal ini karena kondisi sungainya lebih dimanfaatkan untuk pertanian. Bagian hulu jg dimanfaatkan untuk wisata air river tubing. Bagian tengah kendati dominan dimanfaatkan untuk pertanian, terdapat usaha perternakan.[2] Pada bagian hilir melintasi Bali Safari and Marine Park.
Pencemaran
suntingMenurut penelitian, daerah aliran sungai Pakerisan secara umum daerah hulu hingga tengah masih baik untuk wisata air dan sebagai sumber air, baik untuk bahan baku air minum dan untuk pertanian, pencemaran ringan terjadi di daerah tengah hingga hilir, hal tersebut dikarenakan pembuangan limbah yang dibuang langsung ke sungai.[2][11]
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ Tukad Pakerisan[pranala nonaktif permanen] at Geonames.org (cc-by); Last updated 2012-01-17; Database dump downloaded 2015-11-27
- ^ a b c d e Arsini, Ketut; Sandi Adnyana, I Wayan; Rai, Nyoman, STUDI ANALISIS KUALITAS AIR DI DAERAH ALIRAN SUNGAI PAKERISAN PROVINSI BALI
- ^ Dyah, Dyah; Vipriyanti, Nyoman Utari (2016), DEBIT AIR DAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS TUKAD PAKERISAN
- ^ Peel, M C; Finlayson, B L; McMahon, T A (2007). "Updated world map of the Köppen-Geiger climate classification". Hydrology and Earth System Sciences. 11. doi:10.5194/hess-11-1633-2007.
- ^ "NASA Earth Observations Data Set Index". NASA. 30 January 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-04-26. Diakses tanggal 2019-06-07.
- ^ Stutterheim, W.F. (1925), Kort Verslaag Van den Adjuct Oudheidkundige nopemszijn reisnaar Bali
- ^ Sttutterheim, W.F. (1929), Oudheden van Bali I, Het Ouderijk van Pedjeng, Kirtya Liefrick-vander Tuuk
- ^ OBYEK WISATA SEPANJANG DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) PAKERISAN SEBAGAI WARISAN BUDAYA DUNIA, September 29, 2016, diakses tanggal 6 Juni 2019
- ^ Daerah Aliran Sungai Pakerisan dan Petanu Sebagai Tempat Kegiatan Keagaaman (Bag.2), September 29, 2016, diakses tanggal 6 Juni 2019
- ^ UNESCO, "Cultural Landscape of Bali Province: the Subak System as a Manifestation of the Tri Hita Karana Philosophy", Inscribed Property
- ^ Esti, Ayu; Vipriyanti, Nyoman Utari (2016), KUALITAS AIR SEBAGAI INDIKATOR PENGELOLAAN DAS PAKERISAN BERKELANJUTAN