Sungai Lariang

sungai di Kabupaten Pasangkayu, Provinsi Sulawesi Barat

Sungai Lariang adalah sebuah sungai yang terletak di Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah, Indonesia.[1] Mengalir sepanjang 245 km, sungai ini merupakan sungai terpanjang di pulau Sulawesi.[2] Di bagian aliran hulu sungai ini terdapat sebuah danau rawa kecil bernama Rano Raba. Danau ini terletak tengah Lembah Napu, Lore Utara. Sungai ini kadang juga disebut Sungai Koro.

Sungai Lariang
Salo Lariang
Salu Lariang, Uwai Lariang
Sungai Lariang di Sulawesi
Sungai Lariang
Lokasi mulut sungai
Sungai Lariang di Indonesia
Sungai Lariang
Sungai Lariang (Indonesia)
PetaKoordinat: 1°25′11″S 119°17′16″E / 1.41972°S 119.28778°E / -1.41972; 119.28778
Lokasi
NegaraIndonesia
Ciri-ciri fisik
Hulu sungaiBulu Bitipondo
 - lokasiDesa Sedoa
Kecamatan Lore Utara
Kabupaten Poso
Sulawesi Tengah
 - elevasi2.000 m (6.600 ft)
Muara sungaiSelat Makassar
 - lokasiDesa Lariang
Kecamatan Tikke Raya
Kabupaten Mamuju Utara
Sulawesi Barat
 - elevasi0 m (0 ft)
Panjang245 km (152 mi)
Debit air 
 - rata-rata2.326 m3/s (82.100 cu ft/s)
Daerah Aliran Sungai
Sistem sungaiDAS Lariang
Luas DASDAS: 7.069 km2 (2.729 sq mi)

Hidrologi

sunting

Daerah aliran sungai (DAS) Lariang memiliki luas sekitar 7.069 km2. Sungai Lariang terdiri dari sekitar 58 daerah sub–DAS termasuk DAS di Taman Nasional Lore Lindu (TNLL). Namun demikian DAS Lariang sebagian besar terletak di luar TNLL. Hulu paling utara dan timur dari wilayah DAS ini umumnya berada dalam wilayah TNLL, Desa Sedoa, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso kemudian aliran utama mengalir ke selatan menuju barat daya di sekitar ujung yang lebih rendah daripada TNLL di dekat Desa Tuare, Kecamatan Lore Barat.

Sungai Lariang kemudian membelok ke arah barat dan mengikuti patahan Palu Koro sampai ke Desa Lempelaro, Kecamatan Kulawi Selatan, Kabupaten Sigi dimana Sungai Lariang bertemu dengan Sungai Haluo atau Sungai Pebatua di titik 1°39′50″S 120°2′47″E / 1.66389°S 120.04639°E / -1.66389; 120.04639.[3] Sungai ini, yang disebut sebagai Lariang,[4] yang mengalir ke arah selatan. Pertemuan kedua sungai mengubah alirannya ke arah barat membentuk bagian dari perbatasan antara Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat dan memasuki Selat Makassar di titik 1°25′00″S 119°17′31″E / 1.41667°S 119.29194°E / -1.41667; 119.29194.[2] setelah melewati Desa Lariang, Kecamatan Tikke Raya, Kabupaten Mamuju Utara.[5][6]

Anak sungai

sunting

Anak sungainya meliputi:

  • Sungai Hambui
  • Sungai Halado
  • Sungai Rompo
  • Sungai Malei
  • Sungai Mokoa
  • Sungai Karangana
  • Sungai Pebatua
  • Sungai Batubuku
  • Sungai Toa
  • Sungai Tinaoka
  • Sungai Ho

Pemanfaatan

sunting

Sungai Lariang, walaupun tidak seekonomis dan sepenting sungai Gumbasa bagi masyarakat Palu, mendukung kegiatan pertanian pada beberapa pemukiman penduduk seperti di daerah Torire, Lelio, Kolori, Pada, Kageroa, Tuare, Gimpu, dan beberapa desa lainnya, termasuk desa-desa yang berada di wilayah Sulawesi Selatan. Air di wilayah ini belum dimanfaatkan secara intensif seperti sungai-sungai yang berada di sebelah utara TNLL. Sungai Lariang penting dalam memberikan pasokan air irigasi dan kebutuhan air minum bagi banyak desa kecil dan terpencil di wilayah ini.[2] Potensi Sungai Lariang dari segi pariwisata adalah arung jeram. Kandungan emas di sungai ini juga menarik sebagian masyarakat untuk mendulang emas secara tradisional walaupun tidak banyak orang yang melakukannya.[2]

Lihat pula

sunting

Pranala luar

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Rand McNally, The New International Atlas, 1993.
  2. ^ a b c d Sungai Lariang Sungai Terpanjang di Sulawesi - Pohinae Kamasba, 1 September 2010.
  3. ^ Pasangkaju, SA 50-8 (topographic map 1:250,000), Series T503, United States Army Map Service, April 1964 
  4. ^ Beberapa peta seperti "Lariang, Sulawesi Barat, Sulawesi, Indonesia". Collins Maps.  dan "City (town): Lariang". TipTopGlobe. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-12-05. Diakses tanggal 2017-04-09.  tidak lagi menggunakan kata Lariang, tetapi menggunakan Pebatua untuk keseluruhan panjang sungai.
  5. ^ "Plate 19 Indonesia Central: Philippines". Times Atlas of the World (edisi ke-seventh). John Bartholomew and Sons, Ltd. 1985. ISBN 978-0-7230-0265-9. 
  6. ^ Peta topografi Pasangkayu oleh Angkatan Darat AS tahun 1964 tidak menampilkan kecamatan Lariang.

1°25′00″S 119°17′31″E / 1.41667°S 119.29194°E / -1.41667; 119.29194