Sungai Bila (Sulawesi Selatan)
Sungai Bila adalah sebuah sungai yang mengalir di Provinsi Sulawesi Selatan. Sungai Bila berhulu ditenggara Pegunungan Botto Tallu pada elevasi sekira 2.600 Mdpl di Desa Tanatoro, Kecamatan Pitu Riase, Kabupaten Sidenreng Rappang hingga bermuara di Danau Tempe, Kecamatan Belawa di Kabupaten Wajo. Sungai Bila mengalir dari utara ke selatan melintasi dua kabupaten yaitu Kabupaten Sidenreng Rappang dan Kabupaten Wajo.
Sungai Bila Salo Bila, Sungai Salo Batu | |
---|---|
Peta OpenStreetMap
| |
Lokasi | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sulawesi Selatan |
Region | Kabupaten Sidenreng Rappang, Kabupaten Wajo |
Ciri-ciri fisik | |
Hulu sungai | Pegunungan Botto Tallu |
- lokasi | Desa Tanatoro, Kecamatan Pitu Riase, Kabupaten Sidenreng Rappang |
- elevasi | 2.600 m (8.500 ft) |
Muara sungai | Danau Tempe |
- lokasi | Kelurahan Belawa, Kecamatan Belawa, Kabupaten Wajo |
- elevasi | 8 m (26 ft) |
Panjang | 64 km (40 mi) |
Daerah Aliran Sungai | |
Sistem sungai | DAS Bila Walanae |
Luas DAS | DAS: 1.610 km2 (620 sq mi) |
Pengelolaan sungai | BPDAS Bila Walanae; BBWS Pompengan Jeneberang |
Informasi lokal | |
Zona waktu | WITA (UTC+8) |
GeoNames | 7061468 |
Anak sungai
suntingLuas Daerah Aliran Sungai (DAS) Bila sekira 1.610 Km persegi meliputi Kabupaten Enrekang, Kabupaten Sidenreng Rappang dan Kabupaten Wajo. Sungai Bulucenrana merupakan anak Sungai Bila paling besar yang berhulu di Pegunungan Latimojong, Kabupaten Enrekang.
- Sungai Bulucenrana
- Sungai Betao
- Sungai Baramasi
- Sungai Lappacenrana
- Sungai Pande
- Sungai Langgaratunggak
Pemanfaatan
suntingSungai Bila merupakan bagian penting bagi sistem irigasi di Kabupaten Sidenreng Rappang. Sungai Bila mengairi 9.747 hektare sawah. Dengan luas lahan yang diairi di atas 3000 hektar, daerah irigasi Sungai Bila merupakan Daerah Irigasi Kewenangan Pusat.[1] Di Sungai Bila terdapat aktivitas pertambangan Golongan C (bahan tidak strategis dan tidak vital)[2] berupa batu, pasir dan kerikil.
Permasalahan utama
suntingMenurut hasil penelitian LIPI 92% lahan sepanjang Sungai Bila mengalami erosi berat disebabkan oleh banyaknya lahan kritis dan alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian serta pembalakan liar. Tingkat erosi yang terjadi di Sub DAS Bila berkisar antara 74-7.400 ton/ha/tahun.[3] Erosi tebing sungai dengan lebar 3-5 meter terjadi di banyak titik sepanjang aliran Sungai Bila.
Menurut Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi (Dishuttamben) Kabupaten Sidenreng Rappang, luas lahan kritis di Kabupaten Sidenreng Rappang mencapai 43.600 hektar.[4] Selain itu sumber utaman pencemaran Sungai Bila adalah pembuangan sampah oleh masyarakat di sepanjang aliran sungai.[5] Titik utama sumber sampah terdapat di Kelurahan Tanrutedong, Kecamatan Duapitue. Masyarakat terbiasa membuang sampah ke sungai dari atas Jembatan Bila.
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ "[1] Diarsipkan 2015-01-18 di Wayback Machine." Daerah Irigasi Pusat di Sulawesi Selatan
- ^ "[2]" Penggolongan bahan-bahan galian
- ^ "[3] Diarsipkan 2015-01-18 di Wayback Machine." Kantor Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Regional Sulawesi Maluku dan Papua - DAS Sulawesi
- ^ "Lahan Kritis di Sidrap Capai 43,6 ribu Hektar". Antara News. Antara. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-23. Diakses tanggal 2015-01-18.
- ^ [4] Diarsipkan 2016-03-05 di Wayback Machine." Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sidenreng Rappang - Profil Sanitasi Wilayah
Pranala luar
sunting- (Indonesia) Kantor Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup - DAS Sulawesi Selatan Diarsipkan 2015-01-18 di Wayback Machine.
- (Indonesia) LIPI - Potret DAS Sulawesi Diarsipkan 2015-01-18 di Wayback Machine.