Sayyid Zainal Abidin dikenal juga dengan nama Sunan Demak merupakan Ulama' yang menyebarkan agama Islam di daerah Demak. Beliau adalah putra dari Sunan Ampel dengan Dewi Karimah.

As-Syekh Sayyid Zainal Abidin
GelarSunan Demak
Nasabbin Ali Rahmatullah
NisbahAs - Samarqandy
LahirMaulana Zainal Abidin
1473 (1473)
Blambangan, Kerajaan Majapahit
Meninggal1570
Demak, Kesultanan Pajang
Dimakamkan diKetanjung, Karanganyar, Demak
Nama lainMbah Surgi Tanjung
Kebangsaan- Kerajaan Majapahit

- Kesultanan Demak

- Kesultanan Pajang
Jabatan~ Anggota Dewan Walisongo
~ Imam Masjid Demak
FirkahSunni
Murid dariSunan Ampel, Guru-gurunya
Orang tuaSunan Ampel (ayah)
Dewi Karimah (ibu)

Riwayat

sunting

PERJALANAN DAKWAH SUNAN DEMAK

Sunan Demak atau yang terlahir dengan nama Maulana Zainal Abidin, sejak kecil beliau dididik Ilmu pengetahuan dan agama oleh kedua orang tua beliau. Karena semenjak kecil dibesarkan di daerah yang kental suasana Islami nya dan saudara-saudara tertua banyak yang meneruskan jejak ayahandanya menjadi penyebar ajaran agama Islam di Nusantara. Ketika beranjak dewasa beliau banyak membantu ayahandanya dalam membantu mengajari parasantri di Ampeldenta dan berdakwah di daerah sekitar. Di karenakan semenjak kecil dididik oleh ayahandanya maka sedikit banyak metoda dakwah beliau meniru dakwah Sunan Ampel yang menggunakan cara pendekatan kultur kebudayaan karena masih banyak masyarakat yang menganut kuat kepercayaan lama. Sehingga mengunakan budaya yang sudah dikenal masyarakat dan mengisinya dengan ajaran Islam. Cara pendekatan dakwah Sunan Demak dengan cara menyesuaikan diri, menyerap, bersikap pragmatis dan menempuh cara yang berangsur-angsur.

Langkah yang di tempuh tersebut merupakan langkah persuasif– edukatif dalam proses perkembangan Islam terhadap masyarakat setempat agar masyarakat setempat mudah untuk menerima nilai-nilai Islam. Dalam ajaran Islam yang tidak pernah membedakan pangkat, keturunan, kekayaan, maupun kebangsaan seseorang yang menjadikan pesantren Ampeldenta sebagai satu-satunya lembaga pendidikan di Jawa yang diikuti oleh seluruh kalangan masyarakat. Dan berbagai istilah yang digunakanpun masih berkaitan dengan ritual-ritual Hindhu-Budha. Pesantren Sunan Ampel tidak pernah membatasi seseorang yang menuntut ilmu dari penjuru dunia belajar kepadanya. Selain itu letak Ampeldenta yang strategis juga yang memungkinkan cepatnya berita yang diterima baik itu dari dalam maupun luar Jawa.

Maka ketika Masjid Agung Demak selesai dibangun oleh Raden Patah dan Wali Songo. Maka harus ditunjuk salah satu dari para Wali tersebut untuk menjadi Imam dan Khotib di Masjid Agung Demak, akhirnya hasil dari musyawarah tersebut ditunjuklah Maulana Zainal Abidin untuk menjadi Imam dan Khotib pertama di Masjid Agung Demak dan berjuluk Sunan Demak. Selain menjadi Imam dan Khotib di Masjid Agung Demak beliau juga melakukan dakwah di desa-desa sekitar Demak.

Beliau juga memberikan contoh atas keharmonisan serta sikap sehari-hari bersama sang istri. Memenuhi keperluan keluarga, seperti nafkah sehari-hari makan, minum dan lain-lainnya. Memberi contoh menjadi suami yang bertangung jawab atas keluarga yang dibina dengan memberikan pendidikan Islam yang sempurna dan juga membina keluarganya dengan baik dan sempurna, memperlakukan secara adil.

Sunan Demak juga memberikan contoh agar menghargai hak orang lain untuk hidup, karena pada dasarnya manusia merupakan orang yang berharga, nyawa yang berharga utuk keluarganya masing-masing. Sunan Ampel memberikan pengetahuan yang cukup pada masyarakat sekitar baik dari segi ekonomi, kesehatan dan keluarga. Sunan Ampel menerapkan sifat toleransi antara semua manusia, bahwa masnusia memiliki hak yang sama. Sehingga tidak ada nilai sifat yang memperburuk atau mencela antara sesama umat. Dengan demikian, kehidupan di Ampeldenta menjadi harmonis, walaupun hasil yang telah ditorehkan oleh Sunan Ampel banyak yang tidak suka dan mencoba untuk mempengaruhi masyarakat pada saat itu.

Sunan Demak memberikan kebebasan berfikir dan menyatakan pendapat, kebebasan bergerak sebagaimana tempat di mana ia tinggal. Dengan demikian Sunan Demak dapat memastikan umat muslim di Demak pada saat itu menjadi manusia yang berpribadi yang baik sesuai dengan syariat yang diajarkan dalam Islam dan juga menegakkan perkara yang makruf dan mencegah yang mungkar. Memberikan hak kepada semua kalangan masyarakat untuk mencapai pendidikan Islam. Pendidikan yang didapatkan tidak dibedakan setiap kalangan semua ilmu pengetahuan yang diberikan sama sesuai dengan tingkatan yang dimiliki oleh masyarakat Demak.

Beliau selalu membaur dan bersosial dalam pergaulan dengan masyarakat menengah ke bawah. Dalam proses pembauran tersebut di selipkan sedikit demi sedikit tentang ajaran Agama Islam. Saat proses penyebaran, pengetahuannya tentang Agama Islam sangatlah diuji oleh masyarakat sekitar. Masyarakat tersebut memiliki banyak pertanyaan mengenai Agama Islam. Proses penyebaran Agama Islam terbilang cukup sulit. Hal ini karena keadaan masyarakat sekitar yang pada saat itu tergolong jumud, sangat asing, dan juga kolot.Dengan begitu Sunan Demak dengan segala kemampuan dan ilmunya mencoba beradaptasi dengan keadaan sosial budaya yang ada di daerah sekitar. Akhirnya kala itu beliau dapat mensejajarkan kalangan atas dengan kaum muslim.

KETELADANAN SUNAN DEMAK

Sunan Demak adalah tokoh yang jarang disebutkan dalam berbagai babad dan cerita rakyat sebagai salah satu pelopor penyebaran Islam di Jawa. Beliau adalah Imam dan Khotib pertama di Masjid Agung Demak. Beliau juga melakukan dakwah di desa-desa sekitar Demak. Beliau juga memberikan contoh atas keharmonisan serta sikap sehari-hari bersama sang istri. Memenuhi keperluan keluarga, seperti nafkah sehari-hari makan, minum dan lain-lainnya. Memberi contoh menjadi suami yang bertangung jawab atas keluarga yang dibina dengan memberikan pendidikan Islam yang sempurna dan juga membina keluarganya dengan baik dan sempurna, memperlakukan secara adil.

Sunan Demak juga memberikan contoh agar menghargai hak orang lain untuk hidup, karena pada dasarnya manusia merupakan orang yang berharga, nyawa yang berharga utuk keluarganya masing-masing. Sunan Ampel memberikan pengetahuan yang cukup pada masyarakat sekitar baik dari segi ekonomi, kesehatan dan keluarga. Sunan Ampel menerapkan sifat toleransi antara semua manusia, bahwa masnusia memiliki hak yang sama. Sehingga tidak ada nilai sifat yang memperburuk atau mencela antara sesama umat. Dengan demikian, kehidupan di Ampeldenta menjadi harmonis, walaupun hasil yang telah ditorehkan oleh Sunan Ampel banyak yang tidak suka dan mencoba untuk mempengaruhi masyarakat pada saat itu.

Sunan Demak memberikan kebebasan berfikir dan menyatakan pendapat, kebebasan bergerak sebagaimana tempat di mana ia tinggal. Dengan demikian Sunan Demak dapat memastikan umat muslim di Demak pada saat itu menjadi manusia yang berpribadi yang baik sesuai dengan syariat yang diajarkan dalam Islam dan juga menegakkan perkara yang makruf dan mencegah yang mungkar. Memberikan hak kepada semua kalangan masyarakat untuk mencapai pendidikan Islam. Pendidikan yang didapatkan tidak dibedakan setiap kalangan semua ilmu pengetahuan yang diberikan sama sesuai dengan tingkatan yang dimiliki oleh masyarakat Demak.[1]

Sunan Demak dimakamkan di Kedung Timur, Ketanjung, Kec. Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Beliau juga dikenal dengan nama Mbah Surgi Tanjung

Beliau dididik dan dibesarkan oleh ayahanda Sunan Ampel atau Raden Ali Rahmatullah.

Kutipan

sunting
  1. ^ DIA, Yayasan (2022-08-12). "Biografi Sunan Demak ( Maulana Zainal Abidin )". Biografi Sunan Demak ( Maulana Zainal Abidin ) (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-06-09. 

Referensi

sunting
  • Buku Atlas Wali Songo, Agus Sunyoto,Buku Wali Songo: Rekonstruksi Sejarah yang Disingkirkan, Agus Sunyoto, Jakarta: Transpustaka, 2011
  • Babad Wali Songo, Yudhi AW,2013
  • Mukarrom, Akhwan. Sejarah Islam Indonesia I. Surabaya: Uin Sunan Ampel, 2014.