Suma Han merupakan salah satu tokoh fiktif dalam serial silat Bu Kek Sian Su karya pengarang legendaris A. S. Kho Ping Hoo. Muncul dalam episode ke-7 Pendekar Super Sakti hingga episode ke-12 Kisah Pendekar Pulau Es. Dia adalah tokoh dari marga Suma yang paling tenar, bahkan ketenaran tokoh ini dianggap melebihi Bu Kek Sian Su sendiri. Hal itu mungkin karena jalan hidup tokoh ini lebih manusiawi dibanding Bu Kek Sian Su yang lebih mirip Dewa daripada manusia.

Biodata

sunting

Riwayat singkat

sunting

Suma Han, atau Han Han, berayah seorang pedagang bernama Suma Bun An (atau Sie Bun An, keluarga nenek Suma Han mengganti marga ayahnya menjadi Sie). Kakeknya adalah Suma Hoat, seorang Jai-hwa-sian. Peristiwa pembantaian keluarganya oleh tentara Mancu membuat dia menjadi bocah yang tidak mengenal rasa takut serta secara ajaib memberinya kemampuan sihir yang luar biasa. Secara tidak sengaja bertemu dan terjebak di tengah pertarungan dua jagoan sesat sakti hingga tanpa sengaja memiliki sin-kang panas dan dingin operan keduanya yang adu tenaga dalam melalui badannya. Dalam pengembaraannya dia bersahabat dengan Wan Sin Kiat dan menjadikan Lulu sebagai adik angkatnya. Dalam satu kesempatan, Koai Lojin Kam Han Ki mengajarinya cara mengendalikan sin-kang liar yang ada di tubuhnya.

Semasa remaja sempat menjadi murid dari datuk sesat Ma-bin Lo-mo (Iblis Muka Kuda) Siangkoan Lee namun kemudian lari, untuk menebus pelariannya dia rela ditebas sebelah kakinya oleh subonya Toat-beng Ciu-sian-li meski sempat dibela oleh sucinya Phoa Ciok Lin. Dan keberuntungan justru mendatanginya saat pertemuannya dengan Nirahai--seorang putri kerajaan Mancu--menyebabkan dia terjatuh ke dalam lubang yang ternyata dihuni oleh nenek sakti Khu Siauw Bwee--sumoi Koai Lojin Kam Han Ki--yang sama-sama buntung sebelah kaki. Ilmu yang diturunkan nenek itu membuatnya menjadi pendekar buntung yang pilih tanding. Nirahai sendiri--yang ternyata menjadi murid nenek sakti Maya, suci Khu Siauw Bwee--merasa mendapat saingan berat dan ganjalan untuk mewujudkan cita-citanya sebagai pemimpin dunia persilatan. Keduanya selalu berusaha saling mengungguli, tetapi akhirnya malah saling jatuh hati, percintaan yang sebenarnya ditentang pihak Istana. Keduanya berhasil mempertemukan kembali "dua seteru kasih", nenek Maya dan Khu Siauw Bwee, yang ternyata malah berbaikan kembali dan memutuskan hidup berdua melupakan pertikaian masa lalu. Dalam satu peristiwa dia bertemu kembali dengan kakak perempuannya Suma Leng (atau Sie Leng) yang secara mengejutkan diperistri oleh panglima Mancu yang telah membantai keluarganya, Giam Cu.

Setelah lewat serangkaian petualangan, bahkan Suma Han sampai menerobos ketatnya Istana hanya demi bertemu Nirahai, keduanya sepakat menikah setelah terlebih dahulu Suma Han menikahkan adik angkatnya dengan sahabat baiknya Wan Sin Kiat. Namun karena dalam tidurnya Suma Han tidak sengaja menyebut nama Lulu, Nirahai yang dalam keadaan hamil cemburu berat dan meninggalkan Suma Han begitu saja. Beban berat yang ditanggung mampu menyebabkan rambut Suma Han memutih hanya dalam semalam. Kekosongan membuat Suma Han fokus dalam pengabdiannya menumpas kebatilan dan membesarkan nama Pulau Es.

Nirahai melahirkan seorang putri yang diberi nama Milana, sedangkan Lulu dikaruniai seorang putra bernama Wan Keng In. Suma Han sendiri mulai lebih banyak berdiam di Istana Pulau Es dan menyempurnakan tenaga ‘’Im-Yang’’ ketimbang melanglang di dunia persilatan.

Beberapa tahun kemudian, Nirahai bertemu kembali dengan suaminya dan memutuskan untuk mengikutinya. Sedangkan pernikahan Lulu sendiri mulai goyah setelah Wan Sin Kiat menyadari bahwa yang dicintai Lulu ternyata hanya Suma Han seorang. Kesal karena keadaan itu, Wan Sin Kiat mencurahkan perhatiannya pada penumpasan kejahatan hingga akhirnya dia gugur di tangan seorang datuk sesat. Lulu yang tidak punya pijakan merantau sampai akhirnya menjadi Ketua Pulau Neraka lalu bertemu dengan Nirahai dan secara tidak diduga memintanya menjadi madunya. Ketiganya lalu hidup bersama di Pulau Es. Tak lama, Nirahai melahirkan Suma Kian Bu dan Lulu berputra Suma Kian Lee. Setelah itu, kiprah Suma Han dan istri-istrinya di dunia luar mulai digantikan oleh putra-putrinya.

Di usia senja, ketiganya memilih merawat dan menggembleng ketiga cucunya, Suma Hui dan Suma Ciang Bun anak dari Suma Kian Lee, serta Suma Ceng Liong anak Suma Kian Bu. Lalu karma kehidupan menerpa ketiganya, Nirahai dan Lulu gugur saat menghadang serbuan sekelompok tokoh sesat yang dipimpin Hek-i Mo-ong dan Sam-kwi (3 Iblis). Meski akhirnya Suma Han berhasil mengatasi serbuan itu, dia sendiri akhirnya meninggal setelah sempat menyemayamkan kedua istrinya dan mewariskan sin-kang super saktinya kepada cucunya yang paling berbakat, Suma Ceng Liong.

Lihat pula

sunting

Pranala luar

sunting