Sultan Abu Syahid Syah

Sultan Ke-4 Malaka

Sultan Abu Syahid Syah atau Sri Parameswara Dewa Syah adalah penguasa keempat Melaka yang memerintah tahun 1444–1446.

Abu Syahid Syah
Paduka Sri Maharaja Sultan
Raja Melaka ke-4
Berkuasa1444-1446
Penobatan1444
PendahuluSultan Muhammad Syah
PenerusSultan Muzzafar Syah
KelahiranRaja Ibrahim
WangsaMauli
DinastiMelaka
AyahSultan Muhammad Syah
IbuPutri Raja Rokan
AgamaIslam

Nama asli Sultan Abu Syahid Syah adalah Raja Ibrahim. Ia merupakan putra dari Sultan Muhammad Syah dan Puteri Raja Rokan.

Pemerintahan

sunting

Sultan Abu Syahid Syah menaiki takhta Kesultanan Melaka melalui monopoli pengaruh dan kuasa ibunya, Puteri Rokan dan kakeknya Raja Rokan, yang berhasil mempengaruhi para pembesar Melaka untuk melangkahi pewaris takhta, Raja Kasim.

Meski Raja Kasim adalah putra tertua Sultan Muhammad Syah, namun ibunya, Tun Ratnawati tidak berasal dari keturunan berdarah gahara (keturunan raja yang tulen). Tun Ratnawati merupakan adik kandung Tun Ali, keduanya anak dari Raja Mani Purindan dan Tun Ratna Sundari. Tun Ali telah dilantik sebagai Bendahara Melaka bergelar Seri Nara Diraja, menggantikan datuknya Seri Nara Diraja Tun Perpatih Besar. Setelah Sultan Abu Syahid naik takhta di usia yang masih muda, Raja Kasim dan ibunya diusir paksa keluar dari istana dan meneruskan hidup sebagai nelayan.

Walaupun Sultan Abu Syahid telah menjadi Raja Melaka, namun kuasa pemerintahan sebenarnya terletak di tangan Raja Rokan. Melaka seolah-olah diperintah oleh Raja Rokan yang senantiasa berdamping dengan Sultan Abu Syahid. Akibatnya, pegawai-pegawai Melaka mulai membenci Raja Rokan.

Tata cara Sultan Abu Syahid setelah naik takhta juga lebih menggambarkan cara-cara hidup agama Hindu, meski Islam telah menjadi agama resmi Kesultanan Melaka sejak era Parameswara. Ia bahkan lebih bangga menggunakan gelar Parameswara II dan Sri Parameswara Dewa Syah dari pada Sultan Abu Syahid Syah.

Tun Ali dan pembesar Melaka yang menentang cara hidup Sultan Abu Syahid, termasuk ibu dan kakeknya Raja Rokan, membuatnya merencanakan pemberontakan.

Tun Ali juga mengajak cucunya, Raja Kasim untuk menentang Raja Rokan. Rencana pemberontakan mereka mendapat sambutan positif di kalangan penduduk Melaka yang memang tidak menyukai Raja Rokan. Tun Ali dan Raja Kasim juga telah berhasil membujuk beberapa petinggi Melaka untuk bergabung dengan mereka.

Serangan dilakukan pada waktu malam di istana, dan terjadilah pertarungan antara pengikut Sultan Abu Syahid dan penduduk Melaka yang dipimpin Raja Kasim, Bendahara dan Seri Nara Diraja Tun Ali. Sultan Abu Syahid dan Raja Rokan terbunuh dalam serangan itu, yang terjadi pada tahun 1446.

Pemerintahan Sultan Abu Syahid Syah hanya bertahan selama dua tahun, dan kemudian Raja Kasim ditabalkan sebagai Sultan Melaka yang ke lima, bergelar Sultan Muzaffar Syah.

Didahului oleh:
Sultan Muhammad Syah
Sultan Malaka
1444-1446
Diteruskan oleh:
Sultan Muzaffar Syah