Suku Dayak Kantuk
Suku Dayak Kantuk atau Kantu' merupakan salah satu sub suku kelompok Dayak yang mendiami sebagian wilayah di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat. Di kabupaten tersebut, wilayah penyebaran suku Dayak Kantuk terluas dibanding subsuku dayak lainnya. Bahasa yang digunakan disebut bahasa Kantuk.
Jumlah populasi | |
---|---|
sekitar 25,000 | |
Daerah dengan populasi signifikan | |
Indonesia: | |
Kalimantan Barat | 14,098 |
Bahasa | |
Kantuk (dominan), Bahasa Indonesia, Bahasa Melayu | |
Agama | |
Kristen (khususnya Metodisme, Anglikanisme), Katolik dan Animisme | |
Kelompok etnik terkait | |
Iban, Mualang, Seberuang, Bugau, Sebaru |
Penyebaran
Menurut peneliti dari Institut Dayakologi, suku dayak kantuk tersebar di 14 kecamatan dan 13 kecamatannya berada di Kabupaten Kapuas Hulu. Suku Dayak Kantuk berjumlah 4.900 jiwa penduduk Kecamatan Nanga Kantuk dan 9.198 jiwa penduduk Kecamatan Semitau pada tahun 1982.[1]
Suku Dayak Kantuk tinggal dan menetap sehari-hari di Rumah Panyai atau yang sekarang lazim disebut Rumah Betang. Kebudayaan menenun juga terdapat pula pada suku ini yang umumnya dilakukan oleh kaum perempuannya.
Kekerabatan
Dayak Kantuk memiliki hubungan yang cukup dekat dengan berbagai subsuku dayak lainnya, antara lain: Iban, Ketungau, Seberuang, Desa, dan Mualang. Perbedaaan yang tampak hanya pada dialek bahasa dan sebagian kosakata tertentu. Diyakini bahwa asal-muasal keberadaan suku Dayak Kantuk ini adalah daerah Tampun Juah, sebuah wilayah yang terletak di daerah hilir Sungai Sekayam dan dekat dengan daerah Segumon.
Daftar pustaka
- Alloy, Sujarni. Albertus. Chatarina Pancer Istiyani. 2008. Mozaik Dayak: Keberagaman Subsuku dan Bahasa Dayak di Kalimantan Barat. Pontianak: Institut Dayakologi.
- ^ Dwiari Ratnawati, Lien (2018). Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.