Suci Hadi Suwita
Suci Hadi Suwita (bergelar R.Ntg,) atau lazim dipanggil ibu Suci adalah seorang perempuan yang penjual panganan gorengan dan abon. beliau juga aktif mematri bahasa dan budaya jawa. beliau lahir di Kumendaman , Suryadiningrat, Yogyakarta, pada 21 januari 1936. ibu Suci Hadi Suwita tinggal di jalan suryadiningrat 4 yogyakarta. beliau menikah dengan Prianto. BA. pada 30 september 1964. pernikahannnya tidak berlangsung lama, dan beliau bercerai pada 11 febuari 1969. Suci Hadi Suwita berpendidikan SR. suryadiningrat (1950), SLTP 4 yogyakarta (1953) dan terakhir SMA 1 surakarta tetapi hanya sampai kelas 2. meskipun hanya sampai kelas 2 sma beliau menguasai bahasa jawa bahasa minangkabau, dan bahasa inggris secara pasif.[1]
pada tahun 1960-1964 Suci Hadi Suwita menjabat sebagai petugas adminitrasi di jakarta. kemudian beliau menjadi anggota bangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD) di yogyakarta. disamping itu beliau juga menjadi pengurus PPK tingkat RW. berkaitan dengan kesenian beliau juga menjabat wakil ketua karawitan gotro rini. dan kini masih menjadi anggota sanggar sastra jawa yogyakarta (SSJY).[1]
Berkomentar mengenai keikut sertaan beliau dalam SSJY beliau mengatakan berbeda dibanding dengan teman teman lainnya. teman teman lainnya umumnya berprofesi sebagai guru, dosen, mahasiswa dan karyawan, yang setia hari memegang pena, berbeda dengan dirinya yang hanya memegang pisau dan alat penggorengan. kerana itu Suci Hadi Suwita harus betul betul membagi waktu untuk menulis.
Suci Hadi Suwita pernah mendapatkan penghargaan yaitu jura III lomba karya tulis yang diselenggarakan BKKBN kader sehat lestari 1988. kader sehat lestari dijalani beliau lebih dari 10 tahun. pada 1991 beliau mendapat juara 1 simulasi P -4 puntadewa tingkat daerah istimimewa yogyakarta.[1]
karangan ibu suci berupa geguritan lan cekrak[2], macapat dan novel terbit di majalah pagagan, djaka lodang, bernafas minggu, trinil (majalah milik PKK mantrijeron, yogyakarta, sudah tidak diternitkan lagi). menurut beliau dalam menulis karya yang paling mudah untuk dikerjakan adalah menulis macapat. beliau jugga telah menulis cerita bersambung yang dimuat di Djakalodang dengan judul "prameswarti kang wicaksana" pada tahun 1996 karya geguritan dimuat dalam analogi pemilihan lurah . pada 1997 geguritan dan macapat-nya masuk dalam antologi rembuyung dan pisung. pada tahun 1998 cekrak-nya dalam antologi panjurangan. [1]
Rujukan
sunting- ^ a b c d prabowo, D.P (2015). Ensiklopedi Sastra Jawa. Yogyakarta: Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. ISBN ISBN 978-979-185-235-7 Periksa nilai: invalid character
|isbn=
(bantuan). - ^ Analisis tema geguritan karya Suci Hadi Suwita dalam pisungsung antologi geguritan lan cerkak