Suara Aisyiyah
Suara ‘Aisyiyah adalah majalah resmi Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah. Terbit perdana pada 1926,[1] Suara ‘Aisyiyah dinobatkan oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Majalah Perempuan Tertua yang Berkesinambungan Terbit.
Kategori | Majalah Islam, majalah organisasi |
---|---|
Penerbit | Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah |
Terbitan pertama | 1926 |
Negara | Indonesia |
Berpusat di | Kauman GM I/17 A, Gondomanan, Yogyakarta, DI Yogyakarta |
Bahasa | Bahasa Indonesia |
Situs web | suaraaisyiyah |
Suara ‘Aisyiyah merekam perjalanan ‘Aisyiyah dari dulu hingga kini. Selain menjadi media komunikasi organisasi, majalah ini juga menjadi corong ‘Aisyiyah dalam menyuarakan spirit ajaran Islam dan menyerukan kesetaraan beramal saleh laki-laki dan perempuan.[2]
Sejarah
suntingTahun 1926, Majalah Soeara Moehammadijah (Suara Muhammadiyah) memuat lembaran Isteri-Islam. Lembaran tersebut dikhususkan bagi kaum perempuan dalam rangka menyebarkan ilmu pengetahuan, informasi, seruan, dan peringatan tentang ajaran Islam. Lembaran Isteri-Islam adalah cikal bakal Suara ‘Aisyiyah.[3]
Setahun kemudian, tepatnya pada Oktober 1926 M atau Rabiul Awal 1335 H, Majalah Suara ‘Aisyiyah terbit perdana. Waktu itu yang bertindak sebagai Kepala Pengarang atau Pemimpin Redaksi adalah Siti Djoehainah. Beberapa nama lain yang terlibat dalam kepengurusan adalah Siti Aisyah, Siti Badilah, dan Siti Djalalah.
Terbit kali pertama, Suara ‘Aisyiyah menggunakan bahasa Jawa. Baru pada tahun 1927, Suara ‘Aisyiyah menggunakan dua bahasa: Jawa dan Melayu.
Suara ‘Aisyiyah pernah beberapa kali tidak terbit. Di antara sebab utamanya adalah minimnya naskah dan derma, mengingat Suara ‘Aisyiyah terbit dengan mengandalkan derma.
Selain itu, Suara ‘Aisyiyah juga tercatat mengalami fase antara hidup dan mati. Untuk menyiasati agar majalah tetap terbit, pengelola Suara ‘Aisyiyah mengatur tebal-tipis halaman dan memperpanjang waktu terbit.
Kini, Suara ‘Aisyiyah memasuki usia 100 tahun. Mengusung slogan “Inspirasi Perempuan Berkemajuan”, Suara ‘Aisyiyah berkomitmen menjadi suluh bagi perempuan berkemajuan, serta berupaya mencerdaskan dan memajukan kehidupan umat dan bangsa.[4] Suara 'Aisyiyah juga berkomitmen mengemban misi jihad literasi.[5]
Penghargaan
suntingTahun 2020, Suara ‘Aisyiyah dinobatkan oleh Balai Bahasa Yogyakarta (BBY) sebagai Media Cetak yang Menggunakan Bahasa Indonesia Terbaik se-DIY. Suara ‘Aisyiyah meraih skor 975, dan berhasil mengungguli 40 media lain.[6]
Tahun 2021, tepatnya dalam momentum milad ke-95, Suara ‘Aisyiyah berhasil meraih rekor MURI sebagai “Majalah Perempuan Tertua yang Berkesinambungan Terbit”.[7]
Lihat Pula
suntingReferensi
sunting- ^ "Tentang". Majalah Suara 'Aisyiyah. Diakses tanggal 12 Januari 2023.
- ^ Majalah Suara ‘Aisyiyah, “Meneguhkan Literasi Perempuan Berkemajuan”, Edisi 10 Oktober 2021.
- ^ Muarif. "Lembaran Khusus ISTERI-ISLAM: Cikal Bakal Majalah Suara Aisyiyah". ibtimes.id. Diakses tanggal 7 Maret 2022.
- ^ "95th Suara 'Aisyiyah Teguhkan Peran Melintasi Zaman". aisyiyah.or.id. Diakses tanggal 7 Maret 2022.
- ^ "Suara 'Aisyiyah dan Konsistensi pada Jihad Literasi". republika.co.id. Diakses tanggal 9 Maret 2022.
- ^ "Suara 'Aisyiyah, Media Cetak Bahasa Indonesia Terbaik se-DIY 2020". suaraaisyiyah.id. Diakses tanggal 7 Maret 2022.
- ^ "Suara Aisyiyah Raih Rekor MURI Majalah Perempuan Tertua yang Berkesinambungan Terbit". suaraaisyiyah.id.