Stegodon

genus mamalia


Stegodon, berarti "gigi beratap" (dari bahasa Yunani Kuno στέγω, stégō, 'menutupi', + ὀδούς, odoús, 'gigi') karena bubungan pada gigi geraham yang membuatnya dapat dibedakan dari hewan lain, adalah genus anggota dari subfamili Stegodontinae yang telah punah dari bangsa Proboscidea (vertebrata berbelalai). Stegodon sempat dimasukkan dalam famili Elephantidae (Abel, 1919), tetapi juga ditempatkan dalam Stegodontidae (R. L. Carroll, 1988).[1] Stegodonts muncul dari 11.6 juta tahun yang lalu (Mya) sampai Pleistosen akhir, dengan jejak kehidupan yang terlokaliasi dan tidak terkonfirmasi sampai 4,100 tahun lalu. Fosil ditemukan di strata Asia dan Afrika dari Miosen Akhir; pada kala Pleistosen, mereka hidup di sebagian besar Asia dan Afrika Timur dan Tengah, dan di Wallacea sampai ke Timor.[1][2][3]

Stegodon Edit nilai pada Wikidata
Periode MiosenPleistosen, 11.6–0.0041 jtyl

Kerangka Stegodon di Gansu Provincial Museum
Taksonomi
KelasMammalia
OrdoProboscidea
FamiliStegodontidae
GenusStegodon Edit nilai pada Wikidata
Falconer, 1847
Spesies
  • S. aurorae (Matsumoto, 1918)
  • S. elephantoides (Clift, 1828)
  • S. florensis Hooijer, 1957
  • S. ganesha
    (Faloner and Cautley, 1846)
  • S. kaisensis Hopwood, 1939
  • S. luzonensis
    von Koenigswald, 1956
  • S. miensis (Matsumoto, 1941)
  • S. mindanensis (Naumann, 1890)
  • S. orientalis Owen, 1870
  • S. sompoensis Hooijer, 1964
  • S. sondaari van den Bergh, 1999
  • S. trigonocephalus (Martin, 1887)
  • S. zdanskyi Hopwood, 1935
Gading Stegodon dipajang di Museum Nasional Filipina

Tinjauan 130 lembar kertas yang berisi tulisan tentang 180 situs berbeda dengan sisa-sisa dari hewan Proboscidea di Tiongkok selatan mengungkapkan bahwa Stegodon lebih umum daripada gajah Asia; lembaran memberitahu banyak penanggalan paling terkini, dengan yang termuda seumur 2,150 tahun SM (4,100 Sebelum Sekarang).[2] Namun, Turvey et al. (2013) melaporkan bahwa salah satu kumpulan fauna termasuk fosil Stegodon yang seharusnya berasal dari kala Holosen (dari Gulin, Provinsi Sichuan) ternyata berumur dari Pleistosen akhir; fosil stegodont lain yang seharusnya dari Holosen hilang dan usianya tidak dapat dibuktikan. Para penulis menyimpulkan bahwa kemunculan terakhir Stegodon yang telah terkonfirmasi dari Tiongkok adalah dari Pleistosen akhir, dan keberadaannya pada kala Holosen tidak dapat dibuktikan.[4]

Model Stegodon berukuran sama dengan aslinya

Taksonomi

sunting

Hingga masa sekarang dikenal dua belas jenis Stegodon:

Fosil-fosil stegodon banyak ditemukan di Indonesia, khususnya di pulau-pulau Indonesia bagian barat, seperti Pulau Sumatra, Jawa (Situs Cisaat, Ngandong, Patiayam, Sangiran, dan Trinil), dan Flores. Meskipun kebanyakan fosil gigi atau tulang rahang, ditemukan pula fosil tulang paha (femur) dan gading.

Referensi

sunting
  1. ^ a b PaleoBiology Database: Stegodon, basic info
  2. ^ a b H. Saegusa, "Comparisons of Stegodon and Elephantid Abundances in the Late Pleistocene of Southern China Diarsipkan 2006-05-08 di Wayback Machine.", The World of Elephants -- Second International Congress, (Rome, 2001), 345-349.
  3. ^ Louys, Julien; Price, Gilbert J.; O’Connor, Sue (2016-03-10). "Direct dating of Pleistocene stegodon from Timor Island, East Nusa Tenggara". PeerJ. 4: e1788. doi:10.7717/peerj.1788 . ISSN 2167-8359. PMC 4793331 . PMID 26989625. 
  4. ^ Samuel T. Turvey, Haowen Tong, Anthony J. Stuart and Adrian M. Lister (2013). "Holocene survival of Late Pleistocene megafauna in China: a critical review of the evidence". Quaternary Science Reviews. 76: 156–166. Bibcode:2013QSRv...76..156T. doi:10.1016/j.quascirev.2013.06.030. 

Pranala luar

sunting