Stasiun Muara Satu

Stasiun Muara Satu adalah stasiun kereta api yang terletak di Blang Pulo, Muara Satu, Lhokseumawe. Stasiun yang termasuk dalam Sub Divisi Regional I.1 Aceh ini masih dalam tahap pembangunan dan belum diaktifkan. Stasiun ini memiliki dua jalur kereta api dengan jalur 2 sebagai sepur lurus.

Stasiun Muara Satu
Muara Satu
Lokasi
Koordinat5°12′36.2″N 97°04′36.1″E / 5.210056°N 97.076694°E / 5.210056; 97.076694
Operator
Letak
Jumlah peronSatu peron sisi yang tinggi
Jumlah jalur2 (jalur 2: sepur lurus)
LayananCut Meutia/Perintis Aceh (Rencana)
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Sejarah
DibukaTBA
Nama sebelumnyaStasiun Blang Pulo (awal perencanaan)
Stasiun Paloh (selama masa pembangunan)
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Layanan lokal/komuter Stasiun berikutnya
Terminus Cut Meutia
Rencana
Krueng Geukueh
menuju Kutablang
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Saat ini bangunan Stasiun Muara Satu telah selesai dibangun berikut dengan pemasangan rel kereta pada emplasemennya. Stasiun ini mempunyai infrastruktur bangunan yang sama seperti Stasiun Geurugok dan Stasiun Kutablang. Stasiun ini dibangun sebagai perpanjangan rute untuk memperlancar konektivitas penumpang maupun barang baik antar provinsi, kota, maupun kabupaten serta melanjutkan pembangunan angkutan massal kereta api di Aceh yang dicanangkan oleh Menteri Perhubungan. Pengaktifan stasiun ini memperpanjang lintasan aktif eksisting dari Kutablang menuju Krueng Geukueh sepanjang 21 km menjadi 30 km, bertambah 9 km dari Krueng Geukueh menuju stasiun ini.[2][3] Direncanakan stasiun akan beroperasi pada saat penerapan grafik perjalanan kereta api tahun 2025 (GAPEKA 2025) mulai diberlakukan.[4]

Kontroversi

sunting

Stasiun Muara Satu merupakan stasiun yang didesain memiliki area yang begitu luas, Luasnya area stasiun ini membuat pembangunan stasiun turut menjangkau wilayah-wilayah adat setempat, termasuk cagar budaya Makam Putroe Neng, seorang tokoh kapten wanita berdarah Tionghoa-Siam yang diagungkan oleh masyarakat setempat.[5][6]

Hingga akhirnya, disebutkan bahwa pihak kontraktor pembangunan Stasiun Muara Satu telah bermusyawarah dengan masyarakat desa serta penjaga makam untuk tidak melakukan pengambilalihan lahan melalui pembangunan pagar untuk menegaskan batas-batas wilayah stasiun. Sehingga pembangunan dan pengoperasian stasiun dapat dilanjutkan.[7]

Referensi

sunting
  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ "Menhub Cek Pembangunan Jalur Kereta Api di Aceh". Konstruksi Media. 2023-04-05. Diakses tanggal 2024-07-20. 
  3. ^ Yusman, Denny (2023-09-21). Zul, Ridhwan, ed. "Dirjen Perkeretapian Tambah Stasiun di Muara Satu Hingga Kutablang". RRI. Lhokseumawe: Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia. Diakses tanggal 2025-01-05. 
  4. ^ "#SobatSaKe berikut rangkuman singkat perubahan Grafik Perjalanan Kereta yang akan berlaku pada 1 Februari 2025 mendatang". Instagram. 2025-01-05. Diakses tanggal 2025-01-27. 
  5. ^ Safrizal (2019-11-21). "Makam Putroe Neng di Lhokseumawe, Jejak Sejarah yang Terabaikan". AJNN net-Aceh Journal National Network. Lhokseumawe. Diakses tanggal 2025-01-27. 
  6. ^ Mubarak, Zaki (2023-03-29). "Warga Minta Area Makam Putroe Neng Tidak Dijadikan Lahan Stasiun Kereta Api". Serambinews (TRIBUNnews). Lhokseumawe. Diakses tanggal 2025-01-27. 
  7. ^ "Mari Kita Kawal Bersama Hingga TUNTAS, Jangan Ada Pihak Manapun yang Dirugikan!". Instagram. 2023-09-23. Diakses tanggal 2025-01-27. 
Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Krueng Geukueh
menuju Kutablang
Lintas Aceh
Wilayah pembangunan jalur dengan sepur 1.435 mm
Terminus