Stasiun Benowo

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Benowo (BNW) adalah stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Benowo, Pakal, Surabaya; pada ketinggian +3 meter; dan termasuk dalam Daerah Operasi VIII Surabaya. Stasiun ini merupakan stasiun KA yang berada paling barat di Kota Surabaya. Ke arah utara stasiun ini terdapat Stadion Gelora Bung Tomo yang merupakan stadion terbaru di Kota Surabaya.

Stasiun Benowo
Kereta Api Indonesia
B04A17

Stasiun Benowo pada tahun 2021
Lokasi
Koordinat7°14′8″S 112°37′7″E / 7.23556°S 112.61861°E / -7.23556; 112.61861
Ketinggian+3 m
Operator
Letak
Jumlah peron2 (satu peron sisi dan satu peron pulau (antara jalur 1 dan 2) yang sama-sama rendah; peron pulau sengaja dibangun miring)
Jumlah jalur4 (jalur 2 dan 3: sepur lurus)
LayananCommuter Line (Blorasura dan Arjonegoro)
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiIII/kecil[2]
Sejarah
Dibuka1903
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Cerme
menuju Cepu
Commuter Line Blorasura Kandangan
Cerme
menuju Babat
Commuter Line Arjonegoro
Babat–Surabaya Pasarturi, p.p.
Commuter Line Arjonegoro
Babat–Surabaya Pasarturi–Sidoarjo, p.p.
Kandangan
menuju Sidoarjo
Cerme
menuju Bojonegoro
Commuter Line Arjonegoro
Bojonegoro–Surabaya Pasarturi–Sidoarjo, p.p.
Layanan penghubung
Halte sebelumnya Trans Semanggi Suroboyo Halte berikutnya
RSI Daru Syifa
menuju Benowo
Kelurahan Pakal
menuju Tunjungan
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Toilet 
Tipe persinyalan
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Bangunan dan tata letak

sunting

Stasiun Benowo awalnya hanya memiliki dua jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Setelah jalur ganda ruas BabatKandangan dioperasikan per awal Mei 2014,[3] terdapat masing-masing satu jalur lurus dan jalur belok baru di sisi utara stasiun sehingga jumlah jalur bertambah menjadi empat. Jalur 2 dijadikan sebagai sepur lurus untuk arah Surabaya Pasarturi, sedangkan jalur lurus baru tersebut menjadi jalur 3 yang dijadikan sebagai sepur lurus untuk arah Semarang. Selain itu, sistem persinyalan diubah dari sistem mekanik menjadi sistem persinyalan elektrik.

G Bangunan utama stasiun
Peron sisi
Jalur 1 (Kandangan) B Commuter Line Blorasura, tujuan Cepu dan tujuan Surabaya Pasarturi (Cerme)
A Commuter Line Arjonegoro, tujuan Babat/Bojonegoro dan tujuan Surabaya Pasarturi/Sidoarjo
Peron pulau
Jalur 2 Sepur lurus arah Surabaya Pasarturi
Jalur berjalan langsung kereta api ke arah timur
(Kandangan) B Commuter Line Blorasura, tujuan Surabaya Pasarturi
A Commuter Line Arjonegoro, tujuan Surabaya Pasarturi/Sidoarjo
Jalur 3 Sepur lurus arah Semarang Tawang
Jalur berjalan langsung kereta api ke arah barat
B Commuter Line Blorasura, tujuan Cepu (Cerme)
A Commuter Line Arjonegoro, tujuan Babat/Bojonegoro
Jalur 4 Sepur belok untuk pemberhentian kereta api ke arah barat
 
Stasiun Benowo memiliki karakteristik emplasemen yang menikung, diambil pada 2011 sebelum pembangunan jalur ganda lintas utara

Seperti Stasiun Tandes, stasiun ini juga merupakan stasiun lengkung dengan jalur yang menikung dan memiliki peron tengah yang sengaja dibuat miring, bertujuan untuk menyesuaikan tinggi peron dengan pintu kereta yang miring karena berada di jalur yang menikung. Hal ini juga berfungsi supaya kereta api yang melintas langsung dapat melaju cepat di tikungan.

Dahulu ke arah timur stasiun ini, sebelum Stasiun Kandangan, terdapat Perhentian Semimi yang kini sudah dinonaktifkan.[4]

Layanan kereta api

sunting

Lokal dan komuter (Commuter Line)

sunting
Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
B Blorasura Cepu Surabaya Pasarturi
A Arjonegoro Babat Tujuan akhir Babat hanya jadwal pagi, sedangkan sebaliknya hanya jadwal malam.
Sidoarjo Tujuan akhir Sidoarjo hanya jadwal pagi, sedangkan sebaliknya hanya jadwal sore.
Bojonegoro Hanya jadwal siang.

Insiden

sunting

Pada 25 Maret 2004, kereta api Kertajaya relasi Surabaya Pasarturi-Jakarta Pasar Senen anjlok sebelum memasuki Stasiun Benowo di daerah Raci, Benowo, Surabaya karena KA berjalan di luar jalur yang mengakibatkan sepuluh penumpang luka.[5][6]

Galeri

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ "Rel Ganda Tersambung, Bulan Depan Kereta Ditambah". Tempo.co. 2014-05-09. Diakses tanggal 2020-04-19. 
  4. ^ Officieele Reisgids der Spoor en Tramwegen en Aansluitende Automobieldiensten op Java en Madoera. Staatsspoor en Tramwegen Particuliere Spoor en Tramweg-Maatschappijen. 1931. hlm. 168–171. 
  5. ^ "Fokus Indosiar: Enam kecelakaan KA dalam 3 Bulan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-24. Diakses tanggal 2015-09-10. 
  6. ^ "KA Kertajaya Anjlok di Benowo, 10 Luka". Tempo (dalam bahasa Inggris). 2004-03-25. Diakses tanggal 2019-10-07. 
Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Cerme
menuju Gambringan
Gambringan–Surabaya Pasarturi Kandangan