Stadion Kamal Junaidi
Stadion Kamal Djunaedi adalah sebuah stadion multi guna yang terletak di Jepara, Indonesia. Stadion ini dipergunakan untuk menggelar pertandingan - pertandingan sepak bola dan merupakan markas dari Persijap Jepara. Kapasitas stadion ini adalah 15.000 orang.
Stadion Kamal Junaidi SKJ | |
---|---|
Lokasi | |
Lokasi | Jepara, Jawa Tengah, Indonesia |
Koordinat | 6°35'44"S 110°39'35"E |
Biaya pembuatan | 2 miliar Rupiah |
Data teknis | |
Permukaan | rumput |
Kapasitas | |
Ukuran lapangan | |
Pemakai | |
Jepara United (2024-kini) | |
Etimologi
suntingKamal Djunaedi pria kelahiran 30 Desember 1954 ini dalah pemain yang sangat berprestasi bagi Persijap Jepara, hingga ahir hayatnya Kamal Djunaedi tetap membela Persijap Jepara. oleh karena itu stadion Persijap dinamakan Stadion Kamal Djunaedi. Kamal Djunaedi tutup usia pada tanggal 20 Agustus 1973.
Sejarah
suntingAgustus 1973, di Salatiga digelar partai puncak perebutan Piala Makutarama. Dua tim bertetangga dari daerah pesisir utara Pulau Jawa, Persijap Jepara dan Persipa Pati berjuang mati-matian untuk menjadi juara.
Langit cerah, dan tak ada pertanda hujan akan turun saat wasit Dardiri asal Salatiga meniup peluit isyarat kick off babak pertama dimulai. Di babak pertama, Kamal Djunaidi, seorang penjaga gawang Persijap menunjukkan kelasnya sebagai penjaga gawang. Gerakannya lincah, agresif, dan variatif. Suatu saat di babak pertama itu, tendangannya menggetarkan jala lawan, dan kedudukan tetap 1-0 hingga 45 menit pertama berakhir.
Ketika kaki Syarief KS, kapten tim Persijap, menggelindingkan bola kick off babak kedua, langit gelap oleh mendung yang menggelayut. Suara halilintar datang bertubi, memekakkan ribuan pasang telinga yang memadati stadion. Saat itulah, di lapangan terlihat api berkobar.
Hampir semua pemain tergeletak, termasuk wasit Dardiri. Syarif KS masih berdiri terpaku, tak mafhum apa yang baru saja terjadi. Tubuh Kamal Djunaidi yang semula lincah terlihat mengepulkan asap. Kaus kaki, sepatu, dan celananya terkoyak api. Tujuh anggota skuat Persijap lainnya luka bakar parah. Hanya Kamal Djunaidi, pemuda asal Kelurahan Panggang yang meninggal di tengah lapangan. Api halilintar itu mengakhiri kariernya di tim yang sangat dicintainya.
Tapi, hembusan napas terakhirnya menorehkan prestasi gemilang. Kedudukan 1-0 itu membuat Persijap berhak memboyong Piala Makutarama. Nama Kamal Djunaidi kemudian diabadikan menjadi nama stadion untuk mengenang pengorbanan, spirit, sekaligus prestasi yang pernah diukir pahlawan bola bagi masyarakat Jepara tersebut.
Referensi
sunting