Spongiforma squarepantsii
Spongiforma squarepantsii adalah spesies dari fungsi dalam keluarga Boletaceae, genus Spongiforma. Spesies ini ditemukan di pulau Kalimantan, yang baru-baru ditemukan pada tahun 2011. Spesies ini menghasilkan bentuk yang berupa spons, tubuh buahnya yang oranye dan berkaret memiliki bau yang samar atau apek. Lebar dan tinggi tubuh buahnya masing-masing mencapai 10 cm (3,9 in) dan 7 cm (2,8 in) . Mirip seperti porifera, spesies ini dapat kembali ke bentuk semulanya jika air di dalamnya diperas. Sporanya dihasilkan pada permukaan berongga dari porifera, serta bentuknya seperti almon dengan permukaan yang kasar dan memiliki ukuran 10‑12.5 μm kali 6‑7 μm. Nama fungsi ini diturunkan dari kartun karakter Nickelodeon, SpongeBob SquarePants, dari pertunjukkan dengan nama yang sama. S. squarepantsii adalah salah satu dari dua spesies dalam genus Spongiforma. Salah satu spesies lainnya, S. thailandica, berbeda dengan S. Squanrepantsii dalam warna, bau, dan struktur sporanya.
Taksonomi dan klasifikasi
suntingSpesies ini pertama dideskripsikan dalam sebuah jurnal akademis daring Mycologia pada Mei 2011, yang ditulis oleh tiga ahli mitologi berkebangsaan Amerika yang bernama Dennis E. Desjardin, Kabir Peay, dan Thomas Bruns. Deskripsi ini didasarkan pada dua spesimen yang dikumpulkan oleh Bruns pada tahun 2010 di sebuah taman nasional di Sarawak, Malaysia, Taman Nasional Perbukitan Lambir. Spesies ini pertama kali muncul dalam kajian pada 2010 mengenai jamur ektomikoriza pada hutan tropis dipterokarpia di Bukit Lambit, walaupun terbitan tersebut belum dideskripsikan secara resmi.[1] Karena bentuknya yang tidak biasa, Desjardin dan beberapa ahli awalnya masih belum memastikan apakah spesies ini merupakan anggota dari Basidiomycota atau Ascomycota. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa spesies ini cocok dengan Spongiforma, genus yang baru-baru itu dideskripsikan dari hutan dipterokarpa yang berasal dari Thaliand pada 2009.[2] Keserupaan antara spesies yang dikumpulkan di pulau Kalimantan dan Spongiforma thailandica dikonfirmasi dengan analisis yang menunjukkan 98% cocok di antara barisan dua DNA ribosom.[3]
Nama genus Spongiforma diambil dari tubuh buah yang berupa spons. Sementara itu, nama botani squarepantsii adalah latinisasi dari karakter kartun Nickelodeon, SpongeBob SquarePants yang memiliki bentuk menyerupai fungi. Beberapa penulis menerangkan bahwa permukaan spore-bearing (himenium), saat melihatnya dengan menggunakan mikroskop pemindai elektron, agak menyerupai "dasar laut yang diselimuti dengan tanaman spons berupa tabung, mengingatkan sebuah tempat tinggal fiksi SpongeBob".[3] Nama botani itu tidak disetujui oleh penyunting Mycologia dengan alasan karena "namanya yang sembrono", tetapi Desjardin dan beberapa ahli bersikeras bahwa mereka dapat menamainya sesuka hati.[4]
Deskripsi
suntingTubuh buah Spongiforma squarepantsii memiliki warna oranye kecerahan, dengan bentuknya yang agak menyerupai bulat atau oval. Ukuran lebar dan tinggi tanaman ini masing-masing 3–5 cm (1,2–2,0 in) dan 2–3 cm (0,8–1,2 in). Meskipun tangkainya sedikit, tanaman ini memiliki kolumela (tali kecil dari jaringan steril yang memperpanjang hingga ke pusat tubuh badan) yang belum sempurna. Permukaan tubuh buahnya mempunyai rabung yang dalam dan lipatan yang menyerupai otak. Tanaman ini menyerupai spons yang elastis, dalam artian bahwa bentuknya akan kembali ke semula jika memeras air di dalamnya. Bentuk permukaannya tidak beraturan yang disertai dengan rongga besar dan digarisi dengan jaringan fertil yang menghasilkan spora. Ukuran diameter rongga itu berkisar 2 dan 10 mm (0,1 dan 0,4 in). Rabung rongganya berwarna oranye pudar atau lebih cerah dan berkelijak (memiliki berbulu getar). Tubuh buahnya memiliki bau yang kuat, diibaratkan sebagai "bau buah-buahan yang agak samar atau sangat apek".[3] Jaringan jamur ini berganti warna menjadi ungu ketika diteteskan 3% kalium hidroksida (KOH). Secara keseluruhan, spora pada jamur berwarna cokelat kemerahan atau cokelat mahoni.[3] Akan tetapi, masih belum diketahui apakah tubuh buahnya dapat dimakan.[5]
Bentuk sporanya yang berupa kacang almon biasanya memiliki ukuran berkisar 10–12.5 μm kali 6–7 μm, dengan cangkang tebalnya berkisar 0,5–1.2 μm. Bentuk spora tersebut memiliki apikulus pusat yang kecil (luas depresi yang pada saat spora menempel ke basidium melalui sterigma). Ketika dipreparat dalam air suling, permukaannya menjadi kasar dan berkutil, serta warnaya terlihat cokelat berkarat. Ketika dipreparat dalam solusi KOH 3%, sporanya menjadi warna keabuan dan lila pucat, serta ornamentasi permukaannya membentuk bintil terbuntal yang dapat dikendurkan dan melarut. Sporanya adalah dextrinoid (maksudnya sporanya menjadi warna cokelat kemerahan pada saat proses pewarnaan jaringan dengan menggunakan reagen Melzer) dan cyanophilic (maksudnya menjadi warna merah dalam asetokarmin). Basidianya berbentuk belantan dan berspora empat dengan panjang sterigmata mencapai 9,5 μm. Rabung rongganya mencakup cystidia yang tegak, yang bercambur dengan rantai hifa tegak yang berbentuk tabung berdiameter kira-kira 4–6 μm. Bentuk cystidia-nya kasarnya berbentuk tabung, yang ukurannya 20–60 μm kali 4–9 μm. Hifa pada jamurnya tidak memiliki clamp connection .[3]
Spesies yang berkaitan dengannya adalah Spongiforma thailandica. Pada tahun 2009, spesies baru-baru ini dijelaskan bahwa terdapat perbedaan dengan S. squarepantsii. Spongiforma thailandica memiliki tubuh yang lebih besar, lebarnya berukuran 5–10 cm (2,0–3,9 in) dan tingginya berukuran 4–7 cm (1,6–2,8 in) tall. Glebanya yang pada awalnya berwarna oranye keabuan pucat berubah menjadi abu kecokelatan, sebelum warnanya gelap menjadi cokelat kemerahan atau cokelat tua. Baunya mirip seperti tar batu bara. Ketika diperbesar menggunakan mikroskop, S. thailandica memiliki spora yang kecambah permukaannya terlihat sedikit menonjol.[2]
Habitat dan distribusi
suntingSpongiforma squarepantsii ditemukan di Taman Nasional Perbukitan Lambir (negara bagian Sarawak di Malaysia), pulau Kalimantan di daerah utara (4°20′N 113°50′E / 4.333°N 113.833°E). Hutan hujan tropis ini menampung sekitar 3.000 milimeter (120 in) hujan setiap tahun, dengan suhu rata-rata berkisar dari 24 hingga 32 °C (75 hingga 90 °F).[3] Ketika tubuh buahnya menjadi kering, strukturnya dapat kembali dalam bentuk semula dengan cepat, dengan cara menyerap kelembapan dari udara.[6] Bau spesies yang berbeda menandakan spora yang berpencar dikarenakan adanya hewan-hewan.[3]
Referensi
sunting- ^ Peay KG, Kennedy PG, Davies SJ, Tan S, Bruns TD (2010). "Potential link between plant and fungal distributions in a dipterocarp rainforest: community and phylogenetic structure of tropical ectomycorrhizal fungi across a plant and soil ecotone". New Phytologist. 185 (2): 529–42. doi:10.1111/j.1469-8137.2009.03075.x . PMID 19878464.
- ^ a b Desjardin DE, Binder M, Roekring S, Flegel T (2009). "Spongiforma, a new genus of gasteroid boletes from Thailand" (PDF). Fungal Diversity. 37: 1–8.
- ^ a b c d e f g Desjardin DE, Peay KB, Bruns TD (2011). "Spongiforma squarepantsii, a new species of gasteroid bolete from Borneo". Mycologia. 103 (5): 1119–23. doi:10.3852/10-433. PMID 21558499.
- ^ GrrlScientist (22 June 2011). "The new fungus from Bikini Bottom". Punctuated Equilibrium, The Guardian. Diakses tanggal 5 October 2011.
- ^ Willingham, Emily (22 June 2011). "Dennis Desjardin: A fungus named after SpongeBob". Earthsky.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-04-05. Diakses tanggal 5 October 2011.
- ^ Staff writer (22 June 2011). "SpongeBob lends name to new mushroom species". BBC. Diakses tanggal 5 October 2011.