Speleologi adalah ilmu yang mempelajari gua termasuk proses pembuatannya (speleogenesis), struktur, fisik, sejarah dan aspek biologis. Asal kata speleologi berasal dari bahasa Yunani spelaion yang berarti gua dan logos yang berarti ilmu. Speleologi sering dikaitkan dengan aktivitas penjelajahan gua yang dikenal dengan istilah susur gua.

Grotte des Faux-Monnayeurs (lit. "Gua para Pemalsu"), di Mouthiers-Haute-Pierre (Prancis)

Sejarah

sunting

Menurut catatan, John Beaumont, seorang ahli bedah dari Somerset, Inggris, yang juga dikenal sebagai ahli pertambangan dan geologi amatir, sebagai orang yang pertama menuruni sumuran (potholing) pada tahun 1674. Dia menuruni sumuran sedalam 20 meter dan menemukan ruangan sepanjang 20 meter, lebar 3 meter dan ketinggian plafon 10 meter, dengan menggunakan penerangan lilin.[butuh rujukan]

Menurut catatan Beaumont merangkak sejauh 100 meter dan menemukan jurang. Ia mengikat pada tali di tubuhnya dan minta diulur sedalam 25 meter dan mengukur ruangan dalam gua tersebut. Ia melaporkan penemuan ini ke Royal Society, lembaga pengetahuan Inggris.[butuh rujukan]

Kemudian “Johann Valsavor” dari Slovenia, mendiskripsikan gua-gua antara tahun 1670-1680. Tak kurang dari 70 gua, dia membuat peta dan menerbitkannya. Semenjak munculnya publikasi mengenai gua, semakin banyaklah orang memasuki gua.[butuh rujukan]

Sekalipun sejak abad ke-17 orang sudah mulai menjadikan gua sebagai objek petualangan dan hanya pada kalangan terbatas, baru pada abad ke-19, muncul resmi ilmu speleologi atas jasa Edouard Alfred Martel. Dia menciptakan metode penuh disiplin dan tertib, mengubah tata cara penelusuran gua sebelumnya dengan menstandarkan perlengkapan dan bekal yang harus dibawa.[butuh rujukan]

Sewaktu kecil dia sudah mengunjungi gua Hahn di Belgia dengan ayahnya seorang ahli paleontologi, kemudian juga mengunjungi gua di Pyrreneenne di Swiss dan Italia. Pada tahun 1888 dia mulai mengenalkan penelusuran gua dengan menggunakan peralatan, pada seiap musim panas dia dan teman-temannya mengunjungi gua-gua dengan membawa dua gerobak penuh peralatan dan bahan makanan serta alat fotografi. Dia juga membuat pakaian berkantung banyak yang sekarang disebut coverall. Kantung ini diisi dengan peluit, batangan magnesium, 6 lilin besar, korek api, batu api, martil.[butuh rujukan] Tahun 1889 ia berhasil menjejakkan kakinya di kedalaman 233 meter di sumuran Ranabel, Prancis. Tidak berlebihan memang jika dia kini diakui sebagai "bapak speleologi".[butuh rujukan]

Sebuah majalah populer di Amerika Serikat pada tahun 1912 memberikan informasi kepada pembacanya mengenai sebuah studi mengenai fitur-fitur gua dan karst. Majalah ini menjelaskan bahwa studi ini disebut sebagai speleologi. Studi ini tidak berkaitan sama sekali dengan kajian mengenai ejaan, meskipun namanya mirip dengan kata spelling. Ilmu ini hanya berkaitan dengan penyusuran gua dan merupakan kebalikan dari alpinisme. Saat speleologi diperkenalkan, dunia keilmuan sedang mengalami pemisahan-pemisahan disiplin ilmiah dari bidang keilmuan lainnya, khususnya studi gender yang menghilangkan dikotomi pengetahuan dari hasil akademik dan publik. Meski demikian, batasanan kajian speleologi sebagai suatu ilmu pengetahuan masih belum jelas.[1]

Kemudian bermunculannya penelusur gua dan ahli speleologi lain yang terkemuka seperti Fournier, Jannel, Biret, Gaupilat dan masih banyak lagi. Baru ketika Perang Dunia I usai, muncul Robert de Joly dan Norbert Casteret yang kalibernya mampu mengimbangi Martel.[butuh rujukan]

De Joly memulai kiprahnya berdasarkan pengalamannya sewaktu berdinas di Angkatan Udara. Ia menciptakan alat-alat yang terbuat dari Allumunium Alloy, logam campuran yang juga dipergunakan pada badan pesawat. Norbert Castere, adalah orang yang tercatat pertama kali melakukan cave diving pada tahun 1922. Bukunya yang berjudul My Cave dan Ten Years Underground mengilhami para ahli speleologi sesudahnya. Karena itulah negara Prancis dianggap sebagai kiblat dari ilmu speleologi.[butuh rujukan]

Di Amerika Serikat, studi tentang asal-usul gua batu kapur telah dipandang bagian dari kajian geografi atau geologi sejak tahun 1930. Studi awal mengenai asal-usul gua ini diadakan oleh William Morris Davis. Pada tahun 1941, Masyarakat Speleologi Nasional didirikan, Perkembangan spelelogi di Amerika Serikat pada masa ini mirip dengan perkembangan speleologi di Eropa pada masa 60 tahun yang lalu.[2]

Pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an, di Eropa telah dicetak banyak buku pedoman mengenai ilmu gua. Buku-buku ini telah mengemukakan bahwa speleologi telah memiliki peran tersendiri dalam bidang penelitian. Para sarjana di Amerika Serikat dan Australia mengaitkan speleologi dengan geografi, geologi dan pariwisata.[1] Speleologi sendiri memiliki citra diri yang beragam. Penyebabnya adalah adanya perbedaan historis dalam praktik dan pelembagaan speleologi. Di Australia dan Selandia Baru, pemetaan dan pemeriksaan gua yang telah dikenal dilakukan oleh para ahli geologi dari pemerintah dan juru gambar di bidang survei geologi. Kegiatan ini menghasilkan perkembangan bagi penelitian gua yang lebih lanjut.[3]

Batasan kajian

sunting

Speleologi hanya mengkaji bagian fisik dari gua melalui kegiatan susur gua. Bagian fisik ini meliputi batuan dan air yang ada di dalam gua. Kajian mengenai batuan meliputi jenis dan umur batuan serta bentuk dan ukuran lorong gua. Sedangkan kajian mengenai air di dalam gua meliputi kondisi air di dalam gua dan keberadaan sumber air di dalam gua.[4]

Kegiatan

sunting

Kerja lapangan

sunting

Kerja lapangan merupakan kegiatan paling mendasar dalam speleologi. Bentuk kegiatannya yang paling umum adalah kartografi gua. Speleologi (speleology) dan susur gua (caving) digunakan dalam bahasa Inggris untuk pekerjaan survei gua dan kerja lapangan. Tujuannya untuk membedakan antara speleologi sebagai sebuah studi ilmiah dan susur gua sebagai kegiatan eksplorasi gua dengan tujuan rekreasi. Kartografi gua membentuk persepsi ilmiah dalam bidang penelitian speleologi dan memberikan identitas profesional kepada para penjelajah gua.[5]

Dalam sejarah, kerja lapangan pertama kali diadakan pada abad ke-18. Kegiatan awalnya adalah melakukan perjalanan ke berbagai tempat untuk tujuan tertentu di bidang ilmu kebumian. Pada masa ini, ilmu kebumian masih mengandalkan bukti empiris. Kemudian speleogenesis telah memiliki hipotesis yang dapat dirumuskan tanpa perlu pengamatan langsung. Sementara studi speleologi dan isi gua memerlukan pengalaman yang berupa perjalanan pribadi yang rumit. Perjalanan ke permukaan bawah tanah dilakukan dengan memahami terlebih dahulu mengenai praktik budaya. Hal yang sama berlaku pada perjalanan menuju ke tempat-tempat yang eksotis. Pertukaran budaya dengan penduduk asli di suatu wilayah menjadi hal yang penting. Tahapan pertukaran budaya ini dibagi menjadi tahapan awal, tahapan pencapaian dan tahapan kembali dari perjalanan. Penelitian speleologi tetap mengutamakan perjalanan dibandingkan dengan disiplin ilmiah yang lainnya. Kerja lapangan berperan dalam perkembangan sejarah speleologi dan pembentukan kesadaran kelompok sosialnya sendiri. Speleologi memiliki kemiripan dengan geologi. Keberadaannya sebagai suatu bidang ilmu menandai pengadaan pertama dari instruksi dalam penelitian gua praktis dan kerja lapangan.[6]

Speleoturisme

sunting

Speleoturisme merupakan kegiatan mengamati sumber daya alam yang ada di dalam gua yang dilakukan oleh turis. Pengamatan dikhususkan kepada keindahan dan keanehan formasi yang diciptakan oleh proses geologis dan proses hidrologis. Proses ini berlangsung selama ribuan tahun di dalam lorong dan ruang bawah tanah. Sumber daya alam yang dihasilkan meliputi stalaktit dan stalagmit, heliktit dan karang gua, serta batu aliran dan tirai gua. Terdapat asumsi dari manajemen gua pertunjukan bahwa turis mengunjungi gua untuk melihat keindahan dan mengetahui apa yang terdapat di dalam lingkungan alam bawah tanah. Turis juga melakukan speleoturisme untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang speleologi khususnya pada hidrogeologi.[7]

Penerapan studi

sunting

Dalam komunitas ilmiah, speleologi dan studi tentang karst menjadi studi yang penting. Penggunaan studinya dipakai dalam bidang hidrogeologi, bencana alam, antropogenik, geomorfologi, dan mineralogi. Selain itu studi speleologi dan studi karst diterapkan pada bidang biologi, mikrobiologi, dan paleoklimatologi serta pada banyak topik lainnya.[8]

Referensi

sunting

Catatan kaki

sunting
  1. ^ a b Mattes 2015a, hlm. 275.
  2. ^ Mattes 2015a, hlm. 276.
  3. ^ Mattes 2015a, hlm. 275-276.
  4. ^ Kurniawan, I. D., dan Rahmadi, C. (2019). Ekologi Gua Wisata: Dampak Aktivitas Wisata terhadap Lingkungan dan Kehidupan Biota Gua serta Upaya Konservasinya (PDF). Yogyakarta: Graha Ilmu. hlm. vii. ISBN 978-623-228-269-8. 
  5. ^ Mattes 2015b, hlm. 251.
  6. ^ Mattes 2015b, hlm. 252.
  7. ^ Crane, R. dan Fletcher, L. (2016). "The Speleotourist Experience: Approaches to Show Cave Operations in Australia and China". Helictite. Australian Speleological Federation Inc. 42: 2. 
  8. ^ Waele, Jo De (2010). "Teaching Resources in Speleology and Karst: A Valuable Educational Tool" (PDF). International Journal of Speleology. 39 (1): 29. ISSN 0392-6672. 

Daftar pustaka

sunting

Bacaan lanjutan

sunting
  • Moore, George.W, and Sullivan, G. Nicholas. (1978). Speleology, The Study of Caves. Zephyrus Press, Inc. ISBN 0-914264-21-4

Lihat Pula

sunting