Justificatio sola fide (atau hanya sola fide), berarti pembenaran hanya oleh iman, adalah sebuah doktrin soteriologis dalam teologi Kristen yang umumnya dipegang untuk membedakan tradisi Lutheran and Reformed Protestan,[1] dari gereja-gereja Katolik, Ortodoks Timur, Ortodoks Oriental, Assyria and Anabaptis.[2][3]

Martin Luther: pencetus pandangan Sola Fide

Doktrin ini menegaskan bahwa orang percaya dijadikan benar dari pelanggaran mereka terhadap hukum Allah adalah atas dasar iman, alih-alih atas dasar apa yang Rasul Paulus sebutkan sebagai "melakukan hukum Taurat", yang kadang disebut sebagai perbuatan baik.[4] Pengampunan ini dikenal sebagai "pembenaran". Dalam teologi Lutheran dan Reformed klasik, perbuatan baik dilihat sebagai bukti yang penting dari iman, tetapi perbuatan pada dirinya sendiri tidak menentukan keselamatan.[5] Sebaliknya, doktrin Methodis mengakui kepercayaan dalam pembenaran oleh iman yang menawarkan pengampunan Allah, tetapi percaya bahwa kehidupan kudus dengan tujuan kesempurnaan Kristen (pengudusan) adalah esensial bagi keselamatan.[5][6][7] Teologi Anabaptis dengan tegas menolak doktrin sola fide Lutheran dan Reformed, dan sebaliknya menekankan "iman yang berbuat". Kaum Anabaptis mengajarkan bahwa "pembenaran adalah proses dinamis yang dengannya orang percaya mengambil bagian dalam sifat Kristus dan dimampukan untuk hidup semakin serupa dengan Yesus."[8][2][9]

Doktrin pembenaran hanya oleh iman dan peran dari pertobatan telah diinterpretasikan secara berbeda oleh berbagai kaum Protestan yang berbeda, sehingga menimbulkan beberapa kontroversi, seperti: Kontroversi Antinomian, kontroversi Majoristik, Kontroversi Marrow, dan kontroversi keselamatan Ketuanan.[10][11][12][13][14]

Sentralitas dalam doktrin Reformasi Protestan

sunting

Doktrin sola fide menegaskan bahwa pengampunan Allah bagi para pendosa diberikan dan diterima hanya melalui iman, sehingga semua "perbuatan baik" terkecualikan.[15] Tanpa input dari Allah, umat manusia, ditegaskan Kekristenan, telah jatuh dan berdosa, artinya tindakan dan kelalaiannya terkena dampak dari kutukan dan sebagian besar jika tidak semua akan menghadapi murka Allah akibat kejatuhan manusia (yang diberikan pada akhir Eden).[15] Allah, menurut kepercayaan tersebut, mengirimkan Anak tunggalnya dalam rupa manusia, untuk dilahirkan kembali dalam seluruh umat manusia sehingga hanya melalui Yesus Kristus (solus Christus) para pendosa dapat menerima pengampunan (pembenaran), yang diberikan semata-mata melalui iman.[15]

Kebenaran Kristus, menurut para penganut sola fide, diimputasikan (atau diatribusikan) oleh Allah kepada para pendosa sampai pada suatu kondisi keyakinan yang benar dan penuh kasih (berlawanan dengan diinfuskan atau diimpartasikan). Jika demikian, maka keputusan Allah dan pengampunan yang mungkin diberikan adalah dari iman Kristen yang dipegang sungguh-sungguh (atau dalam aliran yang lebih liberal, semua prinsip-prinsip yang diajarkan Kristus), bukan dari apa pun yang ada pada sang pendosa. Hal ini dikontraskan dengan sarana anugerah lainnya, seperti pengakuan imam dan ritual-ritual seperti pengambilan sakramen setiap minggu.[15] Lihat ordo salutis untuk detail lebih lanjut mengenai doktrin keselamatan yang dijabarkan lebih luas dari pembenaran hanya oleh iman.

Pembenaran jiwa sola fide adalah sebuah ajaran dari sebagian besar gereja-gereja Lutheran and Reformed, tetapi baik gereja Katolik Roma maupun Ortodoks Timur meyakininya. Tradisi-tradisi Protestan ini mengecualikan semua usaha manusia (kecuali karya Yesus Kristus, yang menjadi dasar dari pembenaran) dari putusan hukum (atau pengampunan) dalam pembenaran.[15] Menurut Martin Luther, pembenaran hanya oleh iman adalah artikel di mana Gereja berdiri atau jatuh.[15] Maka, "hanya iman" adalah doktrin mendasar bagi Lutheranisme dan Kekristenan Reformed, dan sebagai sebuah formula membedakan keduanya dari denominasi Kristen lainnya.

Asal-usul istilah

sunting
 
Lukisan tahun 1861 tentang Luther menemukan doktrin Sola fide di Erfurt

Martin Luther mengangkat sola fide menjadi perjuangan utama dari Reformasi Protestan, seruan perjuangan kaum Lutheran, dan pembeda utama cabang Kekristenan Lutheran dan Reformed dari Gereja Katolik Roma. John Calvin, yang juga adalah pendukung doktrin ini, mengajarkan bahwa "setiap orang yang akan menerima kebenaran Kristus harus meninggalkan kebenarannya sendiri." Menurut Calvin, hanyalah karena sang pendosa dapat menerima status yang baik dari Anak Allah, melalui iman kepadanya, para pendosa memiliki pengharapan akan pengampunan dari, penerimaan oleh, dan perdamaian dengan Allah.

Secara historis, ungkapan ini—"pembenaran hanya oleh iman"— telah muncul dalam sejumlah terjemahan Alkitab Katolik: Alkitab Nuremberg (1483) dalam Galatia 2:16 ("δικαιοῦται ἄνθρωπος ... διὰ πίστεως Χριστοῦ Ἰησοῦ") memiliki "nur durch den glauben",[16][17] dan terjemahan Alkitab dalam bahasa Italia tahun 1476, 1538, dan 1546 memiliki "ma solo per la fede" or "per la sola fede".[18][19] Alkitab bahasa Italia resmi Gereja Katolik, La Sacra Bibbia della Conferenza Episcopale Italiana (2008), dalam Galatia 2:16, berbunyi: "tetapi hanya melalui iman dalam Yesus Kristus" (ma soltanto per mezzo della fede).[20][21]

Ungkapan "hanya iman" juga muncul dalam setidaknya sembilan terjemahan Alkitab dalam bahasa Inggris: Amplified Bible (AMP)[22], Amplified Bible, Classic Edition (AMPC)[23], God's Word Translation (GW)[24], Good News Translation (GNT)[25], Living Bible (TLB)[26], The Message (MSG)[27], Names of God Bible (NOG)[28], The Voice (VOICE)[29], Weymouth New Testament (WNY)[30]. Ungkapan ini juga muncul dalam Alkitab Terjemahan Baru, yang berbunyi "... tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus." [31]

Luther menambahkan kata allein ("hanya" dalam bahasa Jerman) ke dalam Roma 3:28 secara kontroversial sehingga ayat itu berbunyi: "Maka sekarang kita berpendapat, bahwa manusia dibenarkan tanpa bantuan melakukan hukum Taurat, hanya melalui iman".[32] Kata "hanya" tidak muncul dalam naskah-naskah Yunani[33] dan Luther mengakui hal ini, tetapi ia mempertahankan terjemahannya dengan berpegang bahwa adverba "hanya" diperlukan oleh bahasa Jerman idiomatis:[34]

Saya tahu dengan sangat baik bahwa kata solum ["hanya" dalam bahasa Latin] tidak ada dalam naskah Yunani maupun Latin (…) Adalah sebuah fakta bahwa keempat huruf S O L A ini tidak ada di sana (…) Pada saat yang sama (…) kata ini seharusnya berada di sana jika terjemahan tersebut harus jelas dan kuat. Saya ingin berbicara dalam bahasa Jerman, bukan Latin atau pun Yunani, karena bahasa yang saya gunakan dalam terjemahan tersebut adalah bahasa Jerman. Namun adalah natur dari bahasa Jerman kita bahwa dalam membicarakan dua hal, salah satunya ditegaskan dan yang lainnya ditolak, kita menggunakan katasolum (allein) bersamaan dengan kata nicht [bukan] atau kein [tidak]. Contohnya, kita mengatakan, 'Sang petani membawa allein [hanya] gandum dan kein [tidak ada] uang.[35]

Luther lebih lanjut menyatakan bahwa sola digunakan dalam tradisi teologis sebelumnya dan adverba ini membuat makna yang diintensikan Paulus lebih jelas:

Saya bukan satu-satunya, maupun yang pertama, untuk mengatakan bahwa hanya iman yang membuat seseorang benar. Ada Ambrosius, Agustinus dan banyak lainnya yang telah mengatakannya sebelum saya. Dan jika seseorang membaca dan mengerti Santo Paulus, ia akan mengatakan hal yang sama, dan ia tidak dapat mengatakan hal yang lain. Kata-kata Paulus terlalu kuat – mereka tidak mengizinkan usaha, tidak sama sekali! Sekarang, jika bukan oleh usaha, maka itu haruslah hanya iman.[36]

Otoritas Katolik lainnya juga menggunakan kata "hanya" dalam terjemahan mereka dari Roma 3:28 atau eksegesis dari perikop-perikop keselamatan oleh iman.[37][17][38]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Wisse, Maarten (2017). "PART I: Systematic Perspectives – Contra et Pro Sola Scriptura". Dalam Burger, Hans; Huijgen, Arnold; Peels, Eric. Sola Scriptura: Biblical and Theological Perspectives on Scripture, Authority, and Hermeneutics. Studies in Reformed Theology. 32. Leiden: Brill Publishers. hlm. 19–37. doi:10.1163/9789004356436_003. ISBN 978-90-04-35643-6. ISSN 1571-4799. 
  2. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Griffin2016
  3. ^ Allen, Michael (2010). Reformed Theology. London: Bloomsbury Academic. hlm. 77. ISBN 978-0-567-03429-8. With regard to sola fide, a contrast is being made with Rome's doctrine that faith must be formed by love (fides formata). The Reformed and Lutheran churches said that Rome essentially required faith and works for justification. 
  4. ^ Galatia 2:16
  5. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Bucher2014
  6. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Joyner2007
  7. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Elwell2001
  8. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Brewer2021
  9. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Roth2004
  10. ^ Lazar, Shawn (12 March 2019). "Saving Faith Debated in Scotland in 1720 – Grace Evangelical Society" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-11-05. 
  11. ^ "The New England Antinomian Controversy | Monergism". www.monergism.com. Diakses tanggal 2022-12-16. 
  12. ^ "Ordained Servant October 2015: A Righteousness Apart from the Law That Is Not against the L". opc.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-16. 
  13. ^ "Understanding the Lordship Salvation Controversy | Christian Research Institute". www.equip.org. 9 June 2009. Diakses tanggal 2022-12-16. 
  14. ^ Confident.Faith (2020-11-03). "The Majoristic Controversy | Book of Concord". thebookofconcord.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-03-31. 
  15. ^ a b c d e f Griffith, Howard (Spring 2018). "Luther in 1520: Justification by Faith Alone". Reformed Faith & Practice: The Journal of Reformed Theological Seminary. Orlando, Florida: Reformed Theological Seminary. 3 (1): 28-37. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 December 2020. Diakses tanggal 12 November 2021. 
  16. ^ Küng, Hans, Justification: The Doctrine of Karl Barth and a Catholic Reflection, hlm. 249, "The formula sola fide can be taken for orthodox since the 'alone' may be understood as a plausible way of making clear the statement in Romans 3:28. This much is certain - the 'alone' in the translation is not Luther's invention. Even before the Reformation there were already such translations. According to Lyonnet...the German Bible's reading of Gal 2.16 is 'gerechtfertigt...nur durch den Glauben.'"
  17. ^ a b George, Timothy, Theology of the Reformers, hlm. 71, n. 61, "Luther did not, of course, invent this phrase. The German Bible published at Nürnberg in 1483 translated Gal 2:16 as "gerechtfertigt ... nur durch den Glauben". Further, the term sola fide was well established in the Catholic tradition, having been used by Origen, Hilary, Chrysostom, Augustine, Bernard, Aquinas, and others but without Luther's particular nuances."
  18. ^ Lyonnet Stanislas, Etudes sur l'Epître aux Romains, hlm. 118
  19. ^ Hodge, Charles, Commentary on the Epistle to the Romans, hlm. 100
  20. ^ "La Sacra Bibbia – IntraText (Galations 2)". www.vatican.va. Diakses tanggal 2023-05-19. 
  21. ^ "Bible Gateway passage: Galati 2:16 – Conferenza Episcopale Italiana". Bible Gateway (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-05-19. 
  22. ^ "Bible Gateway passage: Galatians 2:16 – Amplified Bible". Bible Gateway (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-05-19. 
  23. ^ "Bible Gateway passage: Galatians 2:16 – Amplified Bible, Classic Edition". Bible Gateway (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-05-19. 
  24. ^ "Bible Gateway passage: Galatians 2:16 – GOD'S WORD Translation". Bible Gateway (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-05-19. 
  25. ^ "Bible Gateway passage: Galatians 2:16 – Good News Translation". Bible Gateway (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-05-19. 
  26. ^ "Bible Gateway passage: Galatians 2:16 – Living Bible". Bible Gateway (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-05-19. 
  27. ^ "Bible Gateway passage: Galatians 2:16 – The Message". Bible Gateway (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-05-19. 
  28. ^ "Bible Gateway passage: Galatians 2:16 – Names of God Bible". Bible Gateway (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-05-19. 
  29. ^ "Bible Gateway passage: Galatians 2:16 – The Voice". Bible Gateway (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-05-19. 
  30. ^ "Galatians 2 WEY". biblehub.com. Galatians 2:16. Diakses tanggal 2023-05-19. 
  31. ^ Galatia 2:16
  32. ^ "Romans 3:28", Testament, 1522, So halten wyrs nu, das der mensch gerechtfertiget werde, on zu thun der werck des gesetzs, alleyn durch den glawben (penekanan ditambahkan pada kata padanan jerman untuk 'hanya.') .
  33. ^ New testament (dalam bahasa Yunani), York, λογιζόμεθα γάρ δικαιоῦσθαι πίστει ἄνθρωπον χωρὶς ἔργων νόμου ("for we reckon a man to be justified by faith without deeds of law") .
  34. ^ Martin Luther, On Translating: An Open Letter (1530), Luther's Works, 55 vols. (St. Louis and Philadelphia: Concordia Publishing House and Fortress Press), 35:187–189, 195; cf. also Heinz Bluhm, Martin Luther Creative Translator (St. Louis: Concordia Publishing House, 1965), hlm. 125–137.
  35. ^ WELS Topical Q&A, Romans 3:28 and Martin Luther
  36. ^ Luther, Martin, On Translating: An Open Letter
  37. ^ Fitzmyer, Joseph A., Romans, A New Translation with introduction and Commentary, pp. 360–361
  38. ^ "Luther Added The Word "Alone" to Romans 3:28". beggarsallreformation.blogspot.com. 5 February 2006.