Dr. Ir. H. Soenarno, Dipl.HE. (19 Mei 1942 – 6 Maret 2018) adalah Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah pada Kabinet Gotong Royong.[1][2] Ia meraih gelar sarjananya pada tahun 1962 dari Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Ditengah menempuh pendidikan sarjana, ia tetap mengajar dibeberapa sekolah SLTP & SLTA serta beberapa perguruan tinggi di Solo. Ia kemudian melanjutkan program spesialis (Dipl.HE) di IHE Delft Belanda pada tahun 1977.[3] Dengan kegemarannya dalam mengajar, ia menyelesaikan program doktor dalam bidang pendidikan ekonomi di Universitas Negeri Malang pada tahun 1985.

Soenarno
Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Indonesia ke-6
Masa jabatan
10 Agustus 2001 – 20 Oktober 2004
PresidenMegawati Soekarnoputri
Informasi pribadi
Lahir(1942-05-19)19 Mei 1942
Purwodadi, Jawa Tengah
Meninggal6 Maret 2018(2018-03-06) (umur 75)
Jakarta
KebangsaanIndonesia
AlmamaterUniversitas Gadjah Mada
IHE Delft
Columbia Pacific University
Universitas Negeri Malang
ProfesiAkademisi
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Setelah lulus dari Teknik Sipil Fakultas Teknik UGM, pada bulan November 1967, Soenarno mengawali karirnya sebagai pegawai Proyek Brantas di Jawa Timur[3]. Dengan prestasi sebagai seorang insinyur, ia kemudian menduduki jabatan Kepala Bagian PLTA pada Proyek Karangkates mulai tahun 1970 hingga 1972. Ia lalu dipercaya untuk memimpin Proyek Selorejo, guna membangun bendungan setinggi 100 meter yang saat itu masih jarang ditemukan di Indonesia.

Berikut ini instansi yang pernah dipimpin oleh Soenarno:[3]

Soenarno lalu dipercaya menduduki jabatan Direktur Jenderal Pengembangan Wilayah Perdesaan mulai tahun 1999 hingga 2001. Ia kemudian diminta untuk memimpin Direktorat Jenderal Sumber Daya Air mulai tahun 2001.

Dengan berbagai pengalaman memimpin beberapa penyelesaian pembangunan proyek strategis pemerintah tersebut, menjadikannya dipercaya sebagai Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah (Kementerian PUPR) oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada tahun 2001 hingga 2004.[3]

Beberapa pembangunan infrastruktur besar yang masih dinikmati hingga saat ini dimulai pada kepemimpinan Soenarno, diantaranya adalah pembangunan jalan tol Cikampek Purwakarta Padalarang (Cipularang), dimulainya pembangunan Jembatan Surabaya Madura (Suramadu), peresmian Bendungan Batu Tegi di Lampung, dan konservasi Pulau Nipah yang berbatasan dengan Singapura yang sebelumnya terancam tenggelam.[2]

Penghargaan

sunting

Kontribusi beliau dalam berbagai peran profesional baik sebagai insinyur dan pemimpin proyek menjadikannya memperoleh beberapa penghargaan yaitu :

  1. Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya 30 Tahun (2000)[3]
  2. Piagam Penghargaan dalam Pengembangan Reformasi Sistem Pembangunan Prasarana dan Sarana Dasar Pekerjaan Umum (1998)
  3. Tanda Kehormatan Satyalancana Wira Karya (1997)
  4. Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya 20 Tahun (1995)
  5. Tanda Kehormatan Satyalancana Wira Karya (1991)
  6. Piagam Satyakarya 20 Tahun (1989)
  7. Piagam Penghargaan atas peran serta dalam rangka Penanggulangan Jembatan Comal (1989)
  8. Satyalancana Pembangunan (1982)
  9. Piagam Penghargaan PELITA II (1980)

Referensi

sunting
  1. ^ "Detail Biodata Menteri Soenarno". Kepustakaan Presiden Republik Indonesia. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Diakses tanggal 27 September 2017. 
  2. ^ a b "Prof. Dr. Ir. Soenarno, Dipl. HE, Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Tahun 2001-2004 Wafat". Diakses tanggal 26 September 2021. 
  3. ^ a b c d e "Detail Kabinet Menteri - Situs Web Kepustakaan Presiden-Presiden Republik Indonesia". kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id. Diakses tanggal 2021-09-26. 
Jabatan politik
Didahului oleh:
Erna Witoelar
sebagai Menteri Permukiman dan
Pengembangan Wilayah
Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Indonesia
2001–2004
Diteruskan oleh:
Djoko Kirmanto
sebagai Menteri Pekerjaan Umum
Muhammad Yusuf Asy'ari
sebagai Menteri Negara Perumahan Rakyat
Didahului oleh:
Agum Gumelar
Menteri Perhubungan Indonesia
Pelaksana Tugas

2004
Diteruskan oleh:
Hatta Rajasa