Society of Indonesian Environmental Journalists
Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) atau Masyarakat Jurnalis Lingkungan Hidup Indonesia adalah organisasi resmi jurnalis lingkungan berbadan hukum di Indonesia. Organisasi ini dideklarasikan oleh 45 jurnalis pada 22 April 2006, bertepatan dengan peringatan Hari Bumi di Tangkahan, Sumatera Utara. Hingga 2023, SIEJ memiliki setidaknya 250 anggota jurnalis aktif yang tersebar di 26 provinsi.[1][2][3]
Singkatan | SIEJ |
---|---|
Tanggal pendirian | 22 April 2006 |
Kantor pusat | Jl. Pangadegan Utara 1, Pancoran, Jakarta Selatan |
Ketua Umum | Joni Aswira Putra |
Sekretaris Jenderal | Fira Abdurrahma |
Situs web | siej |
Misi utama SIEJ membangun jaringan jurnalis dan media yang fokus pada peliputan isu lingkungan hidup yang kritis, jujur, dan berdampak. SIEJ mendorong pengarustamaan narasi lingkungan hidup Indonesia. Selain itu, SIEJ menjalankan peran sebagai jembatan jaringan LSM, akademisi, pemerintah, dan komunitas yang memiliki misi sejalan.[4][5][6]
SIEJ berkantor pusat di Jakarta, tepatnya di Jl. Pangadegan Utara 1, Pancoran, Jakarta Selatan. Saat ini, SIEJ dipimpin oleh Joni Aswira Putra selaku Ketua Umum (2022–2025) didampingi Fira Abdurrahman sebagai Sekretaris Jenderal.[7][8]
Sejarah
suntingSIEJ dideklarasikan pada 22 April 2006 oleh 45 jurnalis yang menaruh minat pada isu lingkungan. Sebagian besar mereka baru mengikuti pelatihan jurnalistik Aliansi Jurnalis Independen (AJI) di Jakarta.[1][2][3]
Sejak pendiriannya, SIEJ telah dipimpin oleh lima orang Ketua Umum (sebelumnya Direktur Eksekutif). Jurnalis senior Harry Soerjadi menjadi pendiri sekaligus Direktur Eksekutif pertama (2006–2009), disusul eks jurnalis Tempo IGG Maha Adi selama dua periode (2009–2016), dan jurnalis CNN Indonesia Aditya Heru Wardhana (2016–2019).[2]
Sejak 1 Desember 2019, berdasarkan Rapat Umum Anggota, kepemimpinan SIEJ disepakati bersifat kolektif kolegial. Seluruh anggota memilih langsung Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal. Eks jurnalis VIVA.co.id Rochimawati terpilih sebagai Ketua Umum pertama (2019–2022) didampingi jurnalis CNN Indonesia Joni Aswira Putra sebagai Sekretaris Jenderal. Selanjutnya, sejak 20 Januari 2023, Joni Aswira Putra menjabat sebagai Ketua Umum (2022–2025) didampingi Fira Abdurrahman sebagai Sekretaris Jenderal.[7][2][1]
Program dan kegiatan
suntingFokus SIEJ yakni advokasi lingkungan hidup melalui karya-karya jurnalisme yang berkualitas. Kegiatan yang dilakukan mencakup program pelatihan, workshop, training of trainer, serta beasiswa peliputan bagi jurnalis. Secara khusus, SIEJ mendorong kebijakan editorial redaksi media agar lebih mengarusutamakan narasi iklim dan lingkungan hidup. Di luar itu, SIEJ terlibat aktif dalam sejumlah kampanye dan aksi di berbagai kota Indonesia.[5][9][10][11][6][12][4]
Memasuki tahun 2023, SIEJ mendorong pengarusutamaan narasi iklim dan lingkungan hidup di tahun politik. Untuk itu, SIEJ menggelar beberapa program peningkatan kapasitas jurnalis dan jurnalis warga di berbagai daerah agar mampu mengeksplorasi isu-isu perubahan iklim dan lingkungan yang berkaitan dengan politik.[13][14]
SIEJ memiliki ekuatorial.com, media alternatif yang ditujukan sebagai saluran publikasi dan program hibah peliputan (story grant) untuk jurnalisme lingkungan hidup. Kurang lebih 300 cerita lingkungan dalam sembilan tahun terakhir dipublikasikan dalam baik dalam bentuk artikel maupun audio visual.[15]
Pada Februari 2023, SIEJ meluncurkan Depati Project, program kolaborasi liputan investigasi lintas platform media dalam mengangkat isu kejahatan lingkungan hidup. Proyek perdananya adalah cerita tentang Proyek PLTA Ancam Bentang Alam Batang Toru di Sumatera Utara. Liputan kolaborasi ini telah dipublikasi oleh lima media: CNN Indonesia TV, KBR, Jaring.id, The Jakarta Post, dan Betahita.id pada Februari 2023.[16][17][18]
Rujukan
sunting- ^ a b c "SIEJ Miliki Nahkoda Baru". Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur. Diakses tanggal 2023-10-27.
- ^ a b c d Society of Indonesian Environmental Journalists. "Tentang Kami". siej.or.id. Diakses tanggal 2023-10-27.
- ^ a b "Gubernur Bengkulu Imbau Petani Lebih Baik Tanam Pala". KOMPAS.com. 2015-06-05. Diakses tanggal 2023-10-27.
- ^ a b "Perkuat Narasi Lingkungan di Tahun Politik, 20 Jurnalis dan Jurnalis Warga di Sumut Mengikuti Pelatihan SIEJ". TV One. 2023-08-31. Diakses tanggal 2023-10-27.
- ^ a b "SIEJ bahas masyarakat adat sebagai penjaga hutan". LKBN Antara. 2022-01-30. Diakses tanggal 2023-10-27.
- ^ a b "SIEJ Dorong Kolaborasi Masyarakat Atasi Sampah Untuk Keberlanjutan Keanekaragaman Hayati - Potretmaluku.id". 2023-05-23. Diakses tanggal 2023-10-27.
- ^ a b "Joni Aswira Terpilih Ketua Organisasi Jurnalis Lingkungan Indonesia SIEJ". Tribunnews. Diakses tanggal 2023-10-27.
- ^ https://pulitzercenter.org/people/joni-aswira-putra
- ^ "Hadapi Ancaman Krisis Iklim, Jurnalis dan Komunitas Anak Muda Bali Sepakat Berkolaborasi - porosbali.com". www.porosbali.com. Diakses tanggal 2023-10-27.
- ^ "Orang Tak Dikenal Bubarkan Paksa Diskusi Orang Utan di Tebet". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2023-10-27.
- ^ "Kaum Muda Harus Berperan dalam Memitigasi Krisis Iklim". Republika. 2022-08-28. Diakses tanggal 2023-10-27.
- ^ "SIEJ Gelar Konferensi Nasional Jurnalis Lingkungan Hidup". Jubi.id. 2023-01-19. Diakses tanggal 2023-10-27.
- ^ "Memperkuat Narasi Lingkungan di Tahun Politik, SIEJ Gelar Workshop di Kota Medan". iNews. Diakses tanggal 2023-10-27.
- ^ "SIEJ Dorong Isu Lingkungan Jadi Sorotan Saat Tahun Politik". Detik.com. Diakses tanggal 2023-10-27.
- ^ "Kolaborasi lintas agama melalui jurnalisme lingkungan hidup". Ekuatorial. 2023-09-30. Diakses tanggal 2023-10-27.
- ^ "Batang Toru power plant project hits snag as orangutan conflict worsens". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-10-27.
- ^ "Dinilai Surplus Energi, Urgensi PLTA Batang Toru Dipertanyakan". kompas.id. 2023-03-09. Diakses tanggal 2023-10-27.
- ^ "Pembubaran Paksa Diskusi Soal PLTA Batang Toru, Satya Bumi: Pelanggaran Kebebasan Berekspresi". Tempo. 2023-03-09. Diakses tanggal 2023-10-27.