Slerok, Tegal Timur, Tegal
Slerok merupakan salah satu kelurahan yang berada di kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal, provinsi Jawa Tengah. Kelurahan ini memiliki Luas Wilayah 139,250ha
Slerok | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kota | Tegal | ||||
Kecamatan | Tegal Timur | ||||
Kodepos | 52125 | ||||
Kode Kemendagri | 33.76.02.1002 | ||||
Kode BPS | 3376020002 | ||||
|
Kondisi Demografis
suntingKondisi Demografis di Kelurahan Slerok diambil dari Data Monografi Semester 1 Tahun 2024 Dinas Kependudukan Catatan Sipil Kota Tegal, Kelurahan Slerok memiliki Jumlah Penduduk sebanyak 19.237 jiwa dengan rincian jumlah Laki-Laki sebanyak 9.682 jiwa dan Perempuan sebanyak 9.555 jiwa . [1]
Jumlah Penduduk Berdasarkan Kepala Keluarga sebanyak 6,361 yang rinciannya yaitu 4.943 Kepala Keluarga Laki Laki dan 1.418 Kepala Keluarga Perempuan.
Pekerjaan yang dominan di Kelurahan ini yaitu Wiraswasta sebanyak 6.436jiwa dan bermayoritas beragama Islam dengan jumlah 18.834 jiwa.
Kondisi Geografis
suntingKondisi Geografis di Kelurahan Slerok
Orbitrasi
suntingBeberapa lokasi pada jarak orbitrasi atau pusat pemerintahan dari Kelurahan Slerok adalah sebagai berikut:
- Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan (Kecamatan Tegal Timur): 2,2 km
- Jarak dari pusat pemerintahan Kota (Tegal): 2,6 km
- Jarak dari pusat pemerintahan provinsi (Semarang): 161 km
Batas Wilayah
suntingSecara administratif, Kelurahan Slerok memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
Utara | Kelurahan Panggung |
Timur | Kabupaten Tegal |
Selatan | Kabupaten Tegal |
Barat | Kelurahan Panggung dan Kelurahan Kejambon |
Penggunaan Lahan
suntingPenggunaan lahan di Kelurahan Slerok sesuai dengan peruntukannya, yakni terdiri dari permukiman, perkebunan dan sawah.
Daftar Nama Kepala Desa dan Lurah Slerok
suntingDaftar Nama Kepala Desa dan Lurah :
- Suratna, menjabat sebagai Bekel Desa Slerok untuk yang pertama kalinya. Suratna menjadi Bekel sekira tahun 1937-an dan berkantor di rumahnya sendiri di Jalan Antareja,
- Marja, inilah Bekel Desa Slerok yang dibenci rakyatnya sendiri dan tewas di tangan rakyat. Bekel Marja merupakan antek penjajah Belanda dan rakyat waktu itu sangat tidak menyukainya, Puncaknya adalah ketika rakyat yang sudah kalap lalu memberontak dan menyerang Bekel Marja. Ironisnya, sang pemimpin pemberontakan itu adalah keponakan Bekel Marja sendiri, yaitu Subari. Dan ditangan Subari pula Bekel Marja tewas tertembak sekira tahun 1948. Saat itu, Bekel Marja berkantor di rumahnya sendiri yang berada di Jalan Werkudoto, dulu namanya Dukuh Kemeduran,
- Slamet, seorang carik/ Sekdes di masa pemerintahan Bekel Marja akhirnya menggantikan posisi almarhum Marja duduk sebagai Bekel Desa Slerok. Tampuk pemerintahan Desa Slerok kala itu dipusatkan di rumah Slamet sendiri, sekarang yaitu Jalan Sumbodro,
- Diyono, di masa pemerintahan Diyono inilah Desa Slerok berubah status menjadi Kelurahan. Diyono memimpin Kelurahan Slerok dari mulai tahun 1975 hingga 1985 yang berkantor di Jalan Arjuna (kantor Kelurahan sekarang),
- Warjadi, seorang pensiunan tentara yang menjabat sebagai Lurah Slerok sejak tahun 1985 sampai 1995,
- Lurah Umar Kasan, masa bakti dari tahun 1995 sampai dengan tahun 2002,
- Lurah Agus Arifin, masa bakti 2002-2005,
- Lurah Kusnadi, S.H masa bakti 2005-2012,
- Lurah Nasrudin Chusnul Huluk, masa bakti 2012-2013,
- Lurah Ifanul Joni, S.IP masa bakti 2013-2016,
- Lurah Ivantoni Makhyudin, S.H masa bakti 2016-2017,
- Lurah Untung Sugiharto, S. AP masa bakti 2017-2021,
- Lurah Dwi Puspasari, S.STP., M.Si masa bakti 2021-sekarang.
Daftar Pegawai ASN dan NON ASN Kelurahan Slerok 2024
sunting- Lurah Slerok : DWI PUSPASARI, S.STP., M.Si
- Sekretaris Lurah Slerok : ARLIN YULIARSO, S.IP
- Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat : LAELY HIDAYATI, A.Md
- Staff Pemberdayaan Masyarakat : SUGIYANTO
- Staff Pemerintahan dan Pelayanan Masyarakat : HARI SUSANTO
- Bendahara Pengeluaran : WIWI INDRIANI, S.Ak
- Honorer K2 : SUNJOYO & SARWONO
- Penjaga Malam : ROFIUDIN
- Kebersihan : SUMARDI
Jumlah RT dan RW
sunting- RW 1 terdiri atas 4 RT
- RW 2 terdiri atas 12 RT
- RW 3 terdiri atas 9 RT
- RW 4 terdiri atas 6 RT
- RW 5 terdiri atas 6 RT
- RW 6 terdiri atas 9 RT
Total 6 RW dan 46 RT di Kelurahan Slerok Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal.
Sejarah Kelurahan Slerok
suntingDikutip PORTAL BREBES dari laman resmi website kelslerok.tegalkota.go.id, sebelumnya wilayah Kelurahan Slerok adalah sebuah tlatah pedukuhan. Ada 4 Pedukuhan besar yang namanya sampai kini masih melekat di kehidupan masyarakat Slerok. Empat Pedukuhan itu antara lain, Pedukuhan Depok sekarang adalah wilayah RW 1, 2 dan 3. Kedua adalah Pedukuhan Beji, lokasi sekarang di kawasan RW 4. Ketiga adalah Pedukuhan Kemeduran lokasinya di kawasan RW 6 dan terakhir Pedukuhan Langon, yaitu di kawasan RW 5 dan sebagian RW 4. Lalu sebenarnya kata Slerok itu diambil dari bahasa atau serapan bahasa mana? Ternyata, ada sebuah peristiwa heroik yang melatar belakangi terbentuknya kata Slerok yang kemudian menjadi nama Pedukuhan dan selanjutnya menjadi nama Kelurahan.
Dikisahkan, pada zaman pendudukan tentara penjajah Belanda di negeri ini, digulirkan lah program kerja paksa yang disebut Rodi. Program kerja paksa itu diterapkan kepada penduduk pribumi Indonesia. Salah satu agenda kerja paksa itu adalah pembuatan akses jalan dari Anyer- Banten sampai Pasuruan- Jatim. Sehubungan jenderal Belanda yang memerintah membuat jalan itu bernama Deandles, maka pembuatan jalan dari Anyer sampai Pasuruan, Jatim, dikenal dengan Jalan Deandles. Saat pembuatan Jalan Deandles itu sampai di wilayah Tegal, pihak Belanda ingin agar di pertigaan Jalan Jendral Sudirman dan Jalan Diponegoro ditembuskan langsung ke timur yaitu ke arah Pendopo Balaikota Tegal (dulu Pendopo Kabupaten Tegal). Kebijakan itu membuat rakyat Tegal bergejolak lalu melakukan perlawanan terhadap Belanda. Perlawanan rakyat Tegal yang dipimpin oleh Raden Mas Cilik ( Berandal Mas Cilik - versi pihak Belanda) membuat marah pihak Belanda.
Raden Mas Cilik berhasil menekan pihak pejabat yang memimpin pembuatan Jalan Deandles itu agar membelokan rute nya ke utara, yaitu ke Jalan Gajam ( Gadjah Mada). Itulah mengapa sampai sekarang pertigaan Jalan Jenderal Sudirman di bagian timur itu dinamai Gili Tugel ( Jalan Putus). Aksi perlawanan Raden Mas Cilik itu membuat marah Belanda. Pertempuran rakyat dengan tentara Belanda pun tak dapat dicegah. Perlawanan sengit itu dimenangkan oleh pihak rakyat dan pimpinan pasukan Belanda saat itu dipimpin oleh orang Indonesia yang menjadi antek penjajah Belanda.
Tentara Belanda kocar kacir, pemimpinnya yang terbunuh oleh Raden Mas Cilik ternyata masih Pamannya sendiri. Pergolakan rakyat berakhir, persenjataan pasukan Raden Mas Cilik seperti golok, parang, pedang, tombak dan lainnya dikumpulkan di suatu lahan bernama tanah depok. Di dalam bahasa Jawa Tegal kurang lebih begini "Kabeh gaman dislorok-slorokna dikumpulna dadi siji nang latar Depok". Dari kata slorok itulah akhirnya ke 4 Pedukuhan besar menyatu dengan nama Slerok.
Hingga pada akhirnya menjadi Desa (sekarang Kelurahan) Slerok yang dipimpin oleh Bekel. pada jaman dulu sering digunakan untuk tempat perhelatan desa seperti perayaan sedekah bumi dan pagelaran wayng kulit guna menyambut tahun baru Syura. Sekarang tanah tersebut sudah dimanfaatkan untuk membangun Gedung Pintar dan Perpustakaan Kelurahan.
Mata Pencaharian
suntingTingkat kesejahteraan masyarakat di kelurahan Slerok cukup baik karena ketersediaan lapangan pekerjaan yang memadai dan pendapatan perkapita yang lumayan tinggi. Mayoritas penduduk kelurahan Slerok adalah bermatapencaharian sebagai wiraswasta, petani dan pedagang, adapun mata pencaharian lainnya adalah sebagai peternak, sopir, guru, buruh bangunan, buruh pabrik, dokter, perawat, bidan, penjahit, pegawai negeri sipil, polisi, dan penjahit.
Bahasa
suntingSecara umum, masyarakat kelurahan Slerok menggunakan bahasa Tegal dalam berinteraksi sehari-hari. Adapun selebihnya menggunakan bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia.
Agama
suntingMasyarakat kelurahan Slerok mayoritas memeluk agama Islam. Mereka sangat religius dalam menjalankan agamanya dan selain itu mereka memiliki sikap terbuka dan toleransi yang tinggi terhadap pemeluk agama lainnya. Sehingga, hal tersebut tak pernah terjadi konflik agama di kelurahan ini.
Sarana dan Prasarana
suntingInfrastruktur Pendidikan :
- TK berjumlah 4 (empat) tempat
- SD berjumlah 7 (tujuh) tempat
- SLTP berjumlah 3 (tiga) tempat
- SLTA berjumlah 4 (empat) tempat
- POS PAUD berjumlah 4 (empat) tempat
- TPQ berjumlah 6 (enam) tempat
- MDA berjumlah 3 (tiga) tempat
- Pondok Pesantren 2 (dua) tempat
- TPT Khursus / LPK berjumlah 2 (dua) tempat
Infrastruktur Perkantoran :
- Kantor Kelurahan 1 (satu) tempat
- Kantor Kementrian Agama berjumlah 1 (satu) tempat
Infrastruktur Kesehatan :
- Puskesmas berjumlah 1 (satu) tempat
- Posyandu berjumlah 14 (empat belas) tempat
- Posbindu berjumlah 2 (dua) tempat
Infratruktur Perekonomian :
- Pasar berjumlah 1 (satu) tempat
- Toserba berjumlah 5 (lima) tempat
- Bank Jateng berjumlah 1 (satu) tempat
- BRI berjumlah 1 (satu) tempat
- BKM berjumlah 1 (satu) tempat
- Depot Pertamina 1 (satu) tempat
Infrasturuktur Hiburan :
- Lapangan Olah Raga berjumlah 2 (dua) tempat
Infrastruktur Peribadatan:
- Masjid berjumlah 16 (enam belas) tempat
- Mushola berjumlah 15 (lima belas) tempat
Kompleks Pemakaman
suntingKompleks Pemakaman di Kelurahan Slerok terdapat 4 tempat, yaitu :
- Makam Beji
- Makam Pasirluhur
- Makam Si Glugu
- Makam Mbah Noer
Potensi Wisata
sunting- Pasar Weekend dan Taman Prepil Kelurahan Slerok
- Taman Inklusi Parikuning Kelurahan Slerok
Prestasi dan Penghargaan
sunting- Juara 1
Organisasi Kemasyarakatan
suntingOrganisasi Kemasyarakatan di Kelurahan Slerok terdapat antara lain :
Kelompok Swadaya Masyarakat :
- Poklakhsar Melati Muda
- Kelompok Tani Makmur Jaya
- Pokdakan Lele
- Agrowisata Kelengkeng
Kelompok Sosial
- Karang Taruna Bima Sakti
- IPNU IPPNU Slerok
- Ikatan Remaja Muhammadiyah
- Arjuna Muda Football Club
Kelompok Ekonomi
- Usaha Mebel
- Bengkel Las
- Usaha Besi dan Logam
- Usaha Cathering
Peta Wilayah
sunting