Skylab

stasiun luar angkasa milik Amerika Serikat

Skylab adalah stasiun luar angkasa yang diluncurkan dan dioperasikan oleh NASA dan stasiun ruang angkasa pertama Amerika Serikat. Skylab mengorbit Bumi pada tahun 1973-1979, dan berisi ruang kerja, observatorium surya, dan sistem lainnya. Stasiun ini diluncurkan dengan roket tak berawak Saturn V yang dimodifikasi, dengan massa 169.950 pon (77 ton).

Tiga misi berawak ke stasiun, yang dilakukan antara tahun 1973 dan 1974 menggunakan Apollo Command/Service Module (CSM) di atas lebih kecil Saturn IB, masing-masing menyampaikan kru tiga astronaut. Pada dua misi berawak terakhir, tambahan Apollo / Saturn IB siap berdiri untuk menyelamatkan awak di orbit jika itu diperlukan.

Skylab mendapat kerusakan selama peluncurannya ketika perisai meteoroid mikro dipisahkan dari workshop, melepaskan salah satu panel suryanya dan memacetkan panel satunya sehingga menyebabkan panel tersebut tidak dapat direntangkan. Hal tersebut menyebabkan Skylab kekurangan tenaga listrik serta kehilangan perlindungan dari panas matahari sehingga mengancam kinerjanya. Awak pertama berhasil menyelamatkannya dengan perbaikan Skylab dengan merentangkan pelindung panas penggantinya dan membebaskan panel surya yang macet.

Telah dibuat perencanaan untuk memperbaiki dan menggunakan Skylab menggunakan pesawat ulang-alik untuk mendorong orbitnya serta memperbaikinya. Namun, pengembangan pesawat ulang-alik ditunda. Pada tahun 1979, Skylab memasuki atmosfer Bumi dan hancur. Puing-puingnya menghantam sebagian wilayah Australia bagian barat.

Latar Belakang

sunting

Insinyur roket Wernher von Braun, penulis fiksi ilmiah Arthur C. Clarke, dan para pendukung awal perjalanan ruang angkasa berawak lainnya berharap tentang stasiun ruang angkasa yang akan menjadi langkah awal yang penting dalam rangka penjelajahan ruang angkasa.Von Braun sendiri berpartisipasi dalam penerbitan serangkaian artikel di majalah Collier's dari tahun 1952 hingga 1954 yang berjudul "Man Will Conquer Space Soon!". Dia membayangkan sebuah stasiun ruang angkasa bundar berdiameter 75 m yang berputar untuk menghasilkan gravitasi buatan. Stasiun ruang angkasa tersebut membutuhkan armada angkut ulang-alik sebesar 6.500 metrik ton untuk pembangunan di orbit. Sebanyak 80 orang akan tinggal di stasiun ruang angkasa tersebut yang terdiri dari para astronom yang mengoperasikan teleskop, ahli meteorologi untuk memperkirakan cuaca, dan tentara sebagai penjaga. Von Braun berharap penjelajahan ke Bulan dan Mars di masa depan akan berangkat dari stasiun ruang angkasa tersebut.[1]

Perkembangan teknologi transistor, panel surya, dan telemetri pada tahun 1950-an hingga awal 1960-an menjadi titik tolak pengembangan satelit tak berawak yang dapat mengambil foto pola cuaca dan mengirimkannya ke Bumi. Oleh karena itu, stasiun ruang angkasa yang besar tidak lagi diperlukan. Hal tersebut berpengaruh kepada program penjelajahan ruang angkasa selanjutnya, sebagai contoh Program Apollo Amerika Serikat tidak perlu dirakit di orbit. Stasiun ruang angkasa didesain lebih kecil sehingga dapat dimuat dan dikirim dalam roket tunggal.[2]

Studi Awal

sunting

Pada tahun 1959, von Braun sebagai Kepala Divisi Operasi Pengembangan (Development Operations Division) Badan Rudal Balistik Angkatan Darat (Army Ballistic Missile Agency) mengajukan perencanaan Proyek Horizon kepada Angkatan Darat Amerika Serikat. Tujuan dari Proyek Horizon adalah mengirim manusia ke Bulan. Meskipun tujuan misi lebih terpusat pada Bulan, von Braun juga menjelaskan dengan detail tentang laboratorium pengorbit yang dibangun berdasarkan tingkat atas Horizon. Ide tersebut yang digunakan untuk Skylab.[3] NASA mulai mempelajari berbagai desain stasiun ruang angkasa pada awal tahun 1960-an. NASA mempelajari peluncuran platform stasiun ruang angkasa menggunakan Saturn V yang diikuti dengan peluncuran awak stasiun menggunakan Saturn IB dalam modul induk Apollo[4] atau dalam kapsul Gemini menggunakan Titan II-C.[5] Desain stasiun ruang angkasa yang diajukan mulai dari stasiun ruang angkasa berbasis Apollo yang menampung dua sampai tiga orang, hingga stasiun ruang angkasa yang besar yang dapat menampung 24 orang.[6]

Program Skylab menghabiskan biaya $2,2 miliar dari 1966 hingga 1974 atau setara $10 miliar pada inflasi tahun 2010. Operasional tiga orang kru selama 510 hari, setiap orang menghabiskan $19,6 juta (jika dihitung pada tahun 2010) dibandingkan operasional Stasiun Ruang Angkasa Internasional sebesar $7,5 juta.

Operasional

sunting

Pembuatan Dan Peluncuran

sunting
 
Peluncuran roket Saturn V yang dimodifikasi untuk membawa stasiun ruang angkasa Skylab

Pada tanggal 8 Agustus 1969, McDonnell Douglas Corporation mendapatkan kontrak pengubahan dua buah S-IVB menjadi Bengkel Orbital. Pada bulan Januari 1970, salah satu S-IV penguji dikirim kepada McDonnell Douglas untuk digunakan dalam pembuatan maket contoh. Pada bulan Februari 1970, Bengkel Orbital diganti nama menjadi "Skylab" berdasarkan kontes yang diadakan NASA.[7]

Saturn V dengan nomor seri SA-513 yang awalnya dibuat untuk program Apollo diubah dan didesain ulang untuk meluncurkan Skylab.[8] Tingkat ketiga dari Saturn V diganti dengan Skylab dengan tetap mempertahankan unit instrumen pada posisinya.

Skylab diluncurkan pada tanggal 14 Mei 1973 yang terkadang disebut dengan Skylab 1 atau SL-1. Kerusakan parah terjadi selama peluncuran dan deployment. Terjadi kehilangan perisai mikrometeroid/kerai dan salah satu panel surya utamanya. Puing dari perisai mikrometeroid menambah kerumitan lebih lanjut karena menjepit panel surya yang tersisa pada sisi stasiun sehingga menghalangi deployment-nya. Hal tersebut mengakibatkan stasiun kekurangan daya sangat besar.[9]

Operasional Orbital

sunting

Skylab mengorbit Bumi sebanyak 2.476 kali dalam 171 hari 13 jam selama masa misinya. Astronot melakukan sepuluh kali aktivitas jalan di ruang angkasa (total 42 jam 16 menit). Skylab mencatat 2.000 jam catatan percobaan ilmiah dan medis, 127.000 frame film tentang Matahari dan 46.000 frame film tentang Bumi. Berbagai percobaan penelitian adaptasi astronaut untuk waktu yang lebih lama dalam lingkungan grafitasi mikro telah dilakukan.

Percobaan Yang Dilakukan

sunting

Percobaan yang dilakukan di dalam Skylab dibagi menjadi enam kategori yaitu:

  • Ilmu kehidupan berkaitan dengan fisiologi manusia, biomedis, hingga ritme sirkadian.
  • Ilmu alam tentang surya dan astronomi berkaitan dengan pengamatan surya, komet Kohoutek oleh Skylab IV, pengamatan bintang, dan ruang angkasa.
  • Sumber daya Bumi berkaitan dengan sumber daya mineral, geologi, angin topan, pola tanah dan vegetasi.
  • Ilmu material berkaitan dengan pengelasan, mematri, peleburan logam, pertumbuhan kristal hingga dinamika fluida.
  • Penelitian siswa berupa 19 proposal penelitian yang diajukan oleh siswa terpilih seperti percobaan ketangkasan dan uji pemintalan jaring oleh laba-laba dalam kondisi gravitasi rendah.
  • Percobaan lainnya seperti kemampuan beradaptasi manusia, kemampuan bekerja, ketangkasan, desain dan pengoperasian habitat.

Karena anjungan percobaan yang berkaitan dengan pengamatan surya ditempati "Parasol" yang menggantikan perisai meteorit, beberapa percobaannya menggunakan teleskop yang dipasang di luar atau dipindah ke anjungan yang menghadap Bumi.

Periode misi Skylab 2 dipercepat karena adanya perbaikan stasiun ruang angkasa tersebut. Tetapi, misi Skylab 3 dan Skylab 4 melebihi periode yang sudah direncanakan setelah para kru menyesuaikan lingkungan kerja dan menjalin hubungan kerja dengan stasiun Bumi.

 
Percobaan-percobaan besar yang dilakukan Skylab.


Referensi

sunting
  1. ^ Heppenheimer (1999), hlm. 2–5.
  2. ^ Heppenheimer (1999), hlm. 55–60.
  3. ^ Benson & Compton (1983), hlm. 9.
  4. ^ Benson & Compton (1983), hlm. 10.
  5. ^ Benson & Compton (1983), hlm. 14.
  6. ^ Benson & Compton (1983), hlm. 13–14.
  7. ^ Benson & Compton (1983), hlm. 115.
  8. ^ Tate, Kara. "Skylab: How NASA's First Space Station Worked" (Infographic). Diakses tanggal April 24, 2014. 
  9. ^ Benson & Compton (1983), hlm. 253–255.

Pranala luar

sunting

3rd Party

sunting