Siti Mastura Muhammad

Siti Mastura binti Muhammad (lahir 27 Agustus 1989) adalah seorang politikus asal Malaysia yang menjabat sebagai anggota Dewan Rakyat Malaysia untuk Kepala Batas sejak November 2022. Mastura juga merupakan wakil kepala Dewan Muslim Partai Islam Se-Malaysia cabang Penang.[1]

Siti Mastura Muhammad
سيتي مستورا محمد
Siti Mastura pada tahun 2023
Anggota Parlemen Malaysia
dapil Kepala Batas
Mulai menjabat
19 November 2022
Sebelum
Pengganti
Petahana
Sebelum
Mayoritas2,867 (2022)
Informasi pribadi
Lahir
Siti Mastura binti Muhammad

27 Agustus 1989 (umur 35)
Permatang Tinggi C, Pinang Tunggal, Seberang Perai, Penang
Partai politikPartai Islam Se-Malaysia (PAS)
Afiliasi politik
lainnya
Perikatan Nasional (PN)
Suami/istriAsyrul Firdaus Hasnul
PekerjaanPolitikus
Situs webParti Pribumi Bersatu Malaysia
Facebook: kepalabatassejahtera Instagram: drustazahmastura Modifica els identificadors a Wikidata
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Kontroversi dan isu

sunting

Selama masa jabatannya sebagai anggota parlemen untuk Kepala Batas, Mastura sempat membuat tuduhan tentang hubungan keluarga Lim Guan Eng dengan Perdana Menteri pertama Singapura, Lee Kuan Yew, dan pemimpin Partai Komunis Malaya, Chin Peng.[2]

Pada bulan November 2023, Mastura mengeluarkan pernyataan dalam pidatonya yang berdurasi 46 menit kepada anggota Muslimat partai dan sayap pemuda perempuan dari Kemaman partai. Pidato itu disampaikan menjelang pemilihan sela parlemen di Kemaman.

Selain mengklaim adanya hubungan keluarga antara Lim dengan Ong dan Lee, Mastura juga menyebut bahwa Lim memiliki hubungan dengan beberapa pemimpin DAP lainnya seperti sekretaris jenderal Anthony Loke, Nga Kor Ming, Ngeh Koo Ham, dan Teresa Kok.

Menanggapi klaim tersebut, Lim Guan Eng, yang juga anggota parlemen DAP untuk Bagan, memberikan kritik tajam. "Ini bukan sekadar serangan pribadi, tapi juga mengandung unsur-unsur rasial," ujarnya. "Tuduhan ini penuh kebencian terhadap ayah saya (veteran DAP Lim Kit Siang) dan saya sendiri." [3][4]

Setelah kedua belah pihak gagal mencapai kesepakatan dalam mediasi yang diperintahkan pengadilan, kasus ini dijadwalkan untuk sidang pada September 2024. Mastura tetap bersikukuh bahwa tuduhannya benar, berdasarkan pernyataan yang tercantum dalam pamflet pemilu Barisan Nasional. Namun, Mastura tidak memberikan komentar apa pun tentang kekeliruannya yang banyak ditertawakan, di mana ia salah menyebut nama belakang Lee Kuan Yew sebagai "Lim" alih-alih "Lee." Kesalahan itu seolah menjadi usaha untuk mengaitkan mendiang perdana menteri Singapura tersebut dengan keluarga politik Lim yang sama sekali tidak berhubungan.[5]

Referensi

sunting