Sindrom kepala meledak

Sindrom kepala meledak adalah sindrom dimana seseorang yang tidur terganggu dengan kilatan cahaya terang, sesak napas, peningkatan denyut jantung, disertai suara yang terdengar seperti sebuah bom meledak, tembakan pistol, benturan simbal, atau versi lain dari suara keras dalam kepala seseorang ketika mencoba untuk tidur. Tidak ada gejala sakit, bengkak atau masalah fisik lainnya.[1][2]

Saat kepala "meledak", situasi tersebut biasanya digambarkan sebagai proses pematian otak, mirip dengan komputer yang mati. Ketika otak sedang dalam keadaan tidur, otak akan "mati" secara bertahap, mulai dari aspek motorik, pendengaran, dan saraf, yang disusul dengan visual, namun ada sesuatu yang salah dalam runutan proses tersebut.[butuh rujukan] Penyebabnya masih belum diketahui.[3] Obat yang tersedia saat ini hanya mampu untuk mengecilkan volume ledakan tersebut tapi tidak benar-benar menghentikan suaranya.[4]

Referensi

sunting
  1. ^ Sharpless, Brian A. (December 2014). "Exploding head syndrome". Sleep Medicine Reviews. 18 (6): 489–493. doi:10.1016/j.smrv.2014.03.001. PMID 24703829. 
  2. ^ Frese, A.; Summ, O.; Evers, S. (6 June 2014). "Exploding head syndrome: Six new cases and review of the literature". Cephalalgia. 34 (10): 823–827. doi:10.1177/0333102414536059. PMID 24907167. 
  3. ^ Blom JD (2015). Auditory hallucinations. Handb Clin Neurol. Handbook of Clinical Neurology. 129. hlm. 433–55. doi:10.1016/B978-0-444-62630-1.00024-X. ISBN 9780444626301. PMID 25726283. 
  4. ^ Ceriani, CEJ; Nahas, SJ (30 July 2018). "Exploding Head Syndrome: a Review". Current Pain and Headache Reports. 22 (10): 63. doi:10.1007/s11916-018-0717-1. PMID 30062616. 

Bacaan lanjutan

sunting

Pranala luar

sunting
Klasifikasi