Sikhisme di Indonesia
Artikel ini perlu dikembangkan agar dapat memenuhi kriteria sebagai entri Wikipedia. Bantulah untuk mengembangkan artikel ini. Jika tidak dikembangkan, artikel ini akan dihapus. |
Sikhisme di Indonesia Sikhisme adalah agama minoritas kecil di Indonesia. Ada sekitar 10.000 hingga 15.000 Sikh di Indonesia.[1] Dalam buku Sikhs in Asia Pacific: Travels Among the Sikh Diaspora from Yangon to Kobe, disebutkan terdapat sekitar 7.000 penganut Sikh di Indonesia pada tahun 2017. Mereka tersebar di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Batam, Bengkulu, Pekanbaru, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Jakarta, Yogyakarta, hingga Kalimantan. Sebagian besar di antaranya menetap di Sumatera Utara.[butuh rujukan]
Permukiman Sikh telah ada di Sumatra sekitar tahun 1898. Sebagian besar dari mereka datang langsung dari India dan merupakan petani dan pengusaha kecil. Penganut Sikh mendirikan Gurdwara pada tahun 1911 di Medan. Penganut Sikh juga menetap di Batavia, yang kebanyakan berasal dari negara-negara Melayu. Mulanya, komunitas Sikh di Batavia berkembang di daerah Tanjung Priok dan pada tahun 1925, didirikan Gurdwara di daerah tersebut. Pasca Perang Dunia II, banyak orang Sikh di Indonesia pergi ke India dan Malaya karena faktor keamanan. Di masa itu, sempat terjadi kesalahpahaman tentang peran orang India dan terjadi kerusuhan. Pada November 1945, kebanyakan orang India pindah ke Pasar Baru untuk berlindung. Di tahun 1955, para penganut Sikh mendirikan Yayasan Sikh Gurdwara Mission yang masih aktif sampai sekarang.[2]
Lihat juga
suntingReferensi
sunting- ^ UNHCR 2009 Report on International Religious Freedom- Indonesia
- ^ "Jejak Sikh di Indonesia". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia. Diakses tanggal 2020-09-09.