Beberapa konten dalam edit ini merupakan translate inggris dari English Wikipedia article di Magic (supernatural), lihat history untuk attribution.

Circe Menawarkan Gelas ke Odysseus, oleh John William Waterhouse. Sang penyihir Circe menawarkan Ulysses segelas minuman berisi ramuan yang akan membuat Ulysses tunduk padanya
Five elements with pentacle Wicca

Sihir adalah sistem konseptual yang merupakan kemampuan manusia untuk mengendalikan alam (termasuk kejadian, objek, orang dan fenomena fisik) melalui mistik, paranormal, atau supranatural.

Dalam banyak kebudayaan, sihir berada di bawah tekanan dari, dan bertentangan dengan ilmu pengetahuan dan agama. Banyak agama yang mengecam praktik sihir dan ilmu hitam. Namun, sering kali tidak ada batas yang jelas, dan biasanya menjadi sebuah kontroversi untuk menentukan apakah suatu praktik atau kepercayaan tertentu adalah sebuah sihir.

Orang yang menjadi pelaku sihir biasa disebut penyihir, tukang sihir, nenek sihir dsb. Kegiatan sihir ini cenderung ke arah yang negatif dan membahayakan orang lain.

Meskipun konotasinya bervariasi, bisa positif dan negatif sepanjang sejarah, sihir "terus memiliki peran dalam agama dan pengobatan yang dianggap penting dalam banyak budaya hingga saat ini".

Dalam budaya Barat, sihir dikaitkan dengan gagasan-gagasan primitivisme. Selama akhir abad kesembilan belas dan awal abad kedua puluh, para intelektual Barat menganggap praktik sihir sebagai tanda mentalitas primitif dan juga umumnya menghubungkannya dengan kelompok orang yang terpinggirkan.

Dalam okultisme modern dan agama Neopagan, banyak praktisi dan penyihir yang menggambarkan dirinya sendiri secara teratur mempraktikkan ritual sihir; mendefinisikan sihir sebagai teknik untuk membawa perubahan di dunia fisik melalui kekuatan kehendak seseorang. Definisi ini dipopulerkan oleh Aleister Crowley (1875-1947), seorang okultis Inggris yang berpengaruh, dan sejak saat itu agama lain (misalnya Wicca serta Setanisme LaVeyan) dan beberapa kepercayaan magis (misalnya chaos magic) telah mengadopsinya.

Ilmu sihir

sunting

Sihir dapat dipelajari dengan beberapa sub-class berikut :

alkimia

Alkimia dapat dipelajari dengan memahami konsep kimiawi dan transmutasi pada benda logam.

Biasanya alkimia hanya memanipulasi imajinasi seseorang agar mengakui dan percaya bahwa alkimia itu adalah sihir.

ilmu alam

Menurut data kuno sebelum awal abad ke-8 orang orang percaya bahwa sihir terbagi atas 4 elemen utama yaitu api, air, udara, dan tanah.

Ilmu ini dapat dipelajari dengan menstimulasikan energi alam pada tubuh, cara yang paling efektif dalam penyerapan energi alam adalah bermeditasi.

Aliran, cabang dan tipe-tipe sihir

sunting

Apotropaic magic

sunting
 
Medieval apotropaic marking on the inside of a church in Suffolk, England.

Apotropaic magic berasal dari bahasa latin kuno (αποτρέπω, apotrépō 'to ward off', indonesia:"untuk mengusir") atau protective magic (sihir pelindung) adalah tipe sihir yang digunakan secara sengaja untuk mengusir pengaruh jahat atau yang menyakiti, seperti menghilangkan "apes" atau menghindari evil eye. Praktek Apotropaic mungkin juga di praktekkan oleh supersition atau tradisi, seperti dalam jimat keberuntungan (mungkin beberapa dibawa di dalam gelang), jimat dalam bentuk perhiasan, atau gerakan seperti menyilangkan jari, atau mengetuk kayu. Dalam sejarah, banyak objects dan charms yang digunakan untuk perlindungan.

Augury

sunting
 
Roman augur with lituus, an augural wand, symbol of augurs and augury.

Augury merupakan praktek Greco-Roman religion yakni mengobservasi dari kelakuan dari burung-burung, untuk memperoleh omens atau tanda apa yang akan terjadi di masa depan. Saat individu, dikenal sebagai augur, membaca tanda-tanda ini, hal itu merujuk sebagai “taking the auspices” atau mengambil auspies. “Auspices” (Latin auspicium) berarti "looking at birds" atau melihat burung. Auspex, kata lain untuk augur, dapat ditranslate menjadi “one who looks at birds” atau sesorang yang melihat burung-burung.[1] Bergantung pada burung, auspices atau pertanda dari Tuhan dapat berupa yang diharapkan atau tidak (auspicious or inauspicious). Terkadang augur yang dimotivasi oleh politik akan me-farbrikasi auspicies yang tidak di inginkan untuk menghambat suatu fungsi negara, seperti pemilihan umum.[2] Pliny the Elder merupakan orang yang menciptakan auspicy kepada Tiresias seorang “seer” Thebes.[3]

Black magic

sunting
 
Heptameron magic circle

Black Magic atau sihir hitam secara tradisional mengarah ke penggunaan kekuatan supernatural atau sihir untuk kejahatan dan tanpa memikirkan orang lain.[4]

Hubungan dan interaksi antara sihir hitam dan agama sangat beragam dan banyak. Diluar sejarah sihir hitam tentang perburuan penyihir (witch hunt) oleh agama kristen dan pengadilannya (witch trial), ada beberapa lagi yang lain. Sebagai contoh, abad 17 priest Étienne Guibourg dikatakan telah melakukan sebuah serial Black Mass rituals dengan penyihir Catherine Monvoisin kepada Madame de Montespan.[5] Selama period scholarship, A. E. Waite telah menyediakan sejumlah informasi tentang praktik, ritual dan tradisi sihir hitam yang komprehensif, dalam buku-nya The Book of Ceremonial Magic (1911).[6]

Pengaruh dari budaya pop telah mengizinkan praktek-praktek lainnya untuk di tarik ke dalam suatu "ban" atau larangan yang lebih luas, termasuk konsep Satanisme. Sedangkan invocation atau pemanggilan demon, Setan atau spirit (arwah, roh, jin) sudah diterima sebagai bagian dari sihir hitam, praktek ini berbeda dari menyembah atau menuhankan mahkluk spiritual.[7] Kedua biasanya dikombinasikan dalam kepercayaan zaman medieval tentang witchcraft atau ilmu sihir.

Tujuh artes prohibitae atau artes magicae atau seni/ilmu sihir adalah seni/ilmu yang dilarang oleh canon law seperti yang dijelaskan oleh Johannes Hartlieb pada tahun 1456. Tujuh bagian lipatan tersebut merefleksikan artes liberales dan artes mechanicae.[8]

Chaos magic

sunting
 
Symbol Star of Chaos

Chaos magic, juga dieja dengan chaos magick,[9][10] adalah sebuah tradisi modern dari magic atau sihir.[11] muncul di Inggris pada tahun 1970s sebagai bagian dari neo-pagan yang lebih lebar dan esotericist subculture,[12] hal itu menarik lebih berat ke kepercayaan occult atau hal supernatural dari artist Austin Osman Spare, yang diekspresikan beberapa dekade lebih awal.[11] Hal itu telah di karakterkan sebagai sebuah agama baru,[13] dengan beberapa komentar menyerupai antara movement dan Discordianism.[14][15] organisasi magic/ organisasi sihir di dalam tradisinya memasukkan illuminati Thanateros dan Thee Temple ov Psychick Youth.

Pendiri dari chaos magic percaya bahwa tradisi occult yang lain menjadi terlalu berkarakter religius/agamis.[16] Mereka mencoba untuk menghilangkan "strip away" simbol, ritual, theological/ilmu agama atau dalam kondisi lain aspek ornamental dari tradisi occoult atau supernatura tersebutl, dan meninggalkan sebuah set teknik basic yang mereka percayai sebagai dasar dari magic atau sihir.[16][17]

Banishing

sunting


Dalam ceremonial magic, banishing merujuk ke satu atau lebih ritual yang dimaksudkan untuk menghilangkan pengaruh non physical mulai dari pengaruh spirit sampai pengaruh-pengaruh negative.[18] Walaupun ritual banishing seringkali digunakan sebagai bagian dari komponen ceremonies yang kompleks, mereka juga dapat di lakukan secara sendirian. Banishing dipandang sebagai salah satu dari beberapa teknik sihir, terutama yang berhubungan dengan ritual purification dan sebuah syarat untuk consecration and invocation.

Clairvoyance

sunting


Clairvoyance (/klɛərˈvɔɪ.əns/; from French clair 'clear', and voyance 'vision') adalah kemampuan untuk mendapatkan informasi tanpa menggunakan pancaindera maupun teknologi, selanjutnya di klasifikasikan sebagai extrasensory perception, atau “sixth sense” atau “indera ke enam”.[19][20] Setiap orang yang meng-klaim mempunyai kemampuan seperti itu bisa di katakana sebagai clairvoyant (/klɛərˈvɔɪ.ənt/) ('one who sees clearly', Indonesia: orang yang melihat jelas).

Klaim tentang keberadaan kemampuan paranormal dan psychic seperti clairvoyance tidak didukung bukti secara sains.[21] Parapsychology meng-eksplore kemungkinan ini, tetapi keberadaan paranormal tidak diterima oleh komunitas scientific.[22][23][24][25] Komunitas scientific secara luas bisa dianggap parapsychology, termasuk study tentang clairvoyance, pseudoscience.[26][27][27][28][29]

Divination

sunting


Divination (from Latin divinare 'to foresee, foretell, predict, prophesy, etc.',[30] Indonesia:meramal, menerawang) adalah usaha untuk memperoleh insight atau pengetahuan dalam suatu pertanyaan atau situasi dengan jalan ritual atau praktek spiritual.[31] Mempunyai banyak metode sepanjang sejarah, diviner atau penerawang memastikan interpretasinya dari apa yang seharusnya querent (seseorang yang bertanya) lakukan dengan membaca tanda-tanda, kejadian, atau omens, atau melalui hubungan kerjasama atau interaksi dengan agen supernatural[32] seperti spirit, Tuhan, makhluk seperti Tuhan atau “will of the universe” (keinginan universe).[33]

Dalam demonology astaroth merupakan demon yang tahu tentang masa lau, sekarang dan masa depan. Dia sering dipanggil (evocation) dalam necromantic ritual dari divination.[34]

Evocation

sunting

Evocation adalah sebuah perbuatan memanggil, mengundang spirit (roh), demon, deity atau supernatural agen lain, dalam Western mystery tradition. Conjuration juga merujuk ke sebuah summoning (undangan), seringkali dengan menggunakan magical spell atau mantra. Pemanggilan dari hantu atau spirit orang mati untuk tujuan divination disebut necromancy. Dibandingkan praktiek yang ada pada banyak agama-agama dan tradisi magical mungkin menggunakan obat atau bahan kimia untuk mind altering dengan atau tanpa formula pengucapan kata.

Goetia

sunting
 
he magical circle and triangle, magical objects/symbols used in the evocation of the seventy-two spirits of the Ars Goetia

Goetia (goh-eh-TEE-ah[35]) adalah sebuah tipe sorcery dari Eropa, sering disebut witchcraft atau ilmu sihir/skill penyihir, yang telah di transmisikan melalui grimoires, buku yang mengandung instruksi untuk melakukan praktek magic atau sihir. Istilah “goetia” berasal dari Bahasa Latin yang berarti “goes”, yang secara asal symbol dari diviner, magician, healer dan seers.[36] Pada awalnya, mempunyai konotasi low magic, mengisyaratkan penipuan dan pemerdayaan dari seorang mageia yang berlawanan dengan theurgy, yang mana telah dianggap sebagai divine magic. Grimoires, juga diketahui sebagai “books of spells” atau “spellbooks” (buku mantra), digunakan sebagai instruksi tata cara untuk berbagai usaha magical/sihir. Hal itu mancakup crafting magical object, casting spell, praktek divination dan pemanggilan supernatural entities seperti malaikat, spirit, deities, dan demons. Walaupun istilah “grimoire” berasal dari Eropa, teks magical yang sama juga ditemukan pada berbagai budaya di seluruh didunia.

Gray magic

sunting

Gray magic, juga disebut dengan neutral magic, adalah sihir yang tidak dilakukan untuk alasan menguntungkan, tetapi juga tidak focus pada praktiek yang sepenuhnya mencelakai.[37][38] Hal itu terlihat seperti jatuh ke dalam antara sihir putih dan hitam secara terus menerus.

Invocation

sunting

Dalam ritual magic dari barat atau Western, invocation (from the Latin verb invocare "to call on, invoke, to give") adalah sebuah bidang yang melibatkan komunikasi atau interaksi dengan hal non-material, supernatural spirit. Invocation mungkin mengambil bentuk :

  • Supplication (permohonan), prayer (do’a) atau spell (mantra).
  • Sebuah bentuk dari possession atau rasukan.
  • Command (perintah) atau conjuration (pemanggilan).
  • Self-identification dengan spirit tertentu.

Dalam beberapa tradisi agama termasuk Paganism, Shamanism and Wicca, “invocation” berarti untuk menarik sebuah spirit atau kekuatan dari suatu spirit kedalam badan atau diri seseorang dan dibedakan dengan “evocation", yang melibatkan meminta suatu spirit atau kekuatan spirit untuk berada di tempat yang diminta. Aleister Crowley menyatakan bahwa :

To "invoke" is to "call in", just as to "evoke" is to "call forth". This is the essential difference between the two branches of Magick. In invocation, the macrocosm floods the consciousness. In evocation, the magician, having become the macrocosm, creates a microcosm. (Untuk “invoke” adalah “memanggil masuk”, sama saja seperti untuk “evoke” adalah untuk “memanggil keluar”. Hal ini merupakan esensi dari perbedaan antara dua cabang dari magic. Dalam invocation, macrocosm membanjiri consciousness. Di dalam evocation, penyihir menjadi macrocosm atau menciptakan sebuah microcosm.[39]

Natural magic

sunting


Natural magic dalam konteks Renaissance magic (sihir zaman Renaissance) adalah bagian dari occult yang berhubungan dengan natural forces secara langsung, sebagai kebalikan dari ceremonial magic yang berhubungan dengan mengundang spirit. Natural magic atau sihir alam terkadang menggunakan bahan physical dari alam seperti batu atau herbal.[40]

Natural magic atau sihir alam juga di definisikan dalam astrology, alchemy dan beberapa disiplin yang sekarang kita pandang sebagai bidang dari sains alam, seperti astronomi dan kimia (yang dikembangkan dan cabang dari astrologi dan alchemy, dan cabang tersebut masuk ke dalam sains modern pada zaman sekarang atau botany (dari herbology). Pelajar Jesuit Athanasius Kircher telah menulis bahwa “ada banyak tipe dari sihir alam yang merupakan subyek dari sains terapan”.[41]

Heinrich Cornelius Agrippa mendiskusikan sihir alam di dalam Three Books of Occult Philosophy (1533),[40][42] dimana dia memanggilnya "nothing else but the highest power of natural sciences".[40] Philosopher dari Itali Renaissance Giovanni Pico della Mirandola, yang mendirikan tradisi Christian Kabbalah, telah mendebat bahwa sihir alam merupakan “bagian praktek dari sains alam” dan penuh dengan hukum dari pada heretical.[43]

Necromancy

sunting


Kata necromancy diadaptasi dari bahasa Latin 200–600 M necromantia:sebuah kata pinjaman dari post-Classical Greek νεκρομαντεία (nekromanteía, or 'divination through a dead body' atau “penerawangan dari orang mati), gabungan kata Latin νεκρός (nekrós, or 'dead body', mayat) and μαντεία (manteía, or 'divination', meramal).

Necromancy adalah praktek sihir yang melibatkan communikasi dengan orang mati dengan memanggil atau mengundang spirit mereka sebagai apparitions atau vision/pengelihatan untuk tujuan meramal maupun menerawang, mengetahui makna dari sesuatu untuk meramal kejadian di masa depan dan menemukan pengetahuan yang tersembunyi. Terkadang dikategorikan dibawah death magic, istilah tersebut terkadang juga digunakan dalam bentuk yang lebih umum sebagai black magic atau sihir hitam atau witchcraft secara keseluruhan.[44][45]

Praktisi dari zaman Medieval mempercayai bahwa mereka dapat mendapatkan tiga hal dengan necromancy : will manipulation (manipulasi keinginan), illusions (membuat ilusi), and knowledge (pengetahuan):

-      Will manipulation (manipulasi keinginan) mempengaruhi pikiran dan keinginan daari orang lain, binatang, atau spirit (roh, hantu, jin). Demon dipanggil untuk menyebabkan berbagai gangguan pada orang lain. “to drive them mad” (membuat gila, marah, ngamuk, hilang sanity-moral), untuk membuat dalam api asmara atau kebencian, untuk memperoleh keinginan mereka, atau untuk membuat mereka melakukan atau tidak melakukan sesuatu perbuatan tertentu.[46]

-      Ilusi melibatkan menghidupkan orang mati atau conjuring/mamanggil makanan, entertainment atau mode transportasi.

-      Pengetahuan adalah diduga ditemukan saat demons menyediakan informasi tentang berbagai hal. Hal ini mungkin melibatkan identifikasi criminal, barang hilang atau mengungkap kejadian di masa depan.

Sex magic

sunting


Sex magic adalah semua type aktifitas seks yang digunakan dalam magical, ritualistic atau hal lain seperti mendapatkan religious atau spiritual. Salah satu praktek dari seks magic adalah menggunakan sexual arousal atau orgasm dengan memvisualisasikan hasil yang diinginkan. Salah satu asumsi premis dari penyihir seks adalah konsep bahwa seksual energi adalah kekuatan yang kuat dan dapat digunakan untuk transcend persepsi realitas normal seseorang.

Shamanism

sunting
 
Buryat shaman on Olkhon Island, Siberia

Shamanism atau samanism adalah sebuah praktek religi yang melibatkan seorang praktisi (shaman atau saman) berinteraksi dengan dunia spirit melalui altered states of consciousness, seperti trance. Yang biasanya mempunyai goal untuk mengarahkan spirits or spiritual energies kedalam dunia physical untuk tujuan penyembuhan, divination, atau mengobati manusia dengan cara lain.[47]

Sigils

sunting
 
72 seals from The Lesser Key of Solomon

Sebuah sigil adalah sebuah tipe dari symbol yang digunakan dalam magic atau sihir. Istilah tersebut biasanya merujuk ke pictorial signature dari sebuah deity atau spirit (seperti malaikat atau demon). Dalam penggunaan modern, terutama di dalam konteks dai chaos magic, sebuah sigil merujuk untuk sebuah symbol representasi dari hasrat yang di inginkan praktisi.

Lihat pula

sunting

Bacaan lanjutan

sunting
  • Coleman, Simon (2008). "The Magic of Anthropology". Anthropology News. 45 (8): 8–11. doi:10.1111/an.2004.45.8.8. 
  • Dickie, Matthew W. (2001). Magic and Magicians in the Greco-Roman World. London. 
  • Gosden, Chris (2020). Magic: A History: From Alchemy to Witchcraft, from the Ice Age to the Present. New York: Farrar, Straus and Giroux. 
  • Gusterson, Hugh (2004). "How Far Have We Traveled? Magic, Science and Religion Revisited". Anthropology News. 45 (8): 7–11. doi:10.1111/an.2004.45.8.7.1. 
  • Hammond, Dorothy (1970). "Magic: A Problem in Semantics". American Anthropologist. 72 (6): 1349–1356. doi:10.1525/aa.1970.72.6.02a00080. 
  • O'Keefe, Daniel (1982). Stolen Lightning: The Social Theory of Magic. Oxford. 
  • Wax, Murray; Wax, Rosalie (1963). "The Notion of Magic". Current Anthropology. 4 (5): 495–518. doi:10.1086/200420. 
  • Meyer, Marvin & Smith, Richard (1994) Ancient Christian Magic: Coptic Texts of Ritual Power, HarperSanFrancisco

Pranala luar

sunting


  1. ^ auspic-, auspec- + (Latin: to look, to observe in order to make a prediction; to see omens; from auspex [genitive form auspicis] avi-, stem of avis, "bird" plus -spex, "observer", from specere)
  2. ^ Troxler, Howard, "Electoral Abuse in the Late Roman Republic" (2008). Graduate Theses and Dissertations. https://scholarcommons.usf.edu/etd/537
  3. ^ Gaius Plinius Secundus, Naturalis Historia 7.203.3
  4. ^ Melton, J. Gordon, ed. (2001). "Black Magic". Encyclopedia of Occultism & Parapsychology. Vol. 1: A–L (5th ed.). Gale Research Inc. ISBN 0-8103-9488-X.
  5. ^ Summers, Montague (2013) [1927]. The Geography of Witchcraft. Routledge. ISBN 978-0415847933.
  6. ^ Waite, A. E. (2011) [1911]. The Book of Ceremonial Magic: Including the Rites and Mysteries of Goetic Theurgy, Sorcery, and Infernal Necromancy. Martino Fine Books. ISBN 978-1614271567.
  7. ^ Lewis, James R. (1996). Magical Religion and Modern Witchcraft. SUNY Press. ISBN 978-0791428894.
  8. ^ Heiduk, Matthias; Herbers, Klaus; Lehner, Hans-Christian, eds. (2020). Prognostication in the Medieval World: A Handbook. De Gruyter. ISBN 978-3110499773.
  9. ^ Carroll, Peter J. (2008). Psybermagick: Advanced Ideas in Chaos Magick: Revised Edition. Original Falcon Press. ISBN 9781935150657.
  10. ^ Humphries, G.; Vayne, J. (2005). Now That's What I Call Chaos Magick. United Kingdom: Mandrake of Oxford. ISBN 978-1869928742.
  11. ^ a b Chryssides, George D. (2012). Historical Dictionary of New Religious Movements (2 ed.). Rowman & Littlefield. ISBN 978-0-8108-6194-7.p.78.
  12. ^ Woodman, Justin (2003). Modernity, Selfhood, and the Demonic: Anthropological Perspectives on "Chaos Magick" in the United Kingdom (Ph.D. dissertation). Goldsmiths, University of London. doi:10.25602/gold.00028683.
  13. ^ Cusack, Carole M.; Sutcliffe, Steven J., eds. (2017). The Problem of Invented Religions. Taylor & Francis. ISBN 9781317373353.
  14. ^ Urban, Hugh (2006). Magia Sexualis: Sex, Magic, and Liberation in Modern Western Esotericism. University of California Press. ISBN 9780520932883.
  15. ^ Duggan, Colin (2014). "Perennialism and Iconoclasm: Chaos Magick and the Legitimacy of Innovation". In Asprem, Egil; Granholm, Kennet (eds.). Contemporary Esotericism. Taylor & Francis Group.
  16. ^ a b Drury, Nevill (2011) [2002]. The Watkins Dictionary of Magic: Over 3000 Entries on the World of Magical Formulas, Secret Symbols and the Occult. Duncan Baird Publishers. ISBN 9781780283623.p.86.
  17. ^ Hine, Phil (2009). Condensed Chaos: An Introduction to Chaos Magic. Original Falcon Press. ISBN 9781935150664.p.15.
  18. ^ Crowley, Aleister (1976). Magick in Theory and Practice. New York: Dover Publications. ISBN 978-0486232959.
  19. ^ "clairvoyance". Merriam-Webster.com Dictionary. Retrieved February 22, 2022. "Clairvoyance - Definition and More from the Free Merriam-Webster Dictionary". Archived from the original on February 27, 2012. Retrieved October 6, 2007.
  20. ^ "clairvoyance". Encyclopedia Britannica. Archived from the original on February 18, 2008. Retrieved October 7, 2007. The ESP entry includes clairvoyance. "Perception that involves awareness of information about something (such as a person or event) not gained through the senses and not deducible from previous experience. Classic forms of ESP include telepathy, clairvoyance, and precognition. No conclusive demonstrations of the existence of ESP in any individual have been given, but popular belief in the phenomenon remains widespread, and people who claim to possess ESP are sometimes employed by investigative teams searching for missing persons or things. See also parapsychology."
  21. ^ Carroll, Robert Todd. (2003). "Clairvoyance". Retrieved 2014-04-30.
  22. ^ Bunge, Mario. (1983). Treatise on Basic Philosophy: Volume 6: Epistemology & Methodology II: Understanding the World. Springer. p. 226. ISBN 90-277-1635-8 "Despite being several thousand years old, and having attracted a large number of researchers over the past hundred years, we owe no single firm finding to parapsychology: no hard data on telepathy, clairvoyance, precognition, or psychokinesis."
  23. ^ Stenger, Victor. (1990). Physics and Psychics: The Search for a World Beyond the Senses. Prometheus Books. p. 166. ISBN 0-87975-575-X "The bottom line is simple: science is based on consensus, and at present a scientific consensus that psychic phenomena exist is still not established."
  24. ^ Zechmeister, Eugene; Johnson, James. (1992). Critical Thinking: A Functional Approach. Brooks/Cole Pub. Co. p. 115. ISBN 0534165966 "There exists no good scientific evidence for the existence of paranormal phenomena such as ESP. To be acceptable to the scientific community, evidence must be both valid and reliable."
  25. ^ Hines, Terence. (2003). Pseudoscience and the Paranormal. Prometheus Books. p. 144. ISBN 1-57392-979-4 "It is important to realize that, in one hundred years of parapsychological investigations, there has never been a single adequate demonstration of the reality of any psi phenomenon."
  26. ^ "Dictionary.com "Pseudoscience"". Dictionary.reference.com. Retrieved September 22, 2012.
  27. ^ a b "Science Needs to Combat Pseudoscience: A Statement by 32 Russian Scientists and Philosophers". Quackwatch.com. July 17, 1998. Retrieved September 22, 2012.
  28. ^ "International Cultic Studies Association "Science Fiction in Pseudoscience"". Csj.org. Archived from the original on August 12, 2018. Retrieved September 22, 2012.
  29. ^ Cordón, Luis A. (2005). Popular Psychology: An Encyclopedia. Westport, Conn: Greenwood Press. p. 182. ISBN 978-0-313-32457-4. The essential problem is that a large portion of the scientific community, including most research psychologists, regards parapsychology as a pseudoscience, due largely to its failure to move beyond null results in the way science usually does. Ordinarily, when experimental evidence fails repeatedly to support a hypothesis, that hypothesis is abandoned. Within parapsychology, however, more than a century of experimentation has failed even to conclusively demonstrate the mere existence of paranormal phenomenon, yet parapsychologists continue to pursue that elusive goal.
  30. ^ "M. Tullius Cicero, Divination, Divination Book I, section 1". www.perseus.tufts.edu. Diakses tanggal 2024-06-26. 
  31. ^ "Divination | Religion, History & Practices | Britannica". www.britannica.com. Retrieved 2023-10-28.
  32. ^ Silva, Sonia (2016). "Object and Objectivity in Divination". Material Religion. 12 (4): 507–509. doi:10.1080/17432200.2016.1227638. ISSN 1743-2200. S2CID 73665747.
  33. ^ "Divination | Religion, History & Practices | Britannica". www.britannica.com. Retrieved 2023-10-28.
  34. ^ AshtothTrigis (2023-10-27). "ASTAROTH – OCCULT WORLD" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-06-26. Astaroth teaches all the sciences and is keeper of the secrets of the past, present, and future. He is invoked in necromantic rituals of divination. 
  35. ^ "Goetia". www.pronounceitright.com. Diakses tanggal 2024-06-26. 
  36. ^ Drury, Neville; Hume, Lynne (2013). The Varieties of Magical Experience: Indigenous, Medieval, and Modern Magic. Bloomsbury Academic. ISBN 978-1440804182.p.124.
  37. ^ Smoley, R.; Kinney, J. (2006). Hidden Wisdom: A Guide to the Western Inner Traditions. Quest Books. p. 121. ISBN 978-0835608442.
  38. ^ Cicero, Chic; Cicero, Sandra Tabatha (2003). The Essential Golden Dawn: An Introduction to High Magic. Llewellyn Books. p. 87. ISBN 978-0738703107.
  39. ^ Aleister Crowley, Magick, Book 4, p.147
  40. ^ a b c Agrippa, Henry Cornelius (1651). Three Books of Occult Philosophy. Translated by Freake, James. London. pp. 567–576.
  41. ^ Stolzenberg, Daniel (2001). The Great Art of Knowing: The Baroque Encyclopedia of Athanasius Kircher. Stanford University Libraries. p. 51. ISBN 0911221239.
  42. ^ Versluis, Arthur (2007). Magic and Mysticism: An Introduction to Western Esotericism. Rowman & Littlefield. p. 80. ISBN 978-0742558366.
  43. ^ Mebane, John S. (1992). Renaissance Magic and the Return of the Golden Age: The Occult Tradition and Marlowe, Jonson, and Shakespeare. Lincoln: University of Nebraska Press. pp. 44–45. ISBN 9780803281790.
  44. ^ "necromancy". Merriam-Webster's Collegiate Dictionary (11th ed.). Springfield, MA: Merriam-Webster. April 2008. Archived from the original on 2021-02-12. Retrieved 2011-11-03.
  45. ^ "necromancy". Oxford Dictionary of English (3rd rev. ed.). Oxford, UK: Oxford University Press. August 2010. Archived from the original on 2012-05-17. Retrieved 2011-11-03.
  46. ^ Kieckhefer 2011, p. 158
  47. ^ Singh, Manvir (2018). "The cultural evolution of shamanism". Behavioral and Brain Sciences. 41: e66: 1–61. doi:10.1017/S0140525X17001893. PMID 28679454. S2CID 206264885.