Sidomulyo, Jekulo, Kudus
Desa Sidomulyo adalah sebuah desa di kecamatan Jekulo, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Desa Ini memiliki luas 357.675 ha/m2 dan terletak di bagian tenggara kecamatan jekulo. Sebagian besar daerah di Desa Sidomulyo merupakan Persawahan dan Rawa. Desa Sidomulyo sebagian besar wilayahnya digunakan untuk kawasan pertanian dengan luas Sawah 296.505 ha/m2, Selain itu dengan memanfaatkan adanya rawa, Selebihnya digunakan untuk Pemukiman dan Perkantoran. Berikut Rincian mengenai Luas Wilayah yang ada di Desa Sidomulyo:
- Pemukiman = 38.17 ha/m2
- Persawahan = 296.505 ha/m2
- Perkantoran = 23 ha/m2
Sidomulyo | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kabupaten | Kudus | ||||
Kecamatan | Jekulo | ||||
Kode pos | 59382 | ||||
Kode Kemendagri | 33.19.06.2004 | ||||
Luas | 357.675 ha
# Pemukiman = 38.17 ha/m2 # Persawahan = 296.505 ha/m2# Perkantoran = 23 ha/m2 | ||||
Jumlah penduduk | ... jiwa | ||||
Kepadatan | ... jiwa/km² | ||||
|
Desa Sidomulyo mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:
Batas wilayah
– Utara = Pladen / Terban
– Selatan = Bulung Kulon
– Timur = Bulung Kulon
– Barat = Gondoharum
Sejarah
Pada zaman dahulu, Desa Sidomulyo bernama Desa Palelesan, konon ceriteranya pada kurun waktu Kanjeng Sunan Muria (Syeikh Oemar Said) yang bermukim di Gunung Muria memerintahkan kepada murid-muridnya dengan jumlah yang banyak untuk menuju ke daerah selatan mengelilingi wilayah kasunanan yang dipimpin oleh Ki Kutho Gulung. Pendek cerita, sampai di wilayah Sidomulyo, mereka merasa lelah dan akhirnya istirahat bersama-sama. Saat istirahat, semuanya tertidur pulas (dalam bahasa Jawa disebt leles). Ketika mereka bangun ternyata hari sudah larut malam dan akhirnya istirahatnya diteruskan sampai pagi. Pagi harinya, Ki Kutho Gulung beserta teman-temannya merasa segar setelah beristirahat, kemudian sepakat untuk menjadikan daerah tersebut sebuah desa atau kota yang bernama PALELESAN sebelum mereka melanjutkan perjalanan menuju Kasunanan Muria.
Nama Desa Sidomulyo terdiri dari 2 desa yang digabung menjadi satu, yaitu Desa Palelesan dan Desa Gesik. Desa Gesik pada tahun 1800 M penduduknya makin lama makin sedikit karena terserang wabah penyakit yang sangat sulit ditanggulangi.
Pada tahun 1865 M pemerintah Belanda bersama para sepuh menggabungkan Desa Gesik dan Desa Palelesan menjadi Desa SIDOMULYO. Sampai sekarang, Desa Sidomulyo terdiri dari 2 dukuh, yaitu Dukuh Gesik dan Dukuh Palelesan.
Selain itu ada juga cerita yang beredar dikalangan masyarakat Desa Sidomulyo setiap tahun mengadakan sedekah bumi (memberi sedekah pada bumi) yang menurut kepercayaan masyarakat agar mendapat ridho Sang Hyang/ Gusti (Tuhan Y.M.E(Allah)) agar diberi keselamatan dan mendapatkan hasil panen yang melimpah. Upacara tersebut diramaikan bersama kesenian Tayuban Bocah Angon (joget bersama masyarakat), dan yang diutamakan adalah kesenian Gending Perkutut Manggung.
Kesenian Tayub menurut filsafat adalah laku bagus (perilaku yang baik), Bocah Angon artinya adalah pemimpin. Maksudnya, para pemimpin harus berperilaku baik, dan Perkutut Manggung mengandung arti mengagungkan Nama Sang Hyang/ Gusti (Tuhan Y.M.E(Allah)), menurut filsafat yang disampaikan kepada masyarakat Desa Sidomulyo oleh Mbah Jenggot, murid Kanjeng Sunan yang bermukim di Desa Sidomulyo untuk syiar agama Islam. Sampai sekarang, makamnya dikeramatkan oleh masyarakat desa secara turun temurun.
Pembagian Wilayah Dusun
Desa Sidomulyo dibagi atas 3 dusun yang terdiri dari 16 Rt, dan 3 Rw, dengan rincian sebagai berikut:
– Dusun Utara sebanyak 6 Rt, dan 2 Rw.
– Dusun Tengah sebanyak 5 Rt dan 3 Rw.
– Dusun Selatan sebanyak 5 Rt dan 2 Rw
Pendidikan
Desa bIni memiliki beberapa sekolah diantaranya:
- Sekolah Dasar ( SD ) SejumJah 3 Unit:
- MI NU Raudlatut Tholibin
- SD N 1 Sidomulyo
- SD N 2 Sidomulyo
- TK Pertiwi sejumlah 1 Unit
- MadrasahAliyah sejumlah 1 Unit
- Madrasah Tsanawiyah sejumlah 1 Unit