Shilling Afrika Timur

mata uang Afrika Timur

Shilling Afrika Timur adalah mata uang yang dikeluarkan untuk digunakan di daerah Afrika Timur yang dikendalikan oleh Britania Raya dari tahun 1921 hingga 1969.[1] Mata uang ini dicetak oleh East African Currency Board (Dewan Mata Uang Afrika Timur), dan direncanakan akan digunakan sebagai mata uang umum di kawasan Komunitas Afrika Timur.

Shilling Afrika Timur
  • Shilingi ya Afrika Mashariki  (Swahili)
  • Scellino dell'Africa orientale  (Italia)
  • Shilinka Bariga Afrika  (Somali)
  • شلن شرق أفريقي  (Arab)
Denominasi
Supersatuan
 20Pound
Subsatuan
 1/100Sen
Uang kertas5, 10, 20, 100 shilling
Uang koin1, 5, 10, 50 sen,1 shilling
Demografi
PenggunaSemua pada tahun 1900-an:
Emisi
Bank sentralEast African Currency Board
Kotak info ini menunjukkan status terbaru sebelum mata uang ini dianggap usang.
Shilling Afrika Timur lama (kiri), Shilling Afrika Timur (kanan).

Shilling dibagi menjadi pecahan 100 sen dan 1 pound = 20 shilling.

Sejarah

sunting

Shilling Afrika Timur Pertama

sunting

Di Inggris Raya, pound sterling dipecah menjadi dua puluh shilling, dan sudah umum jika shilling dianggap sebagai cabang atau pecahan dari pound. Namun, di Afrika Timur Britania, walaupun dua puluh shilling sama nilainya dengan satu pound sterling, shilling selalu dianggap sebagai nama mata uang utama, setara dengan pound sterling itu sendiri. Kondisi ini cukup unik bagi semua wilayah di bawah kendali Kerajaan Inggris yang menggunakan mata uang pound sterling.

Kondisi unik ini muncul karena mata uang pertama yang digunakan oleh otoritas kolonial Inggris di Afrika Timur Britania adalah rupee, bukan sterling. Shilling Afrika Timur diperkenalkan di Kenya, Tanganyika, dan Uganda pada tahun 1921, menggantikan Florin Afrika Timur yang berumur pendek dengan kurs 2 shilling = 1 florin. Florin yang berumur pendek tersebut diperkenalkan karena terjadi kenaikan harga perak setelah Perang Dunia I. Pada waktu itu, rupee India adalah mata uang di negara-negara Afrika Timur Britania. Rupee, menjadi koin perak, nilainya naik terhadap sterling. Ketika mencapai nilai dua shilling, pihak berwenang memutuskan untuk menggantinya dengan florin. Kemudian dibuat mata uang Shilling Afrika Timur, yang dipatok satu shilling sterling dengan pecahan 100 sen.[2][3][4]

Pada tahun 1936, Zanzibar bergabung dengan Dewan Mata Uang Afrika Timur, dan Rupee Zanzibari diganti dengan kurs 1,5 Shilling Afrika Timur = 1 rupee Zanzibari,[3] yang kemudian digantikan oleh mata uang lokal (Shilling Kenya, Shilling Uganda, dan Shilling Tanzania) menyusul kemerdekaan negara-negara tersebut.[2][3][4]

Pada tahun 1951, Shilling Afrika Timur menggantikan rupee India di koloni Aden dan protektoratnya, yang kemudian menjadi Federasi Arab Selatan pada tahun 1963. Dewan Mata Uang Afrika Timur bubar tahun 1965, sehingga Dinar Arab Selatan menggantikan shilling di Federasi Arab Selatan dengan kurs 20 shilling = 1 dinar.[1][5]

Shilling juga digunakan di beberapa wilayah yang sekarang bernama negara Somalia, Ethiopia, dan Eritrea ketika mereka masih berada di bawah kendali Inggris. Sebelum 1941, wilayah-wilayah ini, yang saat itu disebut Afrika Timur Italia, menggunakan Lira Afrika Timur. Pada tahun 1941, sebagai hasil dari Perang Dunia II, Inggris mendapatkan kembali kendali atas wilayah-wilayah mantan Afrika Timur Italia dan memperkenalkan shilling, dengan kurs 1 shilling = 24 lira.

Somaliland Italia dikembalikan ke Italia pada tahun 1949 sebagai Perwalian PBB dan segera beralih menggunakan mata uang Somalo, yang setara dengan shilling. Somaliland Britania memperoleh kemerdekaan pada tahun 1960, dan bergabung dengan Somaliland Italia untuk membentuk Somalia. Pada tahun itu, Somalia mulai menggunakan Shilling Somalia (menggantikan Somalo) yang setara dengan Shilling Afrika Timur.[6]

Ethiopia memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1941, dengan dukungan Inggris, dan mulai menggunakan Shilling Afrika Timur. Thaler Maria Theresa, rupee India, dan pound Mesir juga merupakan alat pembayaran yang sah di masa-masa awal pascakemerdekaan, tidak jelas kapan tepatnya mata uang tersebut berakhir. Kedaulatan penuh dipulihkan pada akhir 1944, dan mata uang Birr Ethiopia diperkenalkan kembali pada 1945 dengan kurs 1 birr = 2 shilling.[7] Eritrea dikuasai Italia pada tahun 1941, dan mulai menggunakan Shilling Afrika Timur, serta pound Mesir. Lira didemonetisasi pada tahun 1942. Ketika Eritrea membentuk federasi dengan Ethiopia pada tahun 1952, birr, yang sudah digunakan juga di Ethiopia, digunakan di Eritrea.[8]

Shilling Afrika Timur Kedua

sunting

Versi baru mata uang shilling diusulkan oleh Komunitas Afrika Timur, yang terdiri dari Kenya, Tanzania, Uganda, Rwanda, Burundi , dan Sudan Selatan.

Diusulkan bahwa Shilling Afrika Timur Kedua akan diperkenalkan dan mulai diedarkan pada tahun 2012, tetapi target tersebut tidak terpenuhi. Tanggal target berikutnya ditetapkan tahun 2015, tetapi juga tidak terpenuhi. Kemudian tanggal target selanjutnya adalah pada tahun 2024.[9]

Galeri

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b Templat:Numis cite GFD
  2. ^ a b Templat:Numis cite TMMH
  3. ^ a b c Templat:Numis cite TMMH
  4. ^ a b Templat:Numis cite TMMH
  5. ^ Templat:Numis cite TMMH
  6. ^ Templat:Numis cite TMMH
  7. ^ Templat:Numis cite TMMH
  8. ^ Templat:Numis cite TMMH
  9. ^ Asongu, Simplice; Nwachukwu, Jacinta; Tchamyou, Vanessa (1 August 2016). "A Literature Survey on Proposed African Monetary Unions" (PDF). Journal of Economic Surveys (dalam bahasa Inggris). 31 (3): 878–902. doi:10.1111/joes.12174. ISSN 1467-6419.