Shaista Suhrawardy Ikramullah
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Maret 2023. |
Begum Shaista Suhrawardy Ikramullah (22 Juli 1915 – 11 Desember 2000) merupakan seorang diplomat, politisi dan penulis. Ia merupakan wanita Muslim Asia pertama yang meraih gelar PhD dari Universitas London. Ia juga merupakan salah satu representatif wanita di Majelis Konstituante Pakistan pada tahun 1947 dan duta besar Pakistan di Maroko dari tahun 1964 hingga 1967. Tidak hanya itu saja Begum merupakan delegasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) serta member dari komite Universal Declaration of Human Rights (1948) dan Convention Against Genocide.[1]
Biografi | |
---|---|
Kelahiran | 22 Juli 1915 Kolkata |
Kematian | 11 Desember 2000 (85 tahun) Karachi |
Data pribadi | |
Agama | Islam |
Pendidikan | School of Oriental and African Studies University of Calcutta (en) Loreto College (en) |
Kegiatan | |
Pekerjaan | diplomat, politikus, penulis |
Partai politik | Liga Muslim India |
Keluarga | |
Pasangan nikah | Mohammed Ikramullah (en) |
Anak | Princess Sarvath El Hassan (en) , Naz Ikramullah (en) , Salma Sobhan (en) |
Kehidupan awal
suntingBegum lahir dari keluarga berpendidikan dimana Ibu Begum merupakan cucu dari Nawab Abdul Latiff seorang tokoh terkemuka yang mengerakan gerakan kultur dan sastra pada abad ke 19 diantra Muslim Kalkuta. Ayahnya berkerja sebagai petugas medis dan anak dari Obaidullah al-Obaidi Suhrawardy seorang sarjana dan pendidik. Ia menikah dengan Mohammad Ikramullah seorang petugas Pamong Praja India dan memiliki empat anak.[2]
Pendidikan
suntingBegum Ikramullah merupakan wanita India Muslim pertama pada pada generasinya yang keluar dari Purdah. Ia melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas London selama menemani suaminya di Inggris. Ia menyelesaikan thesis yang berjudul A Critical Survey of the Development of the Urdu Novel and Short Story dan menjadi wanitra Muslim dan Asia pertama yang mendapatkan gelar PhD dari University of London.[2]
Karir Politik
suntingSetelah menyelesaikan pendidikanya dari Inggris Begum terlibat dalam politik muslim setelah bertemu dengan Muhammad Ali Jinah di Delhi. Salah satu kontribusi yang membuatnya menjadi tokoh perempuan nomor satu di Pakistan yaitu kepemimpinanya di Muslim Women Students' Federation and the Women's Sub-committee of the All India Muslim League.[3]
Ia bergabung pada Majelis Konstituante sebagai salah satu dari dua wanita yang bergabung. Ia menyeruakan pendapatnya dalam upaya untuk meningkatkan hubungan antara Pakistan Barat dan Pakistan Timur serta meningkatkan partisipasi politik wanita muslim.[3]
Referensi
sunting- ^ "NCRI Women's Committee - Women in History - 22 July". web.archive.org. 2018-02-14. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-02-14. Diakses tanggal 2023-03-18.
- ^ a b Smith, Bonnie G. (2008). The Oxford Encyclopedia of Women in World History (dalam bahasa Inggris). Oxford University Press. ISBN 978-0-19-514890-9.
- ^ a b "The Pakistani woman who helped shape the human rights charter". The Express Tribune (dalam bahasa Inggris). 2018-11-24. Diakses tanggal 2023-03-18.
Pranala luar
sunting- (Inggris) Convention Against Genocide