Seruni and The Black Butterfly

Seruni and The Black Butterfly adalah sebuah novel fiksi karangan penulis muda Indonesia Yissa Luthana yang diterbitkan Mahakarya Nyata Publisher Jakarta pada semester kedua tahun 2010 yang lalu.

Sinopsis

sunting

Seruni seorang wanita muda berusia 26 tahun yang hidup dengan trauma masa lalu. Ia menyimpan dendam kesumat kepada Ray Adiyaksa, pria penderita alzheimer yang tiga belas tahun silam memperkosanya di kebun kupu-kupu. Namun ketika Tuhan mempertemukan mereka kembali, dendam kesumat di dalam diri Seruni berubah seratus delapan puluh derajat menjadi cinta yang tak biasa. Meutya, ibunda Ray Adiyaksa memberitahu Seruni kalau selama tiga belas tahun Ray hidup dalam penyesalan di penjara karena telah memperkosanya saat usianya masih sangat belia.

Saat menikmati hubungan cinta yang tak biasa dan tak diresuti ibunya, Elena, petaka kembali kembali mendatangi Seruni untuk kedua kalinya. Akila yang masih berusia 12 tahun, anak kandung Seruni hasil pemerkosaan yang dilakukan Ray Adiyaksa tiga belas tahun silam, diculik oleh seorang yang dicurigai polisi sebagai Monster Kupu Kupu Hitam, sebutan untuk monster pedofilia dan pembunuh berantai yang menjadi buronan polisi Mahaka karena sudah sepuluh kali menculik, memperkosa, dan membunuh gadus-gadis di bawah umur di Mahaka. Setiap korban yang ditemukan tewas terbungkus kantong plastik bersama beberapa ekor kupu-kupu hitam. Perkenalan Akila dengan penculiknya berawal dari Facebook. Meski kepolisian sudah mengerahkan detektif dan oknum polisi untuk mencari siapa dan dimana keberadaan Monster Kupu Kupu Hitam, Seruni tak mau berdiam diri dan mencari anak kandungnya sendirian karena di saat yang bersamaan penyakit alzheimer yang diderita Ray semakin parah. Berbekal facebook yang dimliki Akila, Seruni berhasil membuka pintu terang investigasi cerdasnya melalui analisis psikologis tentang sosok Monster Kupu Kupu Hitam. Ia dibantu seorang preman bernama Bramantyo yang menguasai tempat prostitusi anak di bawah umur yang terselubung di tengah kota. Petunjuk demi petunjuk diperoleh Seruni mulai dari tato kupu-kupu hitam (simbol untuk pedofilia), penelusuran facebook dan situs terlarang khusus pedofilia, tempat-tempat yang sangat mengerikan, buku harian Ray Adiyaksa, Hingga akhirnya kesimpulan bahwa Monster Kupu Kupu Hitam memiliki hubungan kisah masa lalu dengan mereka pada masa lalu. Sosok itu mengarah ke satu nama, sahabat masa lalu Ray yang bernama Albert Mangungsong, pria 36 tahun yang hidup menyendiri, dan memiliki klub renang anak-anak dan toko baju khusus anak perempuan di Selatan Mahaka. Cinta segitiga yang rumit, serta kisah masa lalu mereka yang pelan-pelan diungkap akhirnya menjawab tentang misteri Albert dan kupu-kupu hitam.

Karakter

sunting
Peran Karakter
Seruni Wanita muda berusia 26 tahun, cantik, cerdas menganalisis, penakut sekaligus pemberani, dan hidup dalam trauma gelap masa lalu.
Ray Adiyaksa Seorang koboy pendiam yang memiliki peternakan kuda, menderita alzheimer, hidup dalam penyesalan.
Albert Pria pemalum pendiam, dan penyendiri yang berpenampilan rapi seperti anak militer. Memiliki karakter psikopat pasif yang sangat mengerikan, sekaligus memiliki penyimpang biseksual (mencintai pria dewasa juga anak-anak perempuan di bawah umur).
Meutya Wanita bangsawan yang dingin, dengan karakter kuat.
Elena Seorang ibu yang protektif karena selalu dirundung kekhawatiran dan ketakutan.
Akila Gadis cilik berusia 12 tahun yang lugu, ceria, dan kecanduan facebook.
Bramantyo Special Apperance: Preman sekaligus sahabat masa lalu Seruni, yang memandu Seruni di sebuah lokasi prostitusi mengerikan saat investigasi.