Serangan kimia Khan Shaykhun 2017

Templat:Notable

Serangan kimia Khan Shaykhun 2017
Bagian dari the Perang Suriah
Khan Shaykhun di Syria
Khan Shaykhun
Khan Shaykhun
Location of Khan Shaykhun within Syria
JenisSerangan udara, serangan kimia (bahan kimia tak teridentifikasi)
LokasiKhan Shaykhun, Idlib Governorate, joint Tahrir al-Sham[1][2] and Ahrar al-Sham-controlled territories, Syria[3]Templat:Reliable
35°26′20″N 36°39′4″E / 35.43889°N 36.65111°E / 35.43889; 36.65111
Tanggal04 April 2017 (2017-04-04)
06:30 EEST[4] (UTC+03:00)
Korban74–100+[5] tewas
300–557+[5][6] cedera

Pada tanggal 4 April 2017, Tahrir al-Sham (yang juga dikenal dengan nama al-Qaeda in Syria)-mengendalikan Kota Khan Shaykhun,[7][8][9][10] di Kegubernuran Idlib, Suriah, hancur karena serangan udara bertubi-tubi diikuti dengan serangan kimia kepada penduduk sipil. Gas toksit itu disemprotkan, seperti sarin, menewaskan sedikitnya 58 orang dan lebih dari 300 orang terluka, menurut pihak berwenang di Idlib.[11]

Jika terkonfirmasi, serangan ini menambah daftar penggunaan senjata kimia dalam Perang Suriah sejak serangan kimia pada tahun 2013.[12] Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson, seperti halnya Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengecam serangan yang dilakukan oleh pasukan Presiden Bashar Assad beserta aliansinya, Russia.[13][14]

Latar belakang

sunting

Penggunaan senjata kimia dalam Perang Suriah telah dikonfirmasikan oleh beberapa sumber di Suriah dan Perserikatan Bangsa-bangsa. Sebagaimana serangan mematikan selama perang itu, serangan Ghouta, di pinggiran kota Damascus pada bulan Agustus 2013 dan serangan Khan al-Assal di dekat Aleppo pada bulan Maret 2013. Ketika tak ada satu pihak pun yang bertanggung jawab atas serangan kimia itu, pihak militer Ba'athist Suriah menjadi tersangka utama, oleh karena digunakannya kandungan arsenik sebagai senjata. Misi pencari fakta A U.N. dan sebuah penyeledikan dari UNHCR, secara simultan, telah melakukan investigasi atas serangan itu. Miss PBB menemukan terlibatnya agen nerve menggunakan sarin dalam kasus Khan Al-Asal (19 Maret 2013), Saraqib (29 April 2013), Ghouta (21 Agustus 2013), Jobar (24 Agustus 2013) and Ashrafiyat Sahnaya (25 Agustus 2013). Komisi UNHRC kemudian mengonfirmasikan bahwa sarin digunakan dalam serangan Khan al-Asal, Saraqib dan Ghouta, tetapi tidak menyebut serangan Jobar dan Ashrafiyat Sahnaya. UNHRC juga menemukan sarin digunakan dalam serangan Khan al-Asal "kesamaan lambang yang unik" seperti penggunaan sarin dalam serangan Ghouta dan diindikasikan bahwa pelaku memiliki akses ke gudang kimia milik Angkatan Darat Suriah. Serangan-serangan tersebut mendorong komunitas internasional untuk menekan pelucutan senjata kimia pasukan Angkatan Darat Suriah, yang dilaksanakan selama tahun 2014. Meskipun pelucutan senjata telah dilakukan, lusinan insiden dengan tersangka pengguna senjata kimia terjadi di Suriah, tindakan paling dikecam dalam tubuh pasukan Ba'athist Suriah, seperti halnya Negara Islam Irak dan Syam dan bahkan pasukan oposisi Suriah.

Pada bulan Agustus 2016, agen rahasia United Nations secara eksplisit mengecam militer Suriah di Bashar al-Assad yang mengirim senjata kimia di kota Talmenes pada April 2014 dam Sarmin pada bulan Maret 2015.[15] Beberapa serangan lainnya telah dilaporkan dan diinvestigasi. Pada 30 Maret 2017, sebuah serangan udara terjadi di kota al-Lataminah, sebelah utara Hama Governorate, sekitar 15 kilometre (9 miles) dari Khan Shaykhun. Lebih dari 70 orang di wilayah itu terpapar senjata melalui munculnya gejala-gejala mual, kejang, dan miosis (konstruksi pupil mata). Gagal jantung menimpa dua korban[16] dan seorang dokter ortopedi meninggal.[17]

Serangan

sunting
 
Map showing frontlines at the time of the attack, with the location of the strike marked by the hatched circle

Serangan dilancarkan sekitar pukul 7 pagi, tanggal 4 April, yang menyebabkan kebanyakan anak-anak tidak berangkat ke sekolah dan orang tua tidak pergi bekerja.[18] Para saksi melaporkan, mencium bau harum aneh selama sekitar sepuluh menit setelah serangan udara, diikuti dengan munculnya gejala penyakit akibat racun.[19] Para pekerja medis dan saksi-saksi mengindikasikan bahwa serangan itu berbeda dengan gas klorin yang pernah dialami masa lampau yang menyebabkan meninggal akibat sesak nafas di udara bebas dan di dalam ruangan. Kebalikannya, dalam serangan ini orang yang meninggal adalah yang berada di luar rumah. Serangan itu melanda pupil mata yang disebabkan oleh agen nerve atau toksin lainnya.[20] Gejala lain di antaranya menggigil, menurunnya detak jantung, dan tekanan darah menjadi rendah.[19] Beberapa orang yang terkena ada yang langsung meninggal seketika[20] sementara lainnya mengalami sakit ketika melakukan kontak dengan korban.[18]

Sumber-sumber dari pihak kesehatan di Idlib melaporkan bahwa lebih dari 58 orang, termasuk 11 anak-anak tewas, dan lebih dari 300 orang mengalami luka serius.

Pada pukul 7:30 padi, 100 orang korban tiba di rumah sakit setempat. Menteri Kesehatan, Mohamad Firas al-Jundi, mengatakan bahwa para korban mengalami kekurangan oksigen, adanya cairan dalam paru-paru, mulut berbusa, pingsan, kejang, dan mengalami kelumpuhan.[20] Beberapa jam setelah serangan, klinik terdekat mengobati korban-korban yang terkena serangan udara. Sebagian besar area rumah sakit itu telah dibombardir dua hari sebelumnya.[20]

Pada tanggal 5 April, dokter setempat dan para penyelamat yang berada di lokasi mengatakan bahwa orang yang meninggal bertambah menjadi 74 orang dan 600 terluka,[21] sementara itu Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan dan Duta Besar Prancis untuk PBB, François Delattre mengatakan bahwa korban meninggal lebih dari 100 orang.[22] Tim SAR mengumpulkan contoh tanah dan mengirimkan ke pejabat Intelijen Barat untuk dianalisis.

Tanggung jawab

sunting

Serangan itu, secara luas, dikaitkan dengan pemerintah Suriah.[23] Pihak Russia mengatakan bahwa kematian itu disebabkan oleh keluarnya gas ketika serangan udara pemerintah mengenai pabrik senjata kimia;[24] pabrik itu juga dideskripsikan sebagai "gudang milik pemberontak yang penuh dengan amunisi kimia."[25] Tetapi, para penyintas mengatakan kepada reporter, bahwa mereka melihat bom kimia dijatuhkan dari pesawat terbang.[24]

Pasukan pemberontak Suriah, Hasan Haj Ali, mengatakan bahwa klaim Russia itu sebagai "kebohongan", pemberontak tidak mungkin memproduksi senjata kimia, dan bahwa bukan daerah militer yang terkena bom. “Setiap orang melihat ada pesawat terbang melintas sambil mengeluarkan bom berupa gas,” katanya.[26]

Klaim oposisi Suriah

sunting

Menurut Idlib Media Centre, agen kima memiliki karakteristik sarin. Koalisi Nasional untuk Revolusi Suriah dan Pasukan Oposisi menuduh pemerintahan Ba'athist Suriah dan Angkatan Darat Suriah yang melakukan serangan, dan menyerukan kepada Dewan Keamanan PBB agar segera melakukan investigasi.

Klaim pemerintahan Suriah

sunting

Pada hari, saat terjadi serangan, pejabat pemerintah Suriah berkata kepada Reuters, "pemerintah tidak menggunakan senjata kimia, baik sebelumnya maupun yang akan datang."[27] Al-Masdar News yang pro-pemerintah, merujuk sebuah sumber dari angkatan darat yang mengatakan bahwa peristiwa ini disebabkan oleh pabrik rudal di kota, yang menggunakan bom Sukhoi Su-22, yang tidak dapat diisi dengan kandungan kimia, dan tidak mengetahui pabrik itu mengandung bahan kimia.[28] Penggunaan Sukhoi Su-22 dalam serangan itu juga dicatat oleh sumber yang pro-pemberontak (SOHR). Kemudian, Menteri Pertahanan Russia mengulangi klaim yang pernah disampaikan oleh Angkatan Darat Suriah,[29] tetapi juga mengatakan bahwa serangan di gudang amunisi berlangsung pada pukul 11:30 dan 12:30 waktu setempat.[30] Hamish de Bretton-Gordon, seorang pensiunan kolonel Angkatan Darat Inggris yang memfokuskan diri pada senjata kimia di Suriah meragukan atas pernyataan Russia.[31]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ "Death toll rises in Syria 'gas attack'". Deutsche Welle. 4 April 2017.
  2. ^ اشتباكات هيئة تحرير الشام وتنظيم جند الأقصى تخلف نحو 70 قتيل بين الطرفين… والأخير يخسر 9 بلدات وقرى خلال الـ 48 ساعة الفائتة
  3. ^ Charles Lister, Ahrar al-Sham is the principal opposition force in Khan Sheikhoun - which was hit by a chemical (suspected nerve agent) attack today. 2/3
  4. ^ Francis, Ellen (4 April 2017). "Scores reported killed in gas attack on Syrian rebel area". Reuters. Beirut. Diakses tanggal 4 April 2017. 
  5. ^ a b "Idlib town reels following major chemical attack: 'No rebel positions, just people'". Syria:direct. 5 April 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-27. Diakses tanggal 2017-04-06. 
  6. ^ "Syria conflict: 'Chemical attack' in Idlib kills dozens". BBC. 4 April 2017. 
  7. ^ SOHRkhan (14 February 2017). "اشتباكات هيئة تحرير الشام وتنظيم جند الأقصى تخلف نحو 70 قتيل بين الطرفين… والأخير يخسر 9 بلدات وقرى خلال الـ 48 ساعة الفائتة". Syrian Observatory for Human Rights. Diakses tanggal 5 April 2017. 
  8. ^ Charkatli, Izat (23 February 2017). "Over 2,000 radical rebels defect to ISIS following intra-rebel deal". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-28. Diakses tanggal 2017-04-06. 
  9. ^ "Search for the dead begins in Idlib after Islamic State-linked brigade leaves for Raqqa". Syria Direct. 22 February 2017. Diakses tanggal 5 April 2017. 
  10. ^ Chris Tomson (16 February 2017). "Jund al-Aqsa completely besieged by rival rebel factions around two towns in Idlib". al-Masdar News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-02-16. Diakses tanggal 2017-04-06. 
  11. ^ Francis, Ellen (4 April 2017). "Scores reported killed in gas attack on Syrian rebel area". Reuters. Beirut. Diakses tanggal 4 April 2017. 
  12. ^ "Syria 'toxic gas' attack kills 100 in Idlib province". Al-Arabiya & AFP. 4 April 2017. 
  13. ^ Theodore Schleifer and Dan Merica. "Trump: 'I now have responsibility' when it comes to Syria". cnn.com. Diakses tanggal 5 April 2017. 
  14. ^ "Syria chemical 'attack': Russia faces fury at UN Security Council". bbc.com. 5 April 2017. Diakses tanggal 5 April 2017. 
  15. ^ Syria Used Chlorine in Bombs Against Civilians, Report Says retrieved August 25, 2016.
  16. ^ "Breaking: Chemical Weapons Attack in Latamneh, Hama Injures 70". Union of Medical Care and Relief Organizations. 30 March 2017. 
  17. ^ "Warplanes strike near Syria's Hama as army counter-attacks". Reuters. 30 March 2017. Speaking to Reuters from Turkey, Abdallah Darwish, head of the health authority for rebel-held parts of Hama province, said air strikes in the south of Latamneh on Thursday morning had injured many people. "The bombardment had a substance that caused intense irritation, heavy foaming from the mouth, and constricting pupils", said Darwish, citing his medical staff on the ground. A chemical attack hit the same area on Saturday, killing an orthopedic doctor, Darwish added. 
  18. ^ a b Meuse, Alison (April 5, 2017). "The View From Khan Shaykhun: A Syrian Describes The Attack's Aftermath". NPR. Diakses tanggal April 3, 2017. 
  19. ^ a b "Dozens Dead in Syria Chemical Attack". The Wall Street Journal. 4 April 2017. Diakses tanggal 5 April 2017. ((Perlu berlangganan (help)). 
  20. ^ a b c d Barnard, Anne and Gordon, Michael R. (4 April 2017). "Worst Chemical Attack in Years in Syria; U.S. Blames Assad". The New York Times. Diakses tanggal 4 April 2017. ((Perlu berlangganan (help)). 
  21. ^ "Death Toll in Suspected Syria Gas Attack Rises". The Wall Street Journal. 5 April 2017. Diakses tanggal 5 April 2017. ((Perlu berlangganan (help)). 
  22. ^ "U.N. Security Council Meets on Syrian Chemical Attack; Death Toll Over 100". The New York Times. 5 April 2017. Diakses tanggal 5 April 2017. ((Perlu berlangganan (help)). 
  23. ^ World Health Organization: Syria chemical attack likely involved nerve agent
  24. ^ a b Dewan, Angela; Yan, Holly (April 5, 2017). "Survivors of Syrian attack describe chemical bombs falling from sky". CNN. Diakses tanggal April 5, 2017. 
  25. ^ "Syria chemical 'attack': What we know". BBC. April 5, 2017. Diakses tanggal April 5, 2017. 
  26. ^ Loveluck, Louisa; Zakaria, Zakaria (April 5, 2017). "World Health Organization: Syria chemical attack likely involved nerve agent". The Washington Post. Diakses tanggal April 5, 2017. 
  27. ^ "Syria gas attack: Children among 58 reported killed in Idlib". Middle East Eye. 4 April 2017. On Tuesday, an unnamed official told the Reuters news agency that the government "does not and has not" used chemical weapons, "not in the past and not in the future". 
  28. ^ ""Details of Syrian military attack on southern Idlib town", by Leith Fadel, Al-Masdar News". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-06. Diakses tanggal 2017-04-06. 
  29. ^ "Rebel warehouse with chem weapons hit by Syrian airstrike in Idlib – Russian MOD". 
  30. ^ "Russia says Syria gas incident caused by rebels' own chemical arsenal". Iraqi News. 5 April 2017. 
  31. ^ Angela Dewan, Kareem Khadder and Holly Yan. "Survivors of Syrian attack describe chemical bombs falling from sky". cnn.com. Diakses tanggal 5 April 2017.