Sensibilitas berasal dari kata berbahasa Latin sensibile dengan akar kata sensus yang artinya pencerapan dengan indra, rasa, perasaan dan kesan.[1] Sensibilitas dapat diartikan dalam 4 pengertian.[1] Pertama, sensibilitas dalam bidang pengetahuan merupakan daya terima pencerapan atau sensasi.[1] Penyebab dari daya terima ini adalah terjadinya pertemuan antara hal jasmani dan dunia yang dapat dipersepsi secara jasmani. Sensibilitas menangkap yang individual dan yang konkret.[1] Kedua, menurut filsafat Immanuel Kant, sensibilitas merupakan daya terima murni yang memungkinkan kita menghasilkan intuisi ketika berhadapan dengan objek tertentu.[1] Pemikiran dibangun di atas intuisi yang muncul. Ketiga, dalam bidang keinginan, sensibilitas menunjukkan fungsi spontan dorongan seseorang sejauh hal-hal ini mendahului petunjuk pribadi rohani yang sadar serta yang dikehendaki.[1] Kant menyebut sensibilitas dalam artian ini sebagai rintangan alamiah terhadap pelaksanaan kewajiban menjalankan hukum moral.[1] Keempat, jika sensibilitas atau sensualitas digunakan dalam arti negatif dari segi etis, ia menujukkan rangsangan indrawi atau pencarian kenikamatan.[1]

Rujukan

sunting
  1. ^ a b c d e f g h Lorens Bagus (1996). Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia. hlm. 994-995.