Senjata kimia pada Perang Dunia I
Meskipun pemakaian kimia berbahaya sebagai senjata telah ada sejak ribuan tahun lampau, pemakaian skala besar dari senjata kimia terjadi pada Perang Dunia I.[1][2] Mereka utamanya dipakai untuk mendemoralisasikan, melukai dan menewaskan para pasukan bertahan di parit-parit, melawan indiskriminasi dan umumnya awan-awan gas yang bergerak sangat lambat dan statis adalah yang paling efektif. Jenis-jenis dari senjata tersebut meliputi beragam kimia mengganggu, seperti gas air mata, sampai bahan-bahan letal seperti fosgena, klorina, dan gas mustar. Perang kimia ini adalah bagian besar dari perang global pertama dan perang total pertama pada abad ke-20. Kapasitas membunuh dari gas terbatas, dengan hanya sekitar sembilan puluh ribu fasilitas dari total sekitar 1.2 juta korban yang disebabkan oleh serangan gas. Gas tak seperti pebanyakan senjata lainnya pada masa itu karena ini memungkinkan untuk mengembangkan alat-alat penumpas efektif, seperti topeng gas. Pada masa akhir dari perang tersebut, karena pemakaian gas meningkat, keefektifannya secara keseluruhan dihiraukan. Perebakan pemakaian dari agen-agen tersebut pada perang kimia, dan kemajuan masa perang dalam komposisi ledakan tinggi, memberikan kebangkitan khususnya pada pandangan yang diekspresikan dari Perang Dunia I sebagai "perang kimiawan" dan juga era dimana "senjata pemusnahan massal" dibuat.[3][4]
Pemakaian gas beracun yang ditunjukkan oleh sejumlah pihak besar di sepanjang Perang Dunia I dianggap kejahatan perang karena pemakaiannya melanggar Konvensi Den Haag 1907 tentang Perang Darat, yang melarang pemakaian "racun atau senjata beracun" dalam perang.[5][6]
Referensi
sunting- ^ Adrienne Mayor (29 September 2003). Greek Fire, Poison Arrows and Scorpion Bombs: Biological and Chemical Warfare in the Ancient World. Overlook Books. ISBN 1-58567-348-X.
- ^ Andre Richardt (26 December 2012). CBRN Protection: Managing the Threat of Chemical, Biological, Radioactive and Nuclear Weapons. Wiley-VCH. ISBN 978-3-527-32413-2.
- ^ Reddy, Chris (2 April 2007). "The Growing Menace of Chemical War". Woods Hole Oceanographic Institution. Diakses tanggal 2007-07-30.
- ^ Saffo, Paul (2000). "Paul Saffo presentation". Woods Hole Oceanographic Institution. Diarsipkan dari versi asli tanggal September 27, 2007. Diakses tanggal 2007-07-30.
- ^ Telford Taylor (1 November 1993). The Anatomy of the Nuremberg Trials: A Personal Memoir. Little, Brown and Company. ISBN 0-316-83400-9.
- ^ Thomas Graham; Damien J. Lavera (May 2003). Cornerstones of Security: Arms Control Treaties in the Nuclear Era. University of Washington Press. hlm. 7–9. ISBN 0-295-98296-9.
Bacaan tambahan
sunting- Freemantle, M. (2012). Gas! GAS! Quick, boys! How Chemistry Changed the First World War. The History Press. ISBN 978-0-7524-6601-9.
- MacPherson, W. G.; Herringham, W. P.; Elliott, T. R.; Balfour, A. (1923). Medical Services: Diseases of the War: Including the Medical Aspects of Aviation and Gas Warfare and Gas Poisoning in Tanks and Mines. History of the Great War Based on Official Documents by Direction of the Historical Section of the Committee of Imperial Defence. II. London: HMSO. OCLC 769752656. Diakses tanggal 19 October 2014.
Pranala luar
sunting- The Vermoral Sprayer (defensive apparatus)
- Article on the Ayrton Fan (defensive apparatus)
- Image of an Ayrton Fan (defensive apparatus) <<< Link is broken
- Chemical Weapons in World War I
- Gas Warfare
- Gas-Poisoning, by Arthur Hurst, M.A., MD (Oxon), FRCP 1917 effects of chlorine gas poisoning
- Dulce Et Decorum Est - Wilfred Owen's famous World War I poem on a chlorine gas attack
- Understanding Chemical Weapons in the First World War