Seni Bela Diri Bersejarah Eropa

Seni Bela Diri Bersejarah Eropa atau Historical European martial arts (HEMA) mengacu pada seni bela diri asal Eropa, di mana seni bela diri ini telah dipraktikkan dari zaman dahulu, kemudian berubah dan berkembang menjadi bentuk yang berbeda.

Halaman pertama Codex Wallerstein yang menunjukkan seragam tempur individu pada abad ke-15, termasuk pedang panjang, belati rondel, senjata messer, pedang-tongkat, tombak halberd, tombak, serta tongkat.

Meskipun dokumentasi tentang seni bela diri di Era Klasik masih ada (seperti Gulat Yunani Kuno atau pertarungan Gladiator), risalah teknis khusus atau panduan manual tempur di Abad Pertengahan dan Periode modern awal juga masih bertahan. Untuk alasan ini, fokus HEMA secara de facto berada pada periode setengah milenium di sekitar tahun 1300 hingga 1800, dengan sekolah yang berada di Jerman dan Italia yang tumbuh di Abad Pertengahan dan Renaisans (abad 14 hingga 16), yang kemudian diikuti oleh sekolah anggar asal Spanyol, Prancis, Inggris dan Skotlandia di masa modern (abad ke-17 dan 18). Seni bela diri pada abad ke-19 seperti anggar klasik, dan gaya campuran awal seperti Bartitsu juga disertakan dalam istilah HEMA dengan pengertian yang lebih luas, seperti gaya tradisional atau gaya folkloristis yang dibuktikan pada abad ke-19 dan abad ke-20 awal; termasuk bentuk-bentuk gulat rakyat dan metode seni bela diri dengan tongkat tradisional.

Istilah Seni Bela Diri Barat atau Western martial arts (WMA) kadang juga digunakan di Amerika Serikat dalam arti yang lebih luas termasuk disiplin modern dan tradisional di dalamnya. Selama Abad Pertengahan, pedang panjang sangat dihormati di antara disiplin ilmu ini, yang kadang juga diberi istilah ilmu pedang bersejarah Eropa atau historical European swordsmanship (HES) dalam mengacu pada teknik permainan pedang secara khusus.

Rekonstruksi modern atas seni ini muncul dari tahun 1890-an dan dipraktikkan secara sistematis sejak tahun 1990-an.

Sejarah seni bela diri Eropa

sunting

Sejarah kuno

sunting
 
Fol. 4v dari I.33

Tidak terdapat panduan yang dapat diketahui di Abad Pertengahan Akhir (kecuali instruksi fragmentaris tentang gulat Yunani, lihat P.Oxy. III 466), walaupun literatur Abad Pertengahan (seperti, saga Islandia, Lagu Akritik Romawi Timur, Epik Digenes Akrites dan Epik Bahasa Jerman Hulu Pertengahan) mencatat kejadian bela diri dan pengetahuan militer tertentu; karya seni bersejarah yang menggambarkan pertempuran dan persenjataan juga pernah dicatat (seperti dalam tapestri Bayeux, Madrid Skylitzes, dalam bahasa Yunani: 'Σύνοψις Ἱστοριῶν', oleh John Skylitzes, Bibel Morgan). Beberapa peneliti mencoba merekonstruksi metode pertarungan lawas seperti Pankration, Hoplomachia Romawi Timur, Permainan Anggar Viking dan Pertarungan Gladiator yang mengacu pada sumber dan eksperimen praktis.

MS I.33 (juga dikenal sebagai Walpurgis atau Tower Fechtbuch), yang ada sekitar tahun 1300-an,[1] yang merupakan fechtbuch tertua yang masih ada, yang mengajarkan pertarungan pedang dan buckler.

Sejarah pasca-klasik

sunting

Tokoh sentral seni bela diri pada abad pertengahan, khususnya di Jerman, adalah Johannes Liechtenauer. Meskipun tidak terdapat manuskrip yang ditulis olehnya, yang diketahui dan masih ada. Ajarannya pertama kali dicatat pada akhir abad ke-14 dalam MS 3227a. Dari abad ke-15 hingga ke-17, terdapat banyak Fechtbücher ( yaitu "buku panduan anggar" Jerman) yang telah diproduksi, dengan beberapa ratus buku lainnya yang masih ada; di mana sebagian besar dari metode ini menggambarkan penurunan dari Liechtenauer's.

 
Pengawal dengan pedang panjang (manuskrip tahun 1452)

Biasanya, beberapa mode tempur diajarkan satu sama lain, tanpa senjata gulat (Kampfringen atau abrazare), belati (Degen atau daga, sering kali dengan varietas rondel), pisau panjang (Messer) atau letack, tongkat setengah atau seperempat, tonggak, pedang panjang (langes Schwert, spada longa, spadone), dan pelat baja tempur (Harnischfechten atau armazare), yang keduanya digunakan pada kaki dan punggung kuda. Beberapa Fechtbücher memiliki bagian perisai ganda (Stechschild), di mana senjata khusus hanya digunakan dalam pertarungan ganda atau duel.

Para jagoan anggar Jerman pada abad ke-15 seperti Sigmund Ringeck, Peter von Danzig, Hans Talhoffer dan Paulus Kal, mengajarkan pendidikan Liechtenhauer. Pada akhir abad ke-15, terdapat "persaudaraan" anggar (atau Fechtbruderschaften), seperti Marx bersaudara (yang dibuktikan pada tahun 1474) dan Federfechter. Risalah Prancis Burgundian awal berjudul Le jeu de la hache ("The Play of the Axe") yang terbit di sekitar tahun 1400-an.

Fiore dei Liberi, yaitu seorang guru paling awal yang telah menulis dalam bahasa Italia; yang ditugaskan oleh Marquis di Ferrara antara tahun 1407 dan 1410. Dia mendokumentasikan teknik pertarungan komprehensif dalam sebuah risalah berjudul Flos Duellatorum yang meliputi gulat, pertarungan dengan belati atau pedang, atau pedang panjang, tonggak, serta senjata tempur lapis baja. Sekolah Italia yang dilanjutkan oleh Filippo Vadi (1482-1487) dan Pietro Monte (terbit tahun 1492, dalam bahasa Latin dengan istilah bahasa Italia dan Spanyol)

Tiga teks naskah pedang Inggris sebelumnya, sangat kabur dan tidak jelas dan umumnya dianggap berada di paruh kedua abad ke-15.

Periode modern awal

sunting

Renaisans

sunting

Pada abad ke-16, komposisi teknik Fechtbücher yang lebih tua telah diproduksi, beberapa di antaranya dicetak, khususnya oleh Paulus Hector Mair (tahun 1540-an) dan oleh Joachim Meyer (tahun 1570-an). Pada abad ke-16, anggar Jerman telah mengembangkan kecenderungan sportif. Risalah Paulus Hector Mair dan Joachim Meyer berasal dari ajaran abad-abad sebelumnya dalam tradisi Liechtenauer, namun dengan karakteristik baru yang khas. Fechtbuch dicetak oleh Jacob Sutor (1612) yang merupakan salah satu dari yang terakhir dalam tradisi Jerman.

Abad ke-16 di Italia merupakan periode perubahan besar. Hal ini dibuka dengan adanya dua risalah dari guru-guru asal Bolognese seperti Antonio Manciolino dan Achille Marozzo, yang menggambarkan variasi seni ksatria eklektik pada abad sebelumnya. Dari penggunaan pedang dan buckler hingga penggunaan pedang dan belati; dari pedang biasa hingga pedang dua tangan; dari senjata tombak hingga gulat (yang tidak terdapat di Manciolino). Anggar Italia pada abad ke-16 mencerminkan fleksibilitas pesilat bela diri.[2]

Menjelang abad pertengahan, bagaimanapun, senjata tombak dan pasangannya selain belati dan jubah; perlahan mulai hilang dari risalah. Pada tahun 1553, Camillo Agrippa pertama kali mendefinisikan pengawal prima, seconda, terza dan kuarta, yang menjadi andalan anggar Italia hingga abad berikutnya dan seterusnya.[3] Dari akhir abad ke-16, anggar Rapier asal Italia sangat populer di seluruh Eropa, khususnya dengan risalah yang ditulis oleh Salvator Fabris (1606).

Gaya barok

sunting
 
Murid anggar dengan rapier dan belati, sekitar tahun 1590-an.

Selama periode Barok, citra gulat jatuh dari citraan kelas atas, di mana kini terlihat sebagai seni bela diri pedesaan. Praktik gaya anggar dibutuhkan supaya sesuai dengan citraan yang lebih elegan.

Ideologi ini sangat diminati khususnya di Spanyol, di mana La Verdadera Destreza atau "seni (ilmu pedang) sejati", kini didasarkan atas humanisme Renaisans dengan prinsip ilmiah, yang berbeda dengan pendekatan "vulgar" tradisional yang dikaitkan dengan warisan yang berasal dari periode abad pertengahan. Jerónimo Sánchez de Carranza ("ayah Destreza", 1600) dan Luis Pacheco de Narváez (1600, 1632) adalah para master penting Destreza. Girard Thibault (1630) merupakan salah satu tuan Belanda yang dipengaruhi oleh ideologi ini.

Sekolah anggar asal Prancis juga menjauhi akar asalnya dari Italia, yang kemudian mengembangkan terminologi, peraturan, dan sistem pengajarannya sendiri. Para guru anggar asal Prancis pada periode Barok adalah Le Perche du Coudray (1635, 1676, guru Cyrano de Bergerac), Besnard (1653, guru Descartes), François Dancie (1623) dan Philibert de la Touche (1670).

 
Academie de l-Espee (Girard Thibault, 1628)

Di Italia, ilmu pedang pada abad ke-17 didominasi oleh Salvator Fabris, di mana pada tahun 1606, De Lo schermo overo scienza d'arme memiliki pengaruh besar yang tidak hanya di Italia; tetapi juga di Jerman, di mana semuanya berhasil menyingkirkan tradisi anggar asli Jerman. Fabris diikuti juga oleh guru anggar asal Italia seperti Nicoletto Giganti (1606), Ridolfo Capo Ferro (1610), Francesco Alfieri (1640), Francesco Antonio Marcelli (1686) dan Bondi di Mazo (1696).

Era Elisabet dan Yakub juga menghasilkan para penulis anggar asal Inggris, seperti George Silver (1599) dan guru anggar profesional seperti Joseph Swetnam (1617). Kata kerja bahasa Inggris untuk anggar pertama kali digunakan dalam karya Shakespeare yang berjudul The Merry Wives of Windsor (1597).

Sekolah anggar asal Prancis pada abad ke-16, yang didasarkan dari sekolah Italia, juga berkembang dalam bentuk klasiknya pada periode Barok.

Gaya Rokoko

sunting
 
Anggar akademis (ukiran tahun 1725)

Pada periode Barok akhir atau periode Rokoko abad ke-18, gaya anggar Prancis menggunakan pedang kecil yang kemudian menggunakan pula foil (fleuret).

Pada tahun 1715, sebagian besar rapier telah diganti dengan pedang kecil yang lebih ringan; hampir di sebagian besar wilayah Eropa. Meski demikian, cara perawatan senjata anggar lawas terus disertakan oleh para penulis seperti Donald McBane (1728), PJF Girard (1736) dan Domenico Angelo (1763).

Selama abad ke-18, sekolah Prancis menjadi standar Eropa barat yang menggunakan teks karya Angelo. Dia adalah seorang guru besar kelahiran Italia yang mengajar di Inggris, kemudian menerbitkan karyanya yang berjudul L'Ecole des Armes di Prancis pada tahun 1763. Karya ini menjadi panduan standar anggar selama 50 tahun berikutnya, di sepanjang periode Napoleon. Teks Angelo sangat berpengaruh sehingga terpilih menjadi bagian "Éscrime" dalam Ensiklopedia Diderot.

Akhir periode modern

sunting

Perkembangan menjadi olahraga modern

sunting
 
Anggar akademis (lukisan tahun 1831)
 
Proses transisi menjadi olah raga anggar modern: anggar pedang sekitar tahun 1900-an.

Selama abad ke-19, seni bela diri Barat terbagi dalam olahraga modern; yang juga digunakan dalam kepentingan militer. Dalam kategori yang terakhir, terdapat metode pertarungan jarak dekat dengan menggunakan bayonet, selain penggunaan pedang dan tombak oleh perwira kavaleri dan cutlass oleh pasukan angkatan laut.

Selain anggar dengan senjata berbilah, olahraga tempur Eropa abad ke-19 termasuk tinju, savate di Prancis, berbagai bentuk gulat rakyat, dan berbagai gaya pertarungan tongkat. gulat, lempar lembing, anggar, panahan, dan tinju melanjutkan seni bela diri Eropa dalam bentuk olahraga yang termodifikasi. Anggar pada abad ke-19 berubah menjadi olahraga murni. Pertarungan ganda masih lazim dilakukan di kalangan anggota kelas aristokrat dan perwira. Permainan pertarungan ini menjadi semakin tidak disukai di masyarakat selama abad ini, di mana permainan ganda dengan pistol semakin banyak digunakan, bukan dengan senjata berbilah.

Pertarungan dengan tongkat

sunting

Gaya pertarungan dengan tongkat termasuk pertarungan tongkat (termasuk pertarungan Bataireacht atau shillelagh dari Irlandia, la canne asal Prancis dan tongkat tunggal Inggris atau tebu) dan Bartitsu (campuran sekolah-sekolah awal Timur dan Barat yang dipopulerkan pada pergantian abad ke-20).

Beberapa bentuk pertarungan tongkat Eropa, dapat dilacak untuk mengarahkan silsilah guru-siswa pada abad ke-19. Contoh penting lainnya seperti metode tongkat tunggal Angkatan Bersenjata Skotlandia dan Inggris, la canne dan Bâton français, Jogo do Pau asal Portugis, Paranza asal Italia atau Bastone Siciliano dan beberapa gaya Canarian Juego del Palo.

Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, kelompok besar (pau / bâton / bastone) digunakan oleh beberapa akademi militer asal Portugis, Prancis dan Italia sebagai metode latihan, rekreasi dan persiapan pelatihan bayonet.

Kategori ketiga misalnya adalah "gaya rakyat" tradisional, kebanyakan merupakan bentuk gulat rakyat. Gulat Yunani-Roma merupakan sebuah disiplin pada Olimpiade modern pertama pada tahun 1896. Gulat gaya bebas diikuti selanjutnya pada tahun 1904.

Era kebangkitan

sunting
 
Kastel Egerton, Alfred Hutton dan Mouatt Biggs yang memberikan demonstrasi "permainan pedang dan buckler di Inggris Kuno" sebelum Pangeran Wales di Teater Lyceum pada tahun 1891 (The Graphic)

Upaya merekonstruksi tradisi yang telah berhenti dari sistem pertarungan Eropa dimulai di akhir abad ke-19, dengan adanya kebangkitan kembali perhatian dan minat pada Abad Pertengahan. Gerakan tersebut dipimpin di Inggris oleh tentara, penulis, kolektor dan pendekar pedang, seperti Alfred Hutton.

Hutton belajar anggar di sekolah[4] yang didirikan oleh Domenico Angelo. Pada tahun 1862, dia mengorganisir resimennya di India, yang kemudian dinamai Cameron Fencing Club, di mana dia mempersiapkan karya pertamanya, yaitu sebuah buklet dengan dua belas halaman yang berjudul Swordsmanship.[5]

Setelah kembali dari India pada tahun 1865, Hutton fokus pada studi dan kebangkitan sistem anggar dan sekolah lawas. Dia mulai mengajar kelompok siswa dengan seni 'permainan pedang kuno' di sebuah klub yang dilekatkan dengan London Rifle Brigade School of Arms pada tahun 1880-an. Pada tahun 1889, Hutton menerbitkan karyanya yang paling berpengaruh dengan judul Cold Steel: A Practical Treatise on the Sabre, yang menyajikan metode historis penggunaan pedang militer dengan kaki, yang menggabungkan pedang backsword asal Inggris pada abad ke-18 dengan pedang ganda modern asal Italia.

Advokasi perintisan Hutton dan praktik anggar bersejarah termasuk rekonstruksi sistem anggar dari beberapa guru termasuk George Silver dan Achille Marozzo. Dia menyampaikan banyak demonstrasi praktis dengan koleganya di kastil Egerton dari sistem ini selama tahun 1890-an, baik untuk kepentingan amal militer dan untuk mendorong metode anggar patronase kontemporer yang kompetitif. Pameran diadakan di Bath Club dan acara penggalangan dana diadakan di Guy's Hospital.

Akolitnya kebanyakan berasal dari Kastel Egerton, seperti Kapten Carl Thimm, Kolonel Cyril Matthey, Kapten Percy Rolt, Kapten Ernest George Stenson Cooke, Kapten Frank Herbert Whittow, Esme Beringer, Sir Friedrich dan Walter Herries Pollock.[6] Terlepas dari kebangkitan dan ketertarikan yang diterima di akhir zaman Victoria di Inggris, praktik tersebut segera terungkap setelah kematian Hutton pada tahun 1910. Minat aplikasi fisik teknik anggar bersejarah tetap terbengkalai hingga paruh pertama abad ke-20 karena sejumlah faktor.

Karya serupa, walauoun lebih akademis dibandingkan praktis di alam, terjadi di negara-negara Eropa lainnya. Di Jerman, Karl Wassmannsdorf melakukan penelitian di sekolah Jerman dan Gustav Hergsell mencetak ulang tiga panduan manual Hans Talhoffer. Di Prancis terdapat karya Academie D'Armes yang terbit sekitar tahun 1880-1914. Jacopo Gelli asal Italia dan Francesco Novati menerbitkan faksimili "Flos Duellatorum" dari Fiore dei Liberi, dan buku Giuseppe Cerri tentang Bastone yang mendapat inspirasi dari pedang dua tangan Achille Marozzo. Bibliografi Baron Leguina tentang ilmu pedang Spanyol masih menjadi standar rujukan hingga saat ini.

Sepanjang abad ke-20 sejumlah kecil periset, terutama akademisi yang memiliki akses ke beberapa sumber, lanjut mengeksplorasi bidang seni bela diri bersejarah Eropa dari perspektif akademis. Pada tahun 1972, James Jackson menerbitkan sebuah buku berjudul Three Elizabethan Manuals of Fence. Karya ini dicetak ulang oleh George Silver, Giacomo di Grassi, dan Vincentio Saviolo. Pada tahun 1965, Martin Wierschin menerbitkan daftar pustaka panduan manual anggar di Jerman, beserta transkripsi Codex Ringeck dengan daftar istilahnya. Pada gilirannya, hal ini juga mempengaruhi publikasi karya seminal Hans-Peter Hils oleh Johannes Liechtenauer pada tahun 1985.

Selama pertengahan abad ke-20, sejumlah kecil perwira pertarungan profesional untuk teater, film dan televisi - khususnya Arthur Wise dan William Hobbs, di mana keduanya berasal dari Inggris - yang mempelajari risalah tempur historis sebagai inspirasi dalam koreografi pertarungan.

Pada tahun 1980-an dan 1990-an, Patri J. Pugliese mulai membuat fotokopi risalah bersejarah yang tersedia bagi pihak yang berminat, yang kemudian memacu penelitian lebih lanjut. Pada tahun 1994 terdapat kebangkitan Hammerterz Forum, yaitu sebuah publikasi yang seluruhnya menjelaskan tentang sejarah ilmu pedang. Selama akhir 1990-an, terjemahan dan interpretasi sumber sejarah mulai muncul dalam bentuk cetak maupun daring.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ perkiraan antara tahun 1290 (oleh Alphonse Lhotsky, April 2015) dan pertengahan abad ke-14 awal (oleh R. Leng, dari Universitas Würzburg, 2015)
  2. ^ Tom Leoni, The Complete Renaissance Swordsman, Freelance Academy Press, 2010
  3. ^ Tom Leoni, Venetian Rapier, Freelance Academy Press, 2010
  4. ^ "Alfred Hutton". Oxforddnb.com. Diakses tanggal 2015-07-10. 
  5. ^ "SCHOLA FORUM". Fioredeiliberi.org. Diakses tanggal 2015-07-10. 
  6. ^ Thimm, Carl Albert (1896). A Complete Bibliography of Fencing and Duelling. London: Books.google.com. Diakses tanggal 2015-07-10. 

Bacaan lanjut

sunting
  • Angelo, Domenico, The School of Fencing: With a General Explanation of the Principal Attitudes and Positions Peculiar to the Art, eds. Jared Kirby, Greenhill Books, 2005. ISBN 978-1853676260
  • Anglo, Sydney. The Martial Arts of Renaissance Europe. Yale University Press, 2000. ISBN 0-300-08352-1
  • Blanes, Jerome. Nicolaes Petter, the Biography. Lulu.com, 2014. ISBN 978-1105916694
  • Brown, Terry. English Martial Arts. Anglo-Saxon Books, 1997. ISBN 1-898281-29-7
  • Butera, Matteo, Francesco Lanza, Jherek Swanger, and Reinier van Noort. The Spada Maestra of Bondì di Mazo. Van Noort, Reinier, 2016. ISBN 978-82-690382-0-0
  • Clements, John. Medieval Swordsmanship: Illustrated Methods and Techniques. Paladin Press, 1998. ISBN 1-58160-004-6
  • Clements, John. Renaissance Swordsmanship: The Illustrated Book of Rapiers and Cut-and-Thrust Swords and Their Use. Paladin Press, 1997. ISBN 0-87364-919-2
  • Clements, John et al. Masters of Medieval and Renaissance Martial Arts: Rediscovering The Western Combat Heritage. Paladin Press, 2008. ISBN 978-1-58160-668-3
  • Forgeng, Jeffrey L. The Art of Combat: A German Martial Arts Treatise of 1570. Frontline Books, 2014. ISBN 978-1848327788.
  • Gaugler, William. The History of Fencing: Foundations of Modern European Fencing. Laureate Press, 1997. ISBN 1-884528-16-3
  • Hand, Stephen. SPADA: An Anthology of Swordsmanship in Memory of Ewart Oakeshott. Chivalry Bookshelf, 2003. ISBN 1-891448-37-4
  • Hand, Stephen. SPADA 2: Anthology of Swordsmanship. Chivalry Bookshelf, 2005. ISBN 1-891448-35-8
  • Hand, Stephen. English Swordsmanship: The True Fight of George Silver, Vol. 1: Single Sword. Chivalry Bookshelf,2006. ISBN 1-891448-27-7
  • Heim, Hans and Alex Kiermayer. The Longsword of Johannes Liechtenauer, Part I (DVD). Agilitas TV, 2005. ISBN 1-891448-20-X
  • Kirby, Jared (ed.), Italian Rapier Combat - Ridolfo Capo Ferro, Greenhill Books, London, 2004. ISBN 1853675806
  • Kirby, Jared (ed.), A Gentleman's Guide to Duelling: Of Honour and Honourable Quarrels. Frontline Books, 2014. ISBN 1848325274
  • Knight, David James and Brian Hunt. Polearms of Paulus Hector Mair. Paladin Press, 2008. ISBN 978-1-58160-644-7
  • Leoni, Tomasso. The Art of Dueling. The Chivalry Bookshelf, 2005. ISBN 1-891448-23-4
  • Leoni, Tom. Venetian Rapier. Freelance Academy Press, 2010. ISBN 978-0-9825911-2-3
  • Leoni, Tom. The Complete Renaissance Swordsman. Freelance Academy Press, 2010. ISBN 978-0-9825911-3-0
  • Lindholm, David and Peter Svärd. Sigmund Ringeck's Knightly Art of the Longsword. Paladin Press, 2003. ISBN 1-58160-410-6
  • Lindholm, David and Peter Svärd. Knightly Arts of Combat - Sigmund Ringeck's Sword and Buckler Fighting, Wrestling, and Fighting in Armor. Paladin Press, 2006. ISBN 1-58160-499-8
  • Lindholm, David. Fighting with the Quarterstaff. The Chivalry Bookshelf, 2006. ISBN 1-891448-36-6
  • Mele, Gregory, ed. In the Service of Mars: Proceedings from the Western Martial Arts Workshop 1999–2009, Volume I. Freelance Academy Press, 2010. ISBN 978-0-9825911-5-4
  • Price, Brian R., ed. Teaching & Interpreting Historical Swordsmanship. The Chivalry Bookshelf, 2005. ISBN 1-891448-46-3
  • Runacres, Rob. Treatise or Instruction for Fencing, Lulu.com (2015), ISBN 978-1-326-16469-0
  • Runacres, Rob and Thibault Ghesquiere. The Sword of Combat or The Use of Fighting With Weapons. Lulu.com, 2014. ISBN 978-1-29191-969-1
  • Schmidt, Herbert, Sword Fighting - An Introduction to handling a Long Sword, Schiffer Books, ISBN 978-0764347924
  • Thompson, Christopher. Lannaireachd: Gaelic Swordsmanship. BookSurge Publishing, 2001. ISBN 1-59109-236-1
  • Tobler, Christian Henry. Secrets of German Medieval Swordsmanship. The Chilvarly Bookshelf, 2001. ISBN 1-891448-07-2
  • Tobler, Christian Henry. Fighting with the German Longsword. The Chivalry Bookshelf, 2004. ISBN 1-891448-24-2
  • Vail, Jason. Medieval and Renaissance Dagger Combat. Paladin Press, 2006. ISBN 978-1-58160-517-4
  • Van Noort, Reinier. Lessons on the thrust. Fallen Rook Publishing, 2014, ISBN 978-0-9926735-4-3
  • Van Noort, Reinier. Of the Single Rapier. Fallen Rook Publishing, 2015, ISBN 978-0-9926735-8-1
  • Van Noort, Reinier. Swordplay: an anonymous illustrated Dutch treatise for fencing with rapier, sword and polearms from 1595. Freelance Academy Press, 2015, ISBN 978-1-937439-26-2
  • Van Noort, Reinier and Antoine Coudre. True Principles of the Single Sword. Fallen Rook Publishing, 2016, ISBN 978-0-9934216-0-0
  • Wagner, Paul. Master Of Defence: The Works of George Silver. Paladin Press, 2008. ISBN 978-1581607239
  • Wagner, Paul and Stephen Hand. Medieval Sword and Shield: The Combat System of Royal Armouries MS. I.33. Chivalry Bookshelf, 2004. ISBN 1-891448-43-9
  • Windsor, Guy. The Swordsman's Companion: A Modern Training Manual for Medieval Longsword. The Chivalry Bookshelf, 2004. ISBN 1-891448-41-2
  • Zabinski, Grzegorz and Bartlomiej Walczak. The Codex Wallerstein: A Medieval Fighting Book from the Fifteenth Century on the Longsword, Falchion, Dagger, and Wrestling. Paladin Press, 2002. ISBN 1-58160-339-8

Pranala luar

sunting