Sendang, Bringin, Semarang
Sendang adalah merupakan sebuah desa di kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia.
Sendang | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kabupaten | Semarang | ||||
Kecamatan | Bringin | ||||
Kode pos | 50772 | ||||
Kode Kemendagri | 33.22.12.2014 | ||||
Luas | - | ||||
Jumlah penduduk | - | ||||
Kepadatan | - | ||||
|
Pemerintahan
suntingDesa Sendang dipimpin seorang Kepala Desa (Kades). Berikut adalah daftar nama Kepala Desa Sendang:
- Samsudin
- Nur Faizin
- Dwi Woro
- Suprihadi
- Rustamadji Mertodiwongso
Politik
suntingPerkembangan Partai Politik di desa Sendang sangat dinamis. Berikut adalah Partai Politik yang ada di desa Sendang:
- Partai Golkar;
- PKB;
- PDI Perjuangan;
- PPP;
- PKS;
Seni Budaya
suntingSalah satu budaya desa Sendang yaitu Tradisi "popokan" sebuah upacara adat lempar lumpur yang diperingati pada bulan agustus tepatnya hari jumat kliwon. Upacara ini sudah turun temurun sejak terbentuknya desa sendang. Upacara ini diawali dengan pembersihan mata air atau sendang itu sendiri, selanjutnya setelah sholat jumat warga membawa "ambeng" atau makanan dan jajan pasar ke rumah bayan (pengurus kampung) untuk acara selamatan. Setelah itu warga menuju perbatasan untuk mengadakan acara arak arakan, dalam acara ini terdapat kesenian dari desa sendang itu sendiri yaitu reog atau jatilan, noknik (pagelaran wayang orang), serta penampilan dari kreasi warga tiap RT nya.Dibarisan depan terdapat macan persembahan. Setibanya arak rakan ini di tempat popokan maka modin (pemuka agama) membacakan doa selanjutnya di ikuti perebutan persembahan oleh warga. Setelah itu acara popokan dilaksanakan, warga saling melempar lumpur namun tidak ada emosi disini mereka melaksanakan dengan suka cita, demikian juga penontonya jika terkena lemparan tidak boleh marah karena kata orang dulu orang yang terkena lemparan lumpur maka niscaya mendapat berkah.
Tradisi popokan sendiri berjalan sudah lama. Tradisi ini bermula ketika ada gangguan dari seekor macan yang mengancam warga, merusak tananaman dan meneror warga desa sendang. Namun diusir memakai senjata macan tidak mau pergi warga sempat takut dibuatnya, setelah itu ada seorang pemuka adat yang menyarankan agar macan tersebut diusir menggunakan tanah atau lumpur sawah dan yang terjadi macanpun pergi warga dengan suka cita merayakanya dengan lempar lumpur yang sekarang menjadi tradisi dan identitas wazrga desa sendang.
Untuk memperingati peristiwa tersebut, setiap bulan Agustus, warga setempat melaksanakan tradisi ini sebagai wujud rasa syukur atas keselamatan hidup yang diberikan oleh Tuhan. Masyarakat setempat saling melempar lumpur secara bergantian, bukan hanya dilakukan oleh anak-anak dan remaja, tapi juga melibatkan orang dewasa [1]
Popokan sendiri bermakna pembersihan diri atau bisa diartikan menghilangkan kejahatan/keburukan tidak harus dengan kekerasan, tetapi dengan rendah diri dan taat pada ALLAH SWT maka niscaya semua itu bisa dilawan.
Tempat Bersejarah
suntingSalah satu tempat bersejarah yang ada di desa Sendang adalah Jembatan Sendang, jembatan ini menghubungkan 2 dusun yaitu dusun Pondok dengan dusun Sendang. Jembatan desa Sendang ini dibangun atas prakarsa Rustamadji Mertodiwongso (kepala desa sendang kala itu)
Referensi
sunting
- ^ admin; Team, Warak Ngendog Tech (2023-03-05). "Tradisi Popokan, Perang Lumpur di Desa Sendang yang Sarat Makna dan Syukur". Semarang. Diakses tanggal 2023-03-05.