Seliling, Alian, Kebumen
Seliling adalah sebuah desa di kecamatan Alian, Kebumen, Jawa Tengah, Indonesia. Desa Seliling berjarak sekitar 7 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Kebumen, dan 7 km dari kecamatan Alian. Luas wilayah Desa Seliling adalah 2,41 km². Jumlah penduduk Desa Seliling adalah 5.887 Jiwa dengan rincian 2.895 Laki-laki dan 2.992 Perempuan. Desa Seliling memiliki 4 Pedukuhan/Dusun, 10 Rukun Warga, dan 21 Rukun Tetangga.
Seliling | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kabupaten | Kebumen | ||||
Kecamatan | Alian | ||||
Kode Kemendagri | 33.05.11.2010 | ||||
Luas | 2,41 km² | ||||
Jumlah penduduk | 5.887 Jiwa | ||||
Kepadatan | - | ||||
|
Batas-batas Wilayah
sunting- Sebelah Utara: Desa Sawangan
- Sebelah Selatan: Desa Surotrunan
- Sebelah Barat: Desa Kambangsari
- Sebelah Timur: Desa Tlogowulung
Pembagian Wilayah
suntingSeliling terdiri dari 4 Pedukuhan/Dusun yaitu:
- Dusun Jiwanalan
- Dusun Dukuh
- Dusun Kragapitan
- Dusun Pegandulan
Sejarah
suntingPembentukan Desa Seliling merupakan peleburan dua desa yang kini menjadi Pedukuhan yaitu Kragapitan dan Jiwanalan, saat itu masing-masing desa tersebut dipimpin oleh Lurah San Pawira di Kragapitan dan Lurah Dana Wijaya di Jiwanalan. Kedua pemimpin desa tersebut mempunyai gagasan mendatangkan ulama untuk mengajar ilmu agama. Ada beberapa alasan mengapa kedua desa tersebut melebur menjadi satu yang pertama adalah kedua desa tersebut hanya mempunyai satu ulama kemudian yang kedua karena serangan kolonial belanda.
Asal usul desa seliling yaitu pada zaman Belanda ada seorang pelarian dari mataram, setelah melakukan perjalanan yang panjang sampailah disuatu tempat karena capek (kesel) kemudian beristirahat sambil mengingat (ngeling-eling) tempat-tempat yang disinggahi, dari kosakata jawa inilah kemudian desa tersebut dinamakan desa Seliling, hari, tanggal dan tahun tidak diketahui. Desa seliling mengalami 9 kali pergantian kepala desa antara lain:
- Bapak. Dana Wijaya
- Bapak. Atma
- Bapak. Ahmad Khaeroji
- Bapak. Suheri, BA
- Bapak. Sutoyo, S.sos
- Bapak. Pardikun
- Bapak. Mohamad Anas (2007-2013)
- Bapak. Endo Yuga Raharja (2013-2019)
- Bapak Mohamad Anas (2019-2025)
Geografi
suntingDesa Seliling sebagian besar merupakan dataran rendah. Sedikit dataran tinggi berada di sebalah timur dan disebalah barat laut yakni di Dusun Dukuh yang berada di kaki Bukit Pagergeong atau dikenal warga setempat dengan Perbukitan Blawong dengan ketinggian wilayah Desa Seliling antara 30-120 meter di atas permukaan air laut Mdpl. Desa Seliling dibelah oleh sungai terbesar di Kecamatan Alian yaitu Sungai Kedungbener beserta anak sungainya seperti Sungai Dukuh di Dusun Dukuh, Sungai Kragapitan di Dusun Kragapitan dan Sungai Era di Dusun Pegandulan. Desa Seliling juga dilintasi saluran nduk irigasi Waduk Wadaslintang.
Penggunaan Lahan
suntingPenggunaan luas lahan wilayah desa Seliling dapat dilihat dalam tabel berikut:
No | Keterangan | luas |
1 | Pemukiman | 150 Ha |
2 | Sawah | 27 Ha |
3 | Tegalan | 32 Ha |
4 | Perikanan | - |
5 | Tanah bengkok | 32 Ha |
Demografi
suntingJumlah Penduduk Desa Seliling Kecamatan Alian jika ditotalkan ada sekitar 5.887 jiwa. Untuk lebih lengkap terkait data tersebut, berikut ini merupakan data lengkap dari keseluruhan jumlah penduduk Desa Seliling. Data berikut sewaktu-waktu bisa berubah berdasarkan sensus dan statik pertumbuhan dan pengurangan penduduk Desa Seliling akibat adanya Jumlah Kelahiran, Jumlah orang Meningggal, Jumlah Pidah Kependudukan, dll:
Tabel Jumlah TOTAL penduduk Desa Seliling
No | Keterangan | Jumlah |
1 | Laki-laki | 2895 orang |
2 | Perempuan | 2992 0rang |
Total penduduk | 5887 orang | |
Jumlah kepala keluarga | 1269 |
Tabel Jumlah penduduk Desa Seliling berdasarkan mata pencaharian
No | Mata pencaharian | Jumlah |
1 | Petani | 696 orang |
2 | Buruh tani | 165 orang |
3 | Buruh bangunan | 150 orang |
4 | PNS/TNI/POLRI | 51 orang |
5 | Pedagang | 300 orang |
6 | Lain-lain | - |
Tabel Jumlah penduduk Desa Seliling berdasarkan usia
No | Usia | Jumlah |
1 | Usia 0 – 14 tahun | 2772 jiwa |
2 | Usia 15 – 49 tahun | 1337 jiwa |
3 | Usia > 50 tahun | 1778 jiwa |
Tabel Penduduk Desa Seliling berdasarkan tingkat pendidikan
No | Tingkat pendidikan | Jumlah |
1 | Anak putus sekolah | 86 0rang |
2 | Anak tidak sekolah | 821 orang |
3 | Tidak tamat SD | 1444 orang |
4 | Tamat SD / sederajat | 1501 orang |
5 | Tamat SLTP / sederajat | 1472 orang |
6 | Tamat SLTA / sederajat | 490 orang |
7 | Diploma | 50 orang |
8 | Strata | 23 orang |
Penduduk
suntingSebagian besar penduduk Desa Seliling berprofesi sebagai petani, buruh tani, pedagang, Ibu Rumah Tangga, Wiraswasta dan PNS. Umumnya penduduk usia produktif pergi merantau atau bersekolah ke kota besar seperti Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi (Jabotabek), Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Surabaya, Kota Yogyakarta, Kota Surakarta, Purwokerto dan sejumlah kota besar di luar pulau seperti Sumatra, Bali, dan Kalimantan. Mayoritas penduduk Desa Seliling memeluk agama Islam namun juga terdapat agama lainnya seperti Kristen dan Budha. Jenjang pendidikan yang dicapai penduduk di wilayah ini adalah hingga Universitas meski sebagiaan besar tamatan Sekolah dasar dan Sekolah menengah pertama. Bahasa yang diucapkan oleh penduduk Desa Seliling umumnya menggunakan bahasa Jawa dengan logak/dialek Dialek Banyumasan atau Ngapak.
Potensi Desa
sunting1. Batik Seliling
- Batik Seliling merupakan salah satu koleksi batik khas Kabupaten Kebumen. Sentra pembuatan Batik Seliling berada di Dukuh Beji. Di tempat tersebut mempunyai jenis batik kontemporer dan klasik. Motif batiknya antara lain Kembang Kantilan dengan latar kancingan, Jagatan Kebumen, Bang-bangan, Sirkit, Gringsing, Burung lawet dan lainnya. Sama seperti batik Kebumen pada umumnya, Batik Seliling merupakan bawaan model dari kerajaan di Solo dan Yogyakarta. Umumnya pembatik sejak dahulu memang hanya membatik secara tradisional dan umumnya untuk jarit atau sinjang sebagai busana pelengkap kebaya.[1]
2. Wisata Alam Kedungdawa
- Wisata ini berada di Dusun Dukuh. Objek Wisata Alam Kedungdawa ini sempat populer pada era 1990-an kemudian redup puluhan tahun hingga pada awal 2015 mulai dikunjungi wisatawan kembali.[2] Wisata Alam Kedungdawa merupakan sungai kecil di tengah hutan dan di lereng bukit yang memilki keunikan tersendiri. Ya, Selain karena masih begitu alami dan di kelilingi hutan, terdapat keunikan akan adanya lubang-lubang bebatuan. Dimana setiap lubang batu memiliki kedalaman yang berbeda-beda. Kedalaman di setiap lubang batu tersebut ada yang mencapai kedalaman 3 meter. Bahkan dahulunya ada sebuah lubang batu dengan kedalaman hingga 5 meter lebih, itupun karena lubang-lubang batu tersebut sudah tertimbun bebatuan dan sedimentasi. Wisata Alam Kedungdawa memiliki banyak air terjun atau curug ‘mini’ yang menghiasi sepanjang sungai. Air terjun yang tidak terlalu tinggi itu mengucur deras jika musim penghujan tiba dan akan kering jika musim kemarau. Salah satu air terjun memiliki empat undakan dengan tinggi sekira 10 meter.[3]
Pranala luar
suntingReferensi
sunting- ^ "Batik Kebumen: Pembeli Asing Mulai Pesan, Modal Cupet". Suara Merdeka Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-10-02. Diakses tanggal 2016-09-29.
- ^ "Kedungdawa Diserbu Wisatawan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-10-01. Diakses tanggal 2016-09-29.
- ^ Kedungdawa, Sungai Unik di Kaki Bukit Pagergeong