Sefalosporin
Sefalosporin (sg. /ˌsɛfələˈspɔːrɪn/) adalah kelas antibiotik β-laktam yang aslinya diturunkan dari fungus Acremonium dan sebelumnya bernama "Cephalosporium".[1] Bersama sefamisin, mereka membentuk subkelompok antibiotik β-laktam bernama sefem.
Sefalosporin | |
---|---|
Kelas obat-obatan | |
Pemakaian | Infeksi bakteri |
Target biologis | Protein pengikat penisilin |
Kode ATC | J01D |
Pranala luar | |
MeSH | D002511 |
AHFS/Drugs.com | Drug Classes |
Saat ini sefalosporin relatif banyak digunakan dibandingkan antibiotik lainnya, karena kemungkinan terjadinya alergi kecil, memiliki sifat meracuni yang rendah dan merupakan antibiotik spektrum luas (broad spectrum).[2]
Di Indonesia juga banyak sekali digunakan sefalosporin bahkan untuk penyakit kronis di mana sebaiknya untuk penyakit kronis dilakukan kultur terlebih dahulu untuk mengetahui jenis bakteri dan antibiotik apa yang paling sesuai. Pemberian antibiotik dengan spektrum luas yang tidak tepat sasaran dapat mempermudah terjadinya resistensi obat berganda.
Penggunaan medis
suntingSefalosporin ditujukan untuk profilaksis dan penanganan infeksi akibat bakteri yang rentan terhadap antibiotik ini. Sefalosporin generasi pertama sangat aktif melawan bakteri Gram-positif, dan generasi-generasi selanjutnya semakin aktif melawan bakteri Gram-negatif (meski aktivitasnya sering berkurang ketika melawan organisme Gram-positif).
Generasi Sefalosporin
suntingHingga saat ini antibiotik spektrum luas sefalosporin telah memasuki generasi Ke-5:[3]
- Generasi I: sudah jarang digunakan. Obat oral generik yang tersedia di Indonesia, misalnya: sefadroksil
- Generasi II: kurang sensitif terhadap bakteri Gram positif, tetapi cukup sensitif untuk bakteri Gram negatif seperti H. influenza, Pr. mirabilis, Encheria Coli dan Klebsiela sp. Obat oral generik yang tersedia di Indonesia, misalnya: sefaklor dan sefprozil
- Generasi ke III: generasi ini saat ini paling banyak digunakan di Indonesia, efektif untuk menangani bakteri Enterobacteriaceae termasuk strain penghasil penisilinase. Obat oral generik yang tersedia di Indonesia, misalnya: sefiksim dan sefpodoksim
- Generasi ke IV: hampir sama dengan generasi ke III, tetapi sediaannya biasanya adalah bukan obat oral
- Generasi ke V: khusus untuk penyakit/bakteri yang multiresisten atau sudah tidak mempan terhadap kebanyakan antibiotik oral
Catatan: Walaupun sefalosporin adalah antibiotik spektrum luas, tetapi ia kurang efektif (bahkan mungkin resisten) terhadap bakteri aerobik (bukan anaerob), misalnya: Pseudomonas aeruginosa dan Aeromonas hydrophyla
Sefalosporin generik
suntingPada pertengahan bulan April 2015, India sebagai negara yang memproduksi obat generik terbesar, memiliki 1.246 obat generik dan juga Sefalosporin generik seperti berikut ini:[4] Cefaclor, Cefalexin, Cefadroxil, Cefaloridine, Cefazolin, Cefdinir, Cefditoren, Cefepime, Cefetamet, Cefixime, Cefoperazone+Sulbactam, Cefoperazone Sodium Injection, Cefotaxime, Cefpirome, Cefpodoxime Proxetil, Cefproxil, Ceftazidime, Ceftibuten, Ceftriaxone, Ceftriaxone+Tazobactam, Cefuroxime, Ceforoxime Sodium Injection.
Referensi
sunting- ^ "cephalosporin" di Kamus Medis Dorland
- ^ S. J. Dancer. "The problem with cephalosporins". Diakses tanggal 22 Desember 2014.
- ^ "SEFALOSFORIN". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-07-14. Diakses tanggal July 7, 2014.
- ^ "Generic Drug Database with Price Details". Diakses tanggal 15 April 2015.