Sebastião Rangel Gomes[1] (5 September 1973 – 28 Oktober 1991)[2] adalah seorang pemuda berusia 18 tahun asal Timor Timur yang tewas ditembak mati oleh intelijen Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) di Gereja Motael, Dili.[3][4]

Patung Sebastião Gomes (2016) sebagai tanda penghormatan dan pintu gerbang kemerdekaan bagi Timor Leste.

Prosesi misa Gomes dilakukan di gereja yang sama saat ia meregang nyawa, diikuti oleh berbagai kalangan pada tanggal 12 November 1991, dua minggu setelah pemakamannya bertepatan dengan bulan arwah dalam kalender liturgi, umat Katolik biasanya berziarah ke makam mendoakan mereka yang meninggal.[3]

Iring-iringan masa yang keluar gereja menuju Pemakaman Santa Cruz, Kota Dili, Propinsi Timor Timur dibubarkan dengan kekerasan oleh pasukan keamanan Indonesia. Sedikitnya 271 orang tewas, akibat dari rentetan tembakan secara terbuka kepada masa yang tunggang langgang lari menyelamatkan diri.[1][3] Proses pembantaian ini secara tidak langsung terekam oleh jurnalis Allan Nairn dan Amy Goodman yang ketika itu sedang meliput proses misa Gomes.

Rekaman pembantaian ini kemudian tersebar luas dan menjadi perhatian internasional, kelak dikenal sebagai pembantaian Santa Cruz, pintu gerbang kemerdekaan bagi Timor Timur.[5] Amerika Serikat dan Australia menarik dukungannya sebagai penyandang dana dan persenjataan bagi Indonesia di provinsi ke-27 tersebut.[6] Saat YouTube diluncurkan pada 2005, rekaman pembantaian ini telah diupload dan dapat disaksikan hingga kini, dimulai dari iring-iringan masa hingga mayat-mayat yang bergelimpangan di pemakaman Santa Cruz, sesaat setelah penembakan secara terbuka.

Referensi

sunting