Sayap serangga adalah pertumbuhan dewasa dari eksoskeleton serangga yang memungkinkan serangga untuk terbang. Sayap serangga ditemukan pada segmen toraks kedua dan ketiga (mesotoraks dan metatoraks). Dua pasang sayap ini sering disebut sebagai sayap depan dan sayap belakang, meskipun beberapa serangga tidak memiliki sayap belakang maupun rudimen sayap belakang. Sayap serangga diperkuat oleh sejumlah otot memanjang, sering kali memiliki hubungan silang yang membentuk pola "sel" tertutup di membran sayap (misalnya seperti pada sayap capung). Pola yang dihasilkan dari penyatuan dan hubungan silang otot sayap serangga sering kali menjadi indikasi dari garis keturunan evolusioner yang berbeda, dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi tingkat famili atau bahkan genus pada banyak ordo serangga.

Postur sayap capung dengan urat sayap yang terlihat dengan jelas
Lalat bunga yang sedang kawin dalam posisi terbang
Sayap lebah

Secara fisik, beberapa serangga menggerakkan otot terbangnya secara langsung, tetapi beberapa serangga memiliki mekanisme gerak terbang tidak langsung. Pada serangga dengan penerbangan langsung, otot-otot sayap langsung menempel pada pangkal sayap, sehingga gerakan kecil ke bawah dari pangkal sayap akan mengangkat sayapnya ke atas. Serangga-serangga yang terbang dengan mekanisme tidak langsung memiliki otot-otot yang menempel dan menggerakkan dada, menyebabkan sayap-sayapnya juga ikut bergerak.

Bagaimana dan mengapa sayap serangga berevolusi belum dipahami dengan baik, evolusi pada sayap serangga telah menjadi perdebatan sejak lama. Selama abad ke-19, pertanyaan tentang evolusi sayap serangga bertumpu pada dua pendapat berbeda. Pendapat pertama mendalilkan bahwa sayap serangga berevolusi dari struktur yang sudah ada sebelumnya, sedangkan teori kedua menyatakan bahwa sayap serangga sepenuhnya merupakan formasi baru.[1][2] Hipotesis "terbaru" juga menyatakan bahwa sayap serangga tidak terbentuk dari organ pelengkap leluhur serangga yang sudah ada sebelumnya, melainkan sebagai pertumbuhan dari dinding tubuh serangga.[3]

Referensi

sunting
  1. ^ Crampton, G. (1916). "The Phylogenetic Origin and the Nature of the Wings of Insects According to the Paranotal Theory". Journal of the New York Entomological Society. 24 (1): 1–39. JSTOR 25003692. 
  2. ^ Ross, Andrew (2017). "Insect Evolution: The Origin of Wings". Current Biology. 27 (3): R113–R115. doi:10.1016/j.cub.2016.12.014 . PMID 28171756 – via Web of Science. 
  3. ^ Averof, Michalis, and S. M. Cohen. (1997). "Evolutionary origin of insect wings from ancestral gills". Nature. 385 (6617): 627–630. Bibcode:1997Natur.385..627A. doi:10.1038/385627a0. PMID 9024659 – via Web of Science. 

Bacaan lanjutan

sunting

Pranala luar

sunting