Satyawati Suleiman

sejarawan dan arkeolog Indonesia

Dra. Satyawati Suleiman (7 Oktober 1920 – 26 Februari 1988) adalah seorang arkeolog wanita pertama dari Indonesia.[1] Ia juga dikenal sebagai arkeolog di bidang klasik dan ikonografi. Pada tahun 1954, ia bersama dengan R.P. Soejono, Bochari, Basoeki, Uka Tjandrasasmita, dan para arkeolog dari Belanda melakukan ekpedisi ke Pulau Sumatera, khususnya di wilayah Sumatera Selatan dan Jambi. Ekspedisi tersebut menjadi penelitian awal baginya tentang Kerajaan Sriwijaya berdasarkan studi ikonografi arca-arca Sumatera.

Satyawati Suleiman

Pendidikan

sunting

Ia lulus menjadi sarjana arkeologi dai Universitas Indonesia pada tahun 1953.

Karier

sunting

Satyawati Suleiman telah memulai kariernya sebelum lulus menjadi sarjana dengan bekerja di Dinas Purbakala sejak tahun 1948. Pada tahun 1958 hingga 1961, ia pernah menjadi perwakilan Indonesia sebagai Atase Kebudayaan di India. Selam bertugas di India, ia banyak menimba pengetahuan tentang candi dan arca sehingga menjadi sumbangsih pengetahuan dalam penelitian ikonografi di Indonesia. Kemudian pada tahun 1961 hingga 1963, ia masih ditunjuk sebagai Atase Kebudayaan di Inggris.[1]

Pasca menjadi Atase Kebudayaan, Satyawati Suleiman kembali ke Indonesia dan menjabat sebagai Kepala Bidang Arkeologi Klasik dari tahun 1963 hingga 1973 di Lembaga Purbakala dn Peninggalan Nasional (LPPN). Pada tahun 1973, ia menggantikan Soekmono sebagai kepala LPPN periode sebelumnya. Ia pada tahun yang sama juga menjadi penanggung jawab Proyek Pemugaran Candi Borobudur. Saat Satyawati Suleiman menjabat sebagai kepala LPPN hingga berakhir tahun 1977, lembaga tersebut berubah nama menjadi Pusat Penelitian dan Peninggalan Nasional.[2]

Selepas menjabat kepala LPPN, ia masih bekerja sebagai Ahli Peneliti Utama di Pusat Penelitian Purbakala dan Peninggalan Nasional hingga tahun 1985, sekaligus juga menjadi Governing Board pada SEAMEO Project on Archaeology and Fine-Arts (SPAFA).

Kehidupan pribadi

sunting

Menurut O. W. Wolters dalam tulisannya berjudul "In Memoriam: Satyawati Suleiman, 1920-1988" , sebelum meninggal Satyawati Suleiman pernah bercerita kepada teman-temannya jika pensiun nanti akan mengisi waktu luangnya dengan merawat kolam ikan di rumahnya. Namun, teman-temannya mengatakan jika hal tersebut dilakukan hanya akan membuatnya bosan. Hingga pada tahun 1985, Satyawati Suleiman diberikan sebuah hak untuk mempertahankan kantornya di Pusat Penelitian dan Peninggalan Nasional. Hak tersebut kemudian ia manfaatkan untuk menulis serta membantu para sarjana muda dalam membenahi artikel publikasi.[3]

Hasil karya

sunting
  • The Ancient History of Indonesia
  • Ancient Indonesian Art of The Central and Eastern Javanese Periods, (1971)
  • Concise Ancient History of Indonesia, (1974)
  • The Archaeology and History of West Sumatra, (1977)
  • Monuments of Ancient Indonesia, (1981)
  • A Few Observations of The Use of Ceramics in Indonesia, (1984)
  • Sculptures of Ancient Sumatra, (1999)

Rujukan

sunting
  1. ^ a b Wolters, O.W. (1988). "In Memoriam: Satyawati Suleiman, 1920-1988". Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde. 46: 122–125. 
  2. ^ https://www.kajanglako.com. "Satyawati Suleman". Kajanglako. Diakses tanggal 2021-03-20. 
  3. ^ Ugm, Hima. "[HIMAPEDIA] Satyawati Suleiman, Sang Arkeolog Wanita Pertama Bangsa Indonesia – Himpunan Mahasiswa Arkeologi FIB UGM" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-03-20. 

Pranala luar

sunting