Satryo Brodjonegoro
Satryo Soemantri Brodjonegoro (lahir 5 Januari 1956) adalah Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi dalam Kabinet Merah Putih yang dibentuk pada 20 Oktober 2024.[4] Sebelum menjabat sebagai menteri, Ia dikenal sebagai salah satu dosen di Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung.[5][6]
Satryo Soemantri Brodjonegoro | |
---|---|
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Indonesia ke-6 | |
Mulai menjabat 21 Oktober 2024 | |
Presiden | Prabowo Subianto |
Wakil | Fauzan Stella Christie |
Pengganti Petahana | |
Direktur Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi[2] | |
Masa jabatan April 1999[1] – 9 November 2006[1][3] | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 5 Januari 1956 Delft, Belanda |
Orang tua |
|
Kerabat | Bambang Brodjonegoro (adik) |
Penghargaan sipil |
|
Sunting kotak info • L • B |
Karier
suntingSetelah meraih gelar Ph.D. di bidang teknik mesin dari University of California, Berkeley, USA tahun 1985, ia bergabung di ITB. Sebagai ilmuwan, tulisan ilmiahnya mencapai lebih dari 99 publikasi.
Pengalamannya di bidang pendidikan tinggi antara lain dalam hal reformasi dan pembaharuan untuk peningkatan mutu agar mampu berdaya saing. Pada tahun 1992, ia dipilih sebagai Ketua Jurusan Teknik Mesin ITB saat mengawali implementasi dari proses self evaluation pada jurusan tersebut. Belakangan, proses ini diadopsi oleh ITB dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
Di bawah kepemimpinannya, pembaharuan pendidikan tinggi Indonesia dimulai pada Desember 2000 saat institusi pendidikan tinggi yang besar diubah menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN).
Sebagai Direktur Jendral Pendidikan Tinggi atau yang disebut pula Dirjen Dikti, Ia menghadapi banyak dilema di dunia pendidikan Indonesia. Salah satu ujian terberat yang dihadapi Satryo Soemantri Brodjonegoro adalah tingkat kualitas lulusan perguruan tinggi di dalam dunia kerja yang dinilai kurang kompeten. Hal ini diperburuk oleh kenyataan bahwa banyak putra putri Indonesia yang bersekolah di luar negeri dan bahkan mengabdikan dirinya di luar negeri pula. Keadaan ini membuat kualitas sumber daya manusia di mata internasional juga tidak begitu baik. Banyak negara di luar sana yang menilai bahwa Indonesia mempunyai kualitas tenaga kerja di bawah rata-rata. Bahkan generasi muda Indonesia memandang sebelah mata. Mereka lebih memilih bekerja untuk negara lain karena mereka menilai bahwa negara lain lebih menghargai kemampuan mereka dengan harga yang lebih tinggi.
Di sisi lain dari masalah yang muncul dalam masa jabatannya sebagai Direktur Jendral Pendidikan Tinggi, Ia tidak berhenti berkarya. Beliau bergabung dengan tim Japan International Cooperation Agency (JICA) dalam perencanaan gedung fakultas teknik Universitas Hasanudin di Gowa.
Saat ini Satryo aktif sebagai dosen tamu di bidang teknik mesin di Toyohashi University of Technology, Jepang dan ITB.
Penghargaan
sunting- Medali Ganesha Bakti Cendekia Utama dari ITB (Maret 2010)
- Bintang tanda jasa The Order of the Rising Sun, Gold Rays with Neck Ribbon dari Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia (3 November 2016)
Referensi
sunting- ^ a b "Undangan mengikuti Lokakarya Pengembangan Kapasitas Kepemimpinan Perguruan Tinggi 25-26 Oktober 2017 di Hotel Peninsula Slipi Jakarta" (PDF). Diakses tanggal 20 Oktober 2024.
- ^ "Prof Satryo Soemantri Brodjonegoro - Narasumber - Knowledge to Policy Conference". Diakses tanggal 20 Oktober 2024.
- ^ Murti, Krisna (12 November 2006). "Tiga Dosen ITB Dilantik Menjadi Pejabat Eselon II dan Anggota BAN PT". Diakses tanggal 20 Oktober 2024.
- ^ Safitri, Eva. "Daftar Lengkap Nama Menteri Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran". detiknews. Diakses tanggal 20 Oktober 2024.
- ^ "Satryo S. Brodjonegoro".
- ^ "DAFTAR NAMA GURU BESAR ITB YANG PENSIUN PERIODE 1 FEBRUARI 2009 S.D. 1 MARET 2010 PENERIMA MEDALI GANESA BAKTI CENDEKIA UTAMA" (PDF). Diakses tanggal 20 Oktober 2024.
Pranala Luar
sunting- (Indonesia) (Inggris) Google Scholar Satryo Soemantri Brodjonegoro
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Mashuri Saleh sebagai Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (1966) |
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Indonesia Jabatan diadakan kembali pada 2024 dengan nama Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi 2024–sekarang |
Petahana |