Tenun Bugis Pagatan

(Dialihkan dari Sarung Tenun Pagatan)

Tenun Bugis Pagatan (atau Tenun Pagatan) adalah kain tradisional masyarakat Bugis Pagatan, Kalimantan Selatan. Sarung Tenun Pagatan muncul bersamaan dengan kedatangan para perantau Bugis pada pertengahan abad ke-18.

Aneka motif dalam kain tenun Pagatan.

Selain nilai ekonomi dan budaya, tenun pagatan juga mengandung nilai sosial, tenun pagatan menjadi ciri khas masyarakat pagatan khususnya dan kabupaten Tanah Bumbu pada umumnya.[1] Sarung Tenun Pagatan ini hanya digeluti oleh masyarakat suku bugis pagatan secara turun temurun dengan ciri khas dan motif yang unik karena dibuat dengan cara yang sangat tradisional menggunakan alat penenun dari kayu dan hanya bisa diolah menggunakan benang sutera.

Saat ini, perkembangan Tenun Pagatan mengalami perkembangan pesat. Berbagai jenis pakaian muncul kemudian menggunakan tenun jenis ini. Tenun Pagatan tidak hanya digunakan sebagai pakaian tradisional saja. Namun juga berbagai jenis pakaian yang lain. Beberapa desainer terkemuka di Jakarta, dewasa ini mulai melirik untuk menggunakan kain tenun pagatan sebagai bahan dasar membuat gaun.[2]

Harga sarung tenun pagatan tergantung dari jenis dan motifnya, semakin bagus bahan dan motifnya semakin mahal harganya. Pada saat ini harga rata-rata sarung tenun pagatan mencapai Rp.500.000,-[1]

Motif Sarung Tenun

sunting

Berdasarkan cara tenun dan cara membuat desain motif pada kain tenun, ada beberapa jenis atau motif sarung tenun pagatan, yaitu:

Tenun ikat (bebbe’)

sunting

Jenis tenun ikat ini dibagi lagi menjadi dua jenis motif yaitu motif ikat lusi dan motif ikat pakan. Proses menenun benang dilakukan setelah benang tersebut dicelupkan ke dalam zat pewarna. Proses menenun dilakukan dengan cara mengatur benang tenun sesuai dengan hasil motif yang telah dibuat dalam proses mengikat (Bahasa Bugis: mabebbe)

Tenun Songket

sunting

Jenis tenun ini caranya adalah dengan menyisipkan benang tenun untuk membuat motif ketika menenunnya. Tenun pagatan yang berjenis songket terdapat 2 macam, yaitu:

Tenun Sobbe Are

sunting

Motif ini dibuat tembus ke sebelah dalam dengan cara menyisipkan benang tenun untuk membuat motif ketika menenunnya.

Tenun Sobbe Sumelang

sunting

Motif benang hanya disisipkan dibagian muka, motif tidak tembus ke sebelah dalam

Tenun Panji (Motif Anyaman Langsing)

sunting

Jenis ini dibuat dengan motif anyaman langsung melalui benang tenun yang disebut dengan istilah (bahasa Bugis) passulu yang dianyamkan dengan benang dasarnya. Hasil dari jenis tenun panji ini adalah ragam khusus sesuai dengan yang dibentuk dan diatur oleh penenun sendiri

Tenun motif biasa

sunting

Jenis ini sebagian besar motifnya berbentuk kotak-kotak. Motif ini juga dapat dipadukan dengan jenis tenun lainnya seperti jenis ikat dan jenis songket.

Bahan Tenun Pagatan

sunting

Bahan baku untuk membuat tenun adalah benang yang telah siap digunakan antara lain: Benang tenun, ada 3 macam benang tenun berdasarkan tingkat kualitasnya:

Peralatan Tenun Pagatan

sunting

Hampir semua peralatan yang digunakan untuk membuat sarung tenun pagatan sama dengan daerah asalnya, yaitu Sulawesi Selatan, tetapi sebagian peralatan yang digunakan oleh para pengrajin tenun Pagatan terbuat dari kayu.

Berikut beberapa jenis peralatan tenun pagatan:

  • Roweng atau mesin uluran
  • Ola
  • Ununseng
  • Pamedangan
  • Saureng
  • Patekko
  • Belebas
  • Paccucukare (Awereng) atau Penggulung
  • Are
  • Jakka (Sisir/pengatur benang)
  • Pamalu
  • Pessa
  • Simong
  • Tandrajeng
  • Boko-Boko
  • Bulang
  • Walida
  • Sakka

Referensi

sunting